Part 5

25 3 0
                                    

Apa pun yang terjadi aku akan tetap
Mencintaimu. Berjanjilah
Kau akan tetap di sini bersamaku.
======

    Aku terbangun di atas tempat tidurku, merasa penat, kosong. Cahaya yang menyeruak di balik tirai berwarna merah muda. Terlihat warna-warni pelangi di ujung sana, sedikit sekali seperti sudah mulai pudar karena matahari mulai terbit. Hari yang sama dengan perasaan yang sama terhadap orang yang sama, Faris.

    "Vera, bangun sayang mandi dulu," terdengar suara bunda teriak dari dapur. Satu-satunya orang yang sampai detik ini aku anggap superhero di rumah. Bunda memang galak. Tapi, masakan nya itu bikin gak berhenti makan.

    "Iya, iya bangun." Jawab Vera dengan malas, lalu bergegas pergi ke kamar mandi dan segera pergi ke dapur.

    "Aku libur seminggu, Bun. Karena kelas tiga ada ujian gitu." Ujar Vera sambil duduk di kursi dan segera meminum susu coklat kesukaan nya.

    "Mau kemana hari ini? Kebetulan bunda gak libur jadi kita gak bisa belanja cantik ya," ujar Ibu yang berusia empat puluh dua namun terlihat seperti umur tiga puluh tahun.

    "Mau jalan sama temen-temen biasa anak gaul bandung bruh." Kata Vera dengan tawa bahagia nya.

    "Gila anak gaul bandung bro, awas aja macem-macem bunda sambelin tuh mulut! Udah lanjutin makan nya. Bunda pergi dulu ya. Hati-hati kalo mau main, inget." Tukas Ibu satu anak ini dengan nada kesal.

    "Yaelah. Bun, gitu aja emosian pake mau di sambelin segala nih bibir yang sexy kaya mulan jamila ini. Hati-hati, Bun." Canda Vera cengengesan sambil memakan roti berselai coklat nuttela.

🔻🔺🔻🔺

    Terdengar suara telepon genggam milik Vera berdering. "Apaan deh ini telepon-telepon." Ucap Vera kesal karena ia sedang terburu-buru.

    "Haloo, heh kamu di mana sih? Lama amat buk." Ucap seseorang di balik telepon itu.

    "Ya sabar kali ini juga udah buru-buru, suruh siapa pergi pagi banget," ujar Vera tak mau disalahkan karena telat.

    "Ini udah jam setengah sebelas dan kamu bilang pagi? Padahal janjian jam sepuluh loh, Ver." Gumam Faris sambil meminum teh yang tadi ia pesan.

    "Sabar keles, sebentar lagi nyampe deh asli gak bohong." Ucap Vera yang terburu-buru turun dari ojek online nya.

    "Yaudah cepet napa buk, keburu lebaran nih," tutur Faris.

    "Heleh lebaran-lebaran lebay banget sih, kamu ngapain diem di situ?" Tanya Vera yang sudah tepat di belakang cafe tempat Faris memesan teh.

    "Tau dari mana heh?" Tanya Faris terheran-heran.

    "Lihat ke belakang deh, Om." Kata Vera sambil mematikan telepon nya.

    "Kaya dukun aja tiba-tiba nyampe," ucap Faris.

    "Mau kemana kita?" Tanya Vera sambil meminum teh milik Faris tanpa meminta izin.

    "Tunggu di sini aja, si Rizky lagi nganter dulu si Rani ke rumah saudara nya yang meninggal. Nanti mereka langsung kesini udah aku kasih tau. Eh udah aku pesen makan buat kamu si perempuan yang gak takut gendut." Jelas Faris sambil membuka jaket nya.

Kembali ~ [ Vera ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang