1

25 1 2
                                    

Oh Tuhaaan
Ku cinta bunda
Ku sayang ayah
Rindu mantan
Inginkan balikaaan
Ut-

"KAAAAAK!!!"

Gadis itu menghentikan acara menyanyi di kamar mandinya lalu berdecak sebal.

"APA?!"

"Kak Arya perjalanan kesini!"

"mampus!" ujar Keisya sambil terus mengumpat pelan dan sesegera mungkin menyelesaikan ritual mandi pagi setelah mendengar jawaban dari adik laki-lakinya.

Baru saja Keisya akan memakai seragamnya lalu menepuk jidat dengan pelan. Dia lupa membawa rok.

"Dek!!" hening.

"ADEK!!" teriak Keisya lagi.

"RANGGA!!" Keisya berdecak pelan saat adiknya tak menjawab.

"WIRANGGA PURNOMO DWI SAPUTRO! LO BUD-" belum sempat Keisya melanjutkan teriakannya, pintu kamar mandi sudah di pukul dengan keras.

"Apa sih KAK?!! Pagi-pagi udah heboh!!" jawab Rangga sambil sesekali memukul pintu kamar mandi yang membuat Keisya harus berkali-kali mengelus dadanya.

"sumpah ya dek! Kalau gua punya penyakit jantung terus lo kaget-kagetin kayak tadi terus gua mati gimana coba?!!"

"alhamdulillah dong! Bunda gak usah beli beras, udah banyak orang yang ngasih." sontak saja Keisya memukul pintu kamar mandi dengan sangat keras hingga kaca di pintu bergetar.

"HEI!!" teriak Keisya, Rangga tertawa puas.

"berhenti ketawa! Ambilin rok di kamar kakak!! SE.KA.RA.NG!" kata Keisya dengan penuh penekanan di kata sekarang.

Rangga berdecak pelan lalu mengambil rok seragam di kamar kakaknya. Bisa jadi bencana jika Rangga tak segera menunaikan perintah kakaknya.

"woi kak! Ini roknya! Gua gantung di pintu!!"

"iye!"

Jika orang yang mengantar jemput kalian setiap sekolah itu teman atau pacar ataupun orang tua maka Keisya berbeda, orang yang mengantar jemputnya adalah mantan, ya MANTAN PACAR.

Keisya segera merapikan rambut setelah mengenakan rok seragamnya.

"KUTILANAK BUNTING!!" Teriak Keisya heboh.

Bagaimana tidak? Di depan pintu kamar mandi Arya berdiri dengan wajah bodohnya.

"Ngapain lo?!" sembur Keisya.

"itu tadi mandi apa semedi? Lama banget?"

"nonton film" Keisya menjawab dengan asal, karena tak mungkin bercerita jika Keisya bangun ke siangan lalu ke asikan bernyanyi lagu Anji yang liriknya diubah sesuka hati.

"bokep?"

"gendeng! Ya nggak lah!" jawab Keisya heboh lalu berdecak pelan. Kadang orang pinter juga bisa bloon ya.

"lemot"

"bodo amat lah ya... "

Rangga menggelengkan kepala dengan mata tak lepas mengamati sang kakak. Lihat saja sebentar lagi keisya akan berteriak seperti orang kesurupan tak kala melihat adik paling kecilnya masih hanyut dalam mimpi.

"RAHENDRA PURNOMO TRI SAPUTROOO!!"

Benar kan?

Arya melihat jam tangannya menunjuk pukul 06.05, sebentar lagi kota kecil ini akan penuh dengan kemacetan di sepanjang jalan. Dan sebaiknya Arya segera menyeret Keisya sebelum kaca di rumah pecah, eh salah! Maksudnya sebelum jalan jadi penuh.

"Kei, berangkat sekarang, sarapan di jalan." Keisya hanya menjawabnya dengan gumaman kecil. Keisya langsung mengambil sepatu dan tas punggung miliknya. Tanpa lupa membawa kedua bekal yang dimasukkan di tas jinjing warna biru.

Jangan dikira bekal Keisya satunya akan di berikan untuk Arya, BIG NO! 2 itu, satu untuk sarapan, dan satu untuk makan siang.

Sekolah Keisya dan Arya berbeda. Arya bersekolah di SMA Favorit kota, dan Keisya bersekolah di SMA Kabupaten. Untuk Keisya jarak rumah dan sekolah butuh waktu 10 menit sementara untuk Arya butuh sekitar 45 menit. Keadaan dan keluarga yang mengajarkan harus tepat waktu atau hukuman menanti.

Membuat sifat dislipin Arya mengakar kuat, berbanding terbalik dengan Keisya.

"Pulang sama sia-"

"Sama temen, udah sana keburu telat" potong Keisya. Arya menghela nafas, rasanya seperti menjadi supir. Habis dianterin eh diusir.

"Masuk sana"

"Lo berangkat, gua masuk!" ucap Keisya dengan senyum manis yang terpatri di wajah cantiknya. Arya tau ucapan Keisya itu mutlak dan tak bisa dibantah.

"Gua berangkat" Arya tersenyum tipis dan menatap lekat sepasang mata hitam Keisya.

"Hmm hati-hati"

Setelah melihat motor Arya menghilang dari tikungan barulah Keisya memasuki sekolah. Baru beberapa langkah, kunciran rambutnya sudah ditarik.

"Cieh habis dianterin... Aroma Traktiran udah bertebaran aja" goda Lala sambil memainkan kunciran kuda Keisya. Keisya mendegus keras, sahabatnya ini hanya peka dengan 3 hal yaitu liburan, traktiran, dan jalan-jalan.

"Iye kalau balikan!" jawab Keisya dengan tersenyum miring. Keisya tau pasti itu tidak akan terjadi karena Arya yang menyandang status berpacaran.

"Dia punya pacar" ucap Keisya tenang.

"Kalau dia mutusin pacarnya buat elo?" tanya Lala dengan senyuman menggoda.

"Nggak mungkin" Lala melotot lalu menarik kunciran Keisya dengan keras hingga Keisya terhuyung ke belakang.

"Apaan?! Sakit Ya Allah..." ucap Keisya sambil memukul lengan Lala sama kerasnya.

"Semisal Arya mutusin pacarnya buat e-"

"Gua tabok! Dikira perasaan perempuan itu mainan?"

"Tega?"

"Kagak sih" Lala tertawa keras mendengar jawaban Keisya.

"Udah ah! Sono jauh-jauh, bisa bego gua ngomong sama lulusan rsj" ucap Keisya asal. Lala berdecak lalu memukul kepala Keisya.

"Suka pikun ya, kan kita satu bangku"

"Lupa! Dah ah yok! Keburu yasin nya mulai"

"Yang sampe kelas terakhir nggombalin Pak Anjas!" teriak Lala sambil tertawa-tawa membuat Keisya ikut mengejarnya dengan mulutnya menyumpahi Lala.

Mereka tidak sadar jika seorang laki-laki terus mengawasi mereka,tau lebih tepatnya mengawasi Keisya. Tatapan datar yang menyembunyikan berbagai perasaan.

Keisya tidak tau jika laki-laki itu nanti akan memiliki posisi penting dalam hidupnya. Juga awal dari semua masalah.

Huwaaa gimana nih? Kritik dan saran sangat ditunggu ya...

Heart StringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang