L I M A

44 3 0
                                    

Ini akan menjadi rindu yang amat berat bagi sang pemilik hati beku. Rindu yang tak bisa bertemu bahkan saling tatap-menatap. Hanya ada di angan, yang tidak bisa di gapai di setiap embusan nafas. Mungkin ini hal yang amat parah bagi setiap sang pejuang hati untuk mengisi kerinduannya.

Saat sesampainya di kedai ia sama sekali tidak tahu cara berbahasa Indonesia dengan baik, ia hanya diam dan menggunakan google translate untuk membeli secangkir kopi pahit kesukaannya. Mungkin ini pertama kalinya ia membawa gitar ke kedai tetapi tidak ada seorang karyawan yang tahu jikalau ada sang penerus kedai tersebut.

Bagus. Katanya dalam hati. Ia bisa bernyanyi di atas panggung tanpa seorang pun tahu kalau ia adalah cucu dari pemilik kedai itu. untuk menyanyikan sebuah lagu kesukaan nya jikalau ia sedang berhati beku. Lagu nya tak pantas untuk didengar oleh seorang dua manusia yang sedang bercumbu rayu diatas embun kopi. Tetapi lagu ini pantas untuk orang yang sedang meniup kopi panas untuk melelehkan hatinya.

"Hai bisakah saya menyumbang lagu di stage itu, tenang saja kalian tidak perlu membayar saya" Tanya nya yang sedang menunggu jawaban dari manager kedai tersebut.

Ia kebingungan. Mengapa ada seorang bule tetapi bisa berbahasa Indonesia walaupun wajahnya nya ada sedikit perpaduan Asia nya. "Oh ya tentu saja" Ia tersimpul senyuman yang dibuatnya sejenak.

Ia bermain dengan gitarnya dan melalui petikan-petikan gitarnya menghasilkan tepuk tangan gemuruh dari pengunjung kedainya. Gitar putih yang sudah terlihat sedikit lusuh tetapi tidak menghilangkan jikalau gitar itu adalah pemilik musisi terkenal pada zaman nya.

Photograph - Ed Sheeran

Salah satu lagu yang mungkin harus memiliki teknik lebih dalam memainkannya bersama dengan gitar. Tetapi setelah 1 menit berjalan penonton pun ikut bernyanyi sepertinya pengunjung pun ikut merasakan betapa perihnya makna dari lagu tersebut dan diikuti alur hujan kecil diluar sana.

Momen yang amat Pas.

Love can heal, loving can mend your soul
And it's the only thing that I know, know
I swear it will get easier,
Remember that with every piece of you
Hm, and it's the only thing we take with us when we die.

Tak ada satupun orang yang tahu, sebulir air mata tumpah. Hanya sebulir. Ia cepat cepat menghapusnya. Dan menyelesaikan lagunya lalu ia pergi.

                               💌

Konon katanya kalau rindu dibalas dengan rindu katanya menyenangkan. Tapi apakah ia tahu kalau ia sedang dirindukan.

Ini berbeda

Ia rindu

Dengan buku OSN fisikanya.

Yang tertinggal dikala ia sedang bersiap-siap untuk terapi dalam pengobatannya. Ia sangat amat menyesal

"Den kenzie udahlah den, jangan galau baru aja ketinggalan buku blom pacar" ledek bibik yang sedang menyuapinya diatas ranjang Rumah Sakit.

"Ini permasalahannya beda bik, pacaran aja belum pernah gimana ngerasain kehilangan. Kalau buku kan udah setiap hari aku genggam ya kan?" Lihat saja bibir bebek, nah semirip itu jika ia sedang merajuk.

"Gausah belajar pasti menang Den, inget tuh piala dirumah udah berjejeran tiap hari bibik lap-in den biar berkilau-kilau"

"Sa ae nih" Bercandanya.

Sudah 5 jam ternyata ia berbaring di atas kasur dengan bukunya yang lain. Setiap minggu sekali sehabis pulang sekolag ia sempatkan untuk terapi, walaupun efeknya kadang bertolak belakang dengan kondisinya jika ia sedang tidak stabil.

Kalau sedang bosen dengan pelajaran biasanya salah satu manusia dari sekian persennya akan Rebahan.

Ini beda

Jika ia sedang bosan ia akan bermain PS IV. Gatau lagi sih pemikiran orang cerdas, main Game aja pakai itungan biar teori nya tuh dipakai.

"Coy ayolah gasss maen, kenapa lu jadi ambis seketika sih?" Tanya Ardan yang sedang maen game dengan mulutnya yang bawel.

"Nih anak aja nih, yang lu bisa liat sendiri sampai buat etalase khusus untuk piala doang, lagi maen game bareng" Sambil nunjuk ke Fazel yang lagi serius sambil ngitung buat strategi selanjutnya

"udahlah coy Gita gabakal suka ama lu. Lu mau jadi orang keempat?" Fazel ikut-ikutan karna ia tak tahan lagi dengan sikap ambis nya Fiki berkutit dengan Gitarnya yang sudah buluk dan jangan lupa headsetnya.

karna udah ada orang ketiga jadi Fiki memutuskan untuk jadi orang Keempat untuk merebutkan Gita.

Ardan mem-pause game nya.

"Gini ya Gita itu udah bersenandung dengan dunia musiknya, lah kita kan dunia Teater."

"Dunia Teater itu beda bro, di dunia Teater lo bisa berkecimpung bebas bermain dengan keadaan yang tidak pernah adil sama lo dan dipanggung yang biasa lo sebut dengan dunianya Teater lo bisa mengekspresikan diri lo tanpa takut dengan adanya ancaman dosa. Tuhan menciptakan dunia Teater untuk orang yang ga bisa berkecimpung di dunia yang fana ini" Ardan yang sudah tak tahan lagi sampai ia buka suara dengan panjang×lebar×tinggi

Sekarang kita tahu kenapa anak Teater lebih suka bermain dengan keadaan.

Black HoleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang