IV. Arjuna Dewangga

712 21 5
                                    

"Aku fikir ini mimpi. Mengenal orang sepertimu layaknya keajaiban Illahi. Tapi, Allah punya cara tersendiri. Menyatukan 2 insan yang nanti akan saling mengasihi." -Cianjur/Bdg

Chapter 4~



------------------------
------------------------

Setelah hati yang menguasai. Ambisi mengenalmu nampak jelas terjadi. Kau sosok yang kuimpikan selama ini. Jauh dari hal yang ku kira, kau memang sosok yang berbeda. Pantas saja, saat itu aku bagai dipaksa masuk mengisi hidupmu, tanpa alasan membekali.

Awalnya, aku enggan membuka diri. Apalagi, aku sendiri yang berusaha mendekati seorang pria sepertimu. Untuk dekat denganmu, meyakinkan mu jika aku pantas menjadi temanmu, butuh kekuatan tersendiri. Seringkali, hatiku mundur di awal menanggapi sikap dinginmu. Aku sama seperti perempuan lainnya, yang enggan orang terkasih bersikap dingin seperti ini.
Sampai suatu saat, aku berbicara dengan sahabatmu, Febri.

"Feb, aku kayanya mundur aja deh deketin Juna." Kalimat itu terlontar begitu saja dari mulutku. Kemudian Febri menanggapi.
"Lho kok gitu Ny? Jangan gitu dong." Pintanya.
"Aku minder Feb. Aku sadar diri, untuk orang sepertiku dapat dekat dengannya, apalagi mengharapkan balasan cinta darinya, sangatlah tak mungkin. Aku tahu, aku sadar jika Juna berbanding terbalik denganku. Aku siswa perempuan biasa, dan terbilang nerd. Sementara dia, pria tampan, super hits di sekolahnya. Apalagi jika dibandingkan dengan latar belakang ekonomi, sangat berbeda jauh rasanya. Aku bukanlah perempuan yang tiap sore atau malam nongkrong di mall untuk sekedar Qtime dan shopping menghabiskan uang orangtuaku. Aku hanya anak rumah, yang untuk izin keluar rumah saja harus bawel tanpa ampun." Jawabku panjang lebar.

"Hanny, emangnya Juna anak yang liat orang dari sisi kaya gitu? Dia kalo udah nyaman sama orang, ya deket aja. Asal kamu tahu Ny, dia bukan orang yang seperti kamu kira. Dia bukan orang yang seringkali menghabiskan uang-uangnya untuk hal yang gak penting, nongki gak jelas. Kalau dia ke mall, paling tempat favoritnya gramed. Dia itu orang yang terbilang susah dibawa ke tempat rame Ny, aku aja kalo ngajak dia harus ekstra.
Sempet aku sama dia ke mall dan kamu tahu apa yang terjadi? Ada sekelompok cewek yang rumpi gitu lah pokoknya, mereka deketin kita berdua dan kamu tahu mereka ngapain? mereka minta fotbar sama Juna wkwkwk, padahal Juna sendiri gak kenal sama mereka. Itu Ny yang dia malesin kalo pergi ke mall, gitu." Jawab Febri sambil cekikikan di vn, karena katanya dia sendiri yang fotoin cewek-cewek itu, sekaligus dia juga yang nyaksiin muka bt Juna yang kepaksa fotbar sama mereka. :v

"Anjir-anjir ngakak😂 kok bisa sii? Udah kaya artis aja si Juna wkwk. Tapi bener Feb kalo aku deketin dia bakal gapapa?" tanyaku.

"Apanya yang kenapa-napa? Ngga lah Ny, selaw. Eh btw, kamu belum tahu kan cerita bulan Maret kemarin?"
"Apa feb?" tanyaku.
"Maaf aja nih Ny, aku rada-rada flashback, ngakak soalnya wkwk"
"Selaw lagi Feb, aku asik kok dengernya." jawabku.
"Jadi gini, waktu itu Juna di undang ke acara birthday party temennya, cewek, namaya Mora. Juna bareng bandnya nyanyi gitu lah ya ngisi acara. Dan dipenghujung acara, kamu tahu apa yang terjadi? MORA NEMBAK JUNA. DI DEPAN UMUM. PAKE MIK :V bayangin! " Ia menjawab dengan menekankan kalimat akhir satu persatu.

"OMG, terus Juna gimana? Kok bisa banget ya si Mora. Anjir :3 " tanyaku sambil berusaha menawan tawa.
"Ya Juna pergi, ninggalin acara, tanpa lihat kondisi. Dia malu lah Ny. Gak sempet mikir kok cewek bisa jatohin harga dirinya gitu si. Juna gak suka cewek begituan. Tapi, walaupun itu bukan salahnya Juna banget, besoknya di sekolah, Juna nyamperin si Mora, minta maaf, dia bilang kalo dia gak ada maksud untuk permaluin Mora di depan umum. Si Mora kasih Juna maaf, walaupun kayanya dia masih nanggung malu akibat kejadian semalam. Wkwkwk" jawab Febri panjang lebar.

"Baguslah Juna tinggalin acara. Gak penting gimana si Mora nanti. Suruh siapa ngelakuin hal yang bisa jatohin harga diri? Gak berkelas banget jir tuh cewek. Sayang cantik-cantik kok gitu hahahaha." jawabku dengan penuh syukur.

"Iya Ny, jadi kamu tau kan hal apa yang gak dia suka? Dia gak suka ke cewek kaya gitu. Ngungkapin perasaannya duluan ke cowok, apalagi pake cara si Mora. Sekalipun si cewek cinta banget, ya jangan sampe gitu lah. Juna gak suka." Celoteh Febri.
Akupun menjawab tanda mengerti.

"Hanny, bukan tanpa alasan aku kenalin kamu sama Juna. Aku fikir, kamu cewek yang pas buat bisa bareng Juna nanti. Kamu kenal Juna gitu aja kan? Tanpa direncanain? Aku sama kaya kamu, aku sahabatan sama dia gak dari kecil kok. Kita kenal sejak kelas 5 SD dan alhamdulillah sampe sekarang, insyaallah nanti...."
Febri diam sejenak, kemudian kembali melanjutkan ceritanya.
"Percaya atau ngga aku kenal dia karena sebuah sms yang salah kirim. Apa itu direncanain? Ngga kan? Bahkan aku sama dia LDF (Long Distance Friendship :v) , dia Bogor kota dan aku pelosoknya wkwk. Tapi, emang takdirnya aku harus dekat, sahabatan sama orang misterius kaya dia. Buka mustahil, jika kamu bisa kaya aku, bahkan lebih. Jadi aku harap kamu semangat yaaa... Aku yakin kamu bisa, aku percaya kamu Ny."

Tak lama, Febri mengirimkan sebuah catatan

Tak lama, Febri mengirimkan sebuah catatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tertawa membaca catatan awkward Febri. Rasanya, aku tepat menambatkan hati. Semoga nanti kenang manis menyertai. Antara aku dan dia, sang pencuri hati.

Aku juga terdiam mendengar apa yang Febri ucapkan. Aku berfikir, jika memang benar, manusia dipertemukan karena sebuah alasan yang bernama takdir. Dan Allah bukan tanpa alasan mempertemukan keduanya. Meskipun nanti tidak saling melengkapi dan hanya terlihat saling membebani.

-------------------
-------------------

Staytune, kisah Hanny dan Juna akan meluncur setelah ini wkwkwk😂😂
Don't forget for ur vomment guys❤ jangan lupa juga sertakan kritik dan saran, itu sangat penting😊😊

Perempuan Pejuang RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang