3

14 1 0
                                    

Keisya mengetuk-ngetukkan pensil dengan irama acak, berusaha mengusir kebosanan saat guru matematikanya menjelaskan tentang logaritma.

"... Kalian harus menghafalkan sifat dari logaritma untuk bekal kalian di kelas tiga nanti..."

Bagus! Sekarang dia sudah di minta untuk nenghafal sifat logaritma sementara otaknya masih berusaha menghafal nama guru dan teman-teman barunya.

"Lala... Lama..." rengek Keisya, Lala hanya berdeham kecil sebagai jawaban membuat gadis di sampingnya itu gemas dan memutar tubuhnya menghadap kedua laki-laki yang selalu menjadi tempat pelampiasannya.

"Lihat depan kei.." tegur Krisna, Keisya hanya tersenyum manis.

"Aku udah liat depan kok, liat masa depan aku..." ucap Keisya dengan santainya. Krisna hanya memutar kedua bola matanya jengah, udah jadi resiko kalau bakal makan gombalan receh tiap hari dari Keisya yang otaknya cuma separo.

"Tinggal 5 menit Kei habis itu istirahat. Liat depan lagi." ucap Lala tanpa mau repot melirik Keisya. Keisya membalik tubuhnya menghadap papan tulis bukan untuk melihat angka-angka yang ada di sana, namun untuk melihat jam di atas papan tulis.

Tangan keisya meraba laci meja berusaha menemukan earphone dan permen karet. Gadis itu tersenyum lebar begitu mendapatkan earphonenya dan  tak lupa Keisya memakan permen karetnya.

Iseng Keisya membuka HPnya yang masih terhubung dengan earphone. Siapa tau ada cogan yang salah kirim pesan gitu? Atau ada kuota nyasar?

Bang Rusli, 3 pesan baru diterima.

"ASTAGFIRULLAH!" teriak Keisya spontan, membuat beberapa anak menoleh dengan pandangan ingin tau dan sinis.

"Kenapa?"

Keisya tertegun lalu menoleh ke arah sumber suara dengan senyuman yang di paksakan.

"Keisya saya tanya kamu kenapa?!" suara Bu Astuti naik beberapa oktaf membuat keadaan menjadi hening. Keisya tersenyum kaku.

"Mampus!" ucap Lala tanpa suara sambil menahan tawa melihat wajah pucat keisya

"Ng-nggak apa apa kok bu... Nggak" baru saja Bu Astuti akan membuka mulut untuk memarahi Keisya namun suara bel istirahat terlebih dulu terdengar.

"Besok lagi kalau saya denger kamu teriak dan bikin heboh kamu yang menjelaskan pelajaran!!. Oke cukup sekian pertemuan kita hari ini, selamat siang." ucap Bu Astuti lalu melenggang pergi. Diam-diam Keisya menghela nafas lega, kali ini dia selamat.

"Ngapa lo Kei?"

"Au' ah! Capek hayati!" 

moodnya membuka HP hilang entah kemana. Membayangkan pesan romantis yang dikirim Bang Rusli sudah membuat Keisya mual, kakak kelas satu itu memang tak mengenal kata menyerah mengejar cintanya sejak mos dimulai. Ditolak pakai cara halus, keras, kode atau apapun tetep aja nggak mempan!

Gila! Antara gigih sama nggak tau malu emang beda tipis!

Sekarang harapannya hanya satu, Arya sibuk sampai nggak bisa buka hp dan tak bisa mengiriminya pesan atau semuanya tamat.

"Dapet sms dari siapa sih Kei?" tanya Lala tanpa lupa tangannya mencari hp Keisya di laci.

"Rentenir!"

"Lah? Lo punya utang?"

"Ho oh"

"Duh hidup kok utang mulu! Tuh utang kantin belum lunas udah utang lagi!"

"Utang elo, elonya pelit!"

"Kaga pelit cuma irit."

"Sama aja bego! Ngeles mulu lo kek bajai!" Lala tertawa keras, berbanding terbalik dengan Keisya yang semakin cemberut.

Heart StringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang