4. Janji?

53 6 0
                                    

Waaahh udah lumayan banyak yang baca ^^
Tolong berikan bintang pada cerita ini untuk penyemangat hehe 😭😭😭

Oke itu aja pesan Mimin, selamat membaca!!!

🍁🌻🍁

Sudah tiga hari berlalu, sejak kejadian waktu itu. Adelia tak pernah melihat keberadaan Hafiz dan juga Dirga, entah mereka memang tidak masuk sekolah atau Adelia yang belum di izinkan untuk bertemu

Kelas mereka berdua, 11-4A cukup jauh  jangkauannya dari kelas Adelia yang berada di pojok kanan gedung sekolah sedangkan kelas mereka berdua berada di tengah-tengah gedung yang harus melewati loker siswa dahulu untuk menuju lorong kelasnya

"Del!" Cindy berteriak sengaja ketika melihat Adelia sedari tadi melamun, menatap kosong ke semangkuk bakso di depannya "lo kenapa sih?! Aneh banget dah hari ini"

Adelia terkesiap, Matanya langsung teralihkan oleh Cindy yang kini mpoutkan mulutnya seraya berkacak pinggang "Aku gak apa-apa kok, aneh gimana?"

"Dari tadi begong aja, Sayang tuh bakso-nya nanti kedinginan lagi gak dimakan-makan"

Adelia memutarkan kedua bola matanya, mengapa Cindy labih mementingkan Bakso dari pada dirinya. Baiklah! Memang kasian bakso yang ia pesan saat ini, pasti kedinginan karena ingin dimakan. Tapi apakah Cindy tak berpikir atau tidak mencoba menanyakan mengapa dirinya melamun, sepertinya gadis berambut sebahu di depannya ini tidak peka atau memang tak perduli?

"Kenapa kok lo liatin gue gitu, hari ini gue kelihatan Cantik yah?" Tanya Cindy sembari mengibaskan rambutnya yang sebahu lalu ia mengedipkan matanya dengan genit membuat Adelia mendelik

"Udah ah, jangan ajak aku ngomong, aku mau makan!"

Cindy tertawa melihat Adelia memajukan bibirnya sampai 3 senti dengan melipat kedua tangannya di depan dada, Sambil mencibir tak jelas. Adelia terlihat begitu menggemaskan. Pipinya yang chuby makin tembem sudah seperti bakpao

Karena kesal di tertawa Kan oleh Cindy, Adelia langsung mamalingkan mukanya dari Cindy dan tepat saat matanya di fokuskan. Dari kejauhan ia melihat seseorang lelaki yang di cari-carinya selama tiga hari ini, lelaki itu masuk ke dalam kantin seraya tertawa bersama teman akrabnya. Membuat mata Adelia berbinar-binar seperti menemukan emas di dalam harta karun

Cindy yang melihat perubahan wajah Adelia langsung mengetahui apa  yang menyebabkan Adelia terbengong tadi, ya siapa lagi kalau bukan lelaki yang terkenal di sekolah dengan sebutan Pince Ice. Hanya lelaki itu lah yang mampu merubah Adelia kembali tersenyum walau dalam situasi se-Badmood apapun

Hafiz berjalan memasuki kantin bersama teman akbrabnya yang bernama Rafael, Tinggi mereka hampir sama hanya beda seangin saja, Akan tetapi Hafiz lebih tinggi. Rafael itu terkenal dengan lelaki yang tak bisa diam dan 180° terbalik dengan sifat Hafiz yang super duper cuek, tapi mereka masih bisa berteman dan saling melengkapi kekurangannya masing-masing

Dengan sesekali canda tawa, Hafiz berjalan melewati meja Adelia yang berada di tengah kantin, Adelia yang melihat hal itu langsung pura-pura memakan baksonya seperti tak mengenal siapa Hafiz, menganggap lelaki itu angin berlalu. akan tetapi setelah lelaki itu sudah menjauh darinya Adelia tak ada henti-hentinya menyoroti matanya ke arah Hafiz. Merekam semua pergerakan Hafiz yang akan ia simpan di memori otaknya, lalu akan ia putar di kala ia sedang merasakan rindu dengan lelaki bermata coklat itu

"Ehem" Deheman Cindy mampu membuat Adelia mengalihkan pandangannya "jadi yang bikin lo galau tadi karena dia toh"

"Aish!! Jangan keras-keras, nanti kalau dia denger gimana?! kamu mau tanggung jawab!!" Adelia langsung melempar tatapan bengisnya, yang seharusnya terlihat menyeramkan tapi malah terlihat lucu

Once Upon A TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang