Arya bersenandung kecil sambil berjalan dan memutar mutar kunci montor di tangannya. Baru saja ia masuk ke dalam kelas, bel pelajaran pertama sudah berbunyi. Terkadang Arya mengutuk rumah yang sangat jauh dengan sekolah.
Kelas XI MIA 3 itu lah kelasnya. Setiap kenaikan kelas selalu ada pengacakan kelas, dan 25 rangking pararel ipa selalu dimasukkan ke kelas MIA 3. Tempat para raja dan ratu berkumpul.
"Waaah murid teladan sudah dataaaaang" sindir Arief. Arya hanya terkekeh lalu meletakkan tas di meja dekat Arief.
"Eh lo gak nganter nyonya besar ye?" bisik Arief, Arya hanya mengangguk santai.
"Ck! Si bego! Pacar tercinta lo alias Roro Ayu Silvia udah ngadu sama ketua kelas noh! Di sidang lo habis ini! Heran gue lo pacaran tapi nggak ada manis-manisnya! Sampe sering dikira cuma temen anjir!!" Arya terkekeh menoleh ke arah Silvia yang juga sedang memandangnya dengan raut wajah kecewa.
"Lah! Gitu aja heboh." gerutu Arya yang dihadiahi pukulan di kepalanya.
"Sakit onta!"
"gitu aja kata lo? Lo itu sama Silvia pacaran tapi gak kayak anak pacaran bego! Yang nyamperin buat ngajak ke kantin duluan ya Silvia! Yang tiap hari chat duluan siapa? Silvia! wallpaper sama status lo emang ada yang nunjukin rasa lo buat dia? Kagak! Terus masalah nganterin, rumah kalian sejalan terus kenapa lo kagak nebengin? Siapa coba yang nggak gemes liatnya?!" ucap Arief dengan gemas.
"Dia kaga minta." detik itu juga Arief ingin membuang Arya ke lubang buaya agar bisa sadar.
"Ah udah capek gua ngomong sama elo! Biar Alwi aja yang ngomong. Kalau gak bisa diajak ngomong, elo yang gua ajak duel!!" Arya terkekeh mendengar kata-kata Arief yang terkesan pasrah. Tapi Arya tau Arief akan siap menghajarnya jika Alwi gagal mencari jalan tengah untuk masalahnya ini.
Ah... Andai gua bisa sebijak Alwi, urusannya gak bakal rumit.
-_-_-_-_-_-
Arya menendang kursi yang diduduki Arief dengan kasar lalu memberi kode agar Arief menjauh. Bukannya menjauh, Arief malah menggeser tempat duduknya lebih dekat dengan Arya membuat Arya menendangnya sekuat tenaga.
Arya butuh privasi untuk berbicara dengan Alwi. Alwi hanya menggeleng melihat kelakuan sepasang sahabat itu.
"Rif, lo keluar aja dulu." ucapan Alwi membuat Arief menoleh lalu melayangkan tatapan protesnya.
"No no no! Bahaya Wi, gua jadi pawang, takut kalau Arya lepas kendali. Terus elo di makan hidup-hidup"
"Lo kira gua apaan?! Sono dah Rif! Ganggu bego!!"
"No! Ntar lo bisa aja kepincut sama Alwi terus selingkuh dari Silvi" ucap Arief dengan tatapan seriusnya.
"LO KIRA GUA HOMO?!" teriak Arya heboh lalu mendesah pasrah.
"Udahlah knalpot bajai keluar lo! Waktu istirahatnya keburu habis." ucapan Arya membuat Arief memandangnya sendu tapi tentu saja itu bohong. Arief ingin menggoda sahabatnya satu ini.
"Ar! Alwi jangan digigit!"
"Hmm"
"Ar, jangan terpesona sama Alwi!"
"Ck! Gak!"
"Ar... Bangku gua dijaga"
"Hmm"
"Ar.. Jangan nangis kalau gua tinggal ya.."
"Lo keluar sekarang apa gua tendang?"
"Kalau kamu gandeng aja gimana?" tanya Arief dengan matanya yang mengerjab-ngerjab manja membuat Arya jijik seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart String
HumorEntah mengapa takdir sangat suka bermain dengan perasaan mereka. Saat akan bersama, seolah ada benang yang mengikat dan membuat mereka tak bisa lari kemana-mana. Namun saat salah satu dari mereka terluka, lainnya akan merasakannya. Benang itu melili...