4

18 1 1
                                    

Arya memandang sinis Arief yang menahan tawa. Baru aja ditinggal sholat, surat cinta sudah tergeletak manis di meja.

Sumpah! Siapa sih yang berani kirim surat cinta ke orang yang udah punya pacar. Wahaaaa cari masalah emang! Kalau diamuk Silvia nggak masalah. Kalau disidang Alwi lagi itu yang masalah.

Arya segera memasukkan surat itu kedalam tas setelah memfoto dan mengirimnya pada Keisya.

Arya
Kei, help

Arief menganati apa yang dilakukan Arya dan diam-diam menghela nafas. Matanya melirik layar handphone Arya yang menyala, memperlihatkan pesan Keisya yang terkesan ketus.

Kei Kei
Bodo amat! Ngomongnya ke pacar lo bukan ke gue peak!


Arya berdecak setelah membaca balasan Keisya dan mengunci handphonenya.

"Silvia lo kasih tau gak?" Arya menggeleng.

"Lah?! Lo kasih tau Keisya tapi nggak kasih tau Silvia. Pacar lo tuh Keisya atau Silvia sih?" pertanyaan Arief membuat Arya tertawa miris. Dia tak bisa menjawabnya.

"Lo niat kaga sih pacaran sama Silvia?"

"Lah? Pacaran ada niatnya? Doa nya kek gimana? Coba sini gue diajarin." tantang Arya membuat Arief kesal bukan main.

"Sumpah dah ya! Lo manusia bukan sih?!"

"Bukan."

"Pantes gak bisa dibilangin!!"

"Kan gue malaikat!"

"Bunuh gue deh Ar... Bunuh! Gak kuat gue ngomong sama lo! bisa gila gue!!"

Arya tertawa kecil melihat ekspresi Arief. Bukan sekali dua kali Arya mendapat pengakuan cinta, tapi rata-rata mereka mengakuinya melalui media sosial, bukan lewat surat yang diletakkan di atas meja! Ini namanya bunuh diri!

"Siapa?" gumam Arya. Arief melirik lalu mendegus.

"Siapa apanya?!"

"Yang ngirim surat cinta lah!"

"Orang yang suka sama lo lah!" Arya memandang Arief sinis, membuat Arief terkekeh geli.

"Kalau penasaran ya buka aja!" Arya hanya tersenyum miring sebagai jawaban.

"Kenapa gak lo buka?" tanya Arief penasaran. Jika Arya ingin tau siapa pengirimnya bukankah dia bisa membukanya sekarang?

"Kenapa woi?!" desak Arief.

"Kepo!"

"Ahaaa mau lo buka sendiri..."

"Nggak."

"Mau lo buka sama siapa? Silvia?"

"Never."

"Mama lo?"

"No."

"Ayah lo?"

"Kaga."

"Kakak lo?"

"Jauh."

"Eyang lo? Tetangga lo? Guru lo? Pak rt? Pak rw? Moyang? Presiden?!! Atau jangan jangan mau lo buang?!!" Arya tertawa mendengar ucapan Arief yang asal.

"Gak di buang."

"Terus mau lo buka sama siapa sih???" geram Arief yang sudah bernafsu untuk menelan Arya bulat-bulat.

"Keisya."

DUGH!!

Arya menatap heran Arief yang membenturkan kepalanya ke tembok. Gila ya? Mungkin udah gak butuh kepala.

Heart StringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang