Part 3

40 5 0
                                    

   Pada waktu yang sama, Faris, Rizky dan Rani sedang menikmati makan siang, setelah satu jam puas bermain timezone di sebuah pusat perbelanjaan di Bandung.

   Rani duduk di depan Faris, sedangkan Rizky berada di samping kanan Faris. Ekspresi di wajah Faris membuat Rani merasa senang. Ingin sekali Rani berkata bahwa ia begitu senang berada di tempat ini bersama dirinya kata-kata yang ingin dikatakanya terasa kaku di lidah sehingga Rani tidak jadi mengatakannya.

   Ris, apa cuma Vera yang bisa buat lo bahagia? Apa gak ada orang lain selain Vera yang ada di hati lo? Apa gak ada kesempatan buat gue?

   Rani ingin sekali bertanya seperti itu. Namun, apalah daya Rani tidak berani. "Apa pun keadaannya kita bertiga tetap sahabat." Ucap Rani sambil melanjutkan makan.

   Faris dan Rizky tersenyum sendu sebagai balasannya. "Iya kita tetapa sahabat." Ujar Rizky.

  Tanpa terasa mereka bertiga sudah menghabiskan waktu satu jam hanya untuk mengobrol sana-sini.

   Tiba-tiba, Rizky mendesah penuh harapan, lalu bertanya kepada sahabat nya. "Jatuh cinta itu..., gimana rasanya ya?"

  Faris sedikit menahan tertawa menanggapi pertanyaan Rizky yang tidak biasa. "Makanya jatuh cinta, sebelum orang-orang nganggep kita homo,"

  Rani tersenyum lebar. "Kayaknya, menyenangkan banget, bisa pergi berdua kemana-mana, tukeran hadiah, ngerayain hari-hari penting, kaya si Faris sama si Vera noh." Rani menyebut nama sahabat nya.

  "Huh." Faris mendengus. "Ah iya iya kalian kan belum pernah jatuh cinta, haha." Ujar Faris sambil tertawa terbahak.

  "Enak aja lo, gue udah. Ya, walaupun---" ucap Rani sambil menepuk kening nya dan menyesal menjawab pertanyaan Faris.

  "Ah jangan-jangan cinta pertama lo gue lagi?" Tanya Rizky sambil mengerling jenaka.

  "Enak aja." Rani meleletkan lidah tak peduli.

   Mempunyai sahabat lawan jenis memang menyebalkan; salah satu hal paling menyebalkan di dunia selain kepergian orang yang paling di sayang. Pasalnya jika salah satu jatuh cinta kepada satunya itu merepotkan, harus pura-pura ikut bahagia ketika dia bahagia.

   Tiba-tiba, Faris mendongak. Pandangannya dan Rani bertemu tanpa sengaja. Rani jadi salah tingkah, lalu menunduk malu. Ketika ia mengangkat muka, Faris sudah mengalihkan pandangan terhadap ponselnya. Tiga detik kemudian Rani hanya terpaku pada tatapan Faris tadi. Rani menyembunyikan wajahnya yang memerah, walaupun yakin Faris tidak melihatnya.

   Telepon berbunyi. Segera setelah satu dering Faris menyambar ponselnya. Tiba-tiba ekspresi nya berubah ketika ia mendengar suara perempuan kecil dibalik telepon. Ini farah, bisik Faris kepada sahabat-sahabatnya.

   Oh Farah. Rani ikut tersenyum, ia kira itu telepon dari Vera.

   Rani mendengus mengingat kali pertama ia mulai jatuh cinta kepada sahabat nya itu. Pada saat itu pula ia mulai memerhatikan Faris dengan seksama, menatap Faris begitu dalam, bahkan ia pernah menaruh surat di dalam loker Faris menggunakan amplop berwarna putih, amplop sederhana tanpa nama dan berisi selembar kertas tipis.

   Isinya adalah sepotong sajak yang ditulis tangan rapi. Ya, walaupun bukan tulisan tangan Rani.

Barang kali aku yang salah menjatuhkan hati. Membiarkan sejuta rasa yang ada terhempas entah kemana.
Tapi, biarlah aku akan mencoba terbiasa dengan luka, dan nantinya kutau semua ini akan baik-baik saja.
Bukan sekali aku jatuh cinta oleh caramu lalu dibuat rindu oleh tertawa mu atau karena tutur kata mu
Semua tentangmu memang yang paling aku suka.
Tapi, jauh dari sana, aku mencintaimu berasal dari apa adanya dirimu. Karena lebihmu aku kagumi, dan kekuranganmu akan selalu aku cintai.

🌸🌸🌸

Hai everyone❤
Sebenernya aku harusnya bikin cerita tentang sisi Vera. Namun, udah 2hari nyoba mikir tapi gak keluar ide tentang Vera jadi aku sedikit nyerita sisi Faris, hehe.
Aku mau ngingetin buat kalian yang pengen baca versi Faris nya bisa cek di Wattpad reishaafa di sana udah next lebih dulu. See you guys tungguin part selanjutnya❤ jangan lupa vote❤

Tertanda,
Ervi Nurul

Kembali ~ [ Vera ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang