Setelah kurasa Kent meninggalkan mansion keluargaku ini, aku beranjak masuk ke kamar, tetapi panggilan ibuku menghentikan aktivitasku.
"My dear Lesa. How was your day?" tanyanya dengan wajah yang sangat ceria.
"Baik Mom, ada apa?" tanyaku.
"Maukah kau ikut ke acara perusahaan ayahmu malam ini?" tanyanya penuh harap.
Tentu saja aku tidak bisa menolak permintaan dari ibuku tersayang. Akupun mengganggukan kepalaku sebagai tanda setuju. Setelah itu aku segera beranjak ke kamarku dan mulai memilih gaun yang akan kupakai.
Akhirnya pilihanku tertuju pada satu buah gaun yang belum pernah kusentuh. Gaun ini cocok untuk dipakai di acara formal, kesannya simple tapi sangat elegan. Warna gaun ini peach dengan sedikit aksen bunga keemasan di ujung gaunnya, dan gaun ini backless.
Akupun siap tepat pukul tujuh malam, aku langsung menatap diriku dicermin dan tentunya aku merasa puas dengan penampilanku. Sebuah gaun cantik membalut diriku dengan rambut yang kubuat curly dibawahnya lalu kujepit poniku agar tidak menutupi wajahku. Aku mengenakan hells yang senada dengan gaunku, tas tangan yang juga senada, dan sebagai finishing akhir aku memoleskan lip gloss dibibirku.
Dan akupun siap untuk menghadiri acara perusahaan keluargaku.
¤¤¤
Hanya butuh kurang lebih satu jam untuk sampai di hotel yang merupakan tempat digelarnya acara perusahaan ini.
"Mom Dad, aku mau berkeliling sebentar, aku bosan disini." pintaku.
"Baiklah honey, tapi segera kembali lah acaranya akan segera dimulai." ucap ayahku dengan lembut seraya mengulas rambutku.
Tanpa ba bi bu, aku segera meniggalkan kedua orang tuaku, aku tidak mengira acara ini akan sangat membuatku jenuh.
Aku berjalan tanpa arah, sampai aku akhirnya menabrak seseorang. Dan aku yakin sepertinya yang kutabrak ini sorang pria.
"I'm so sorry sir." ucapku tanpa menatap wajah seseorang yang ada di hadapanku sekarang.
"It's ok.." balasnya. Tapi dia langsung melanjutkan ucapanya. "What...?! Allesa. What are you doing here?" tanyanya, dan itu sontak membuatku menatapnya, mataku terbelalak. Sungguh kenapa aku harus bertemu dengannya lagi.
"Aku yang harusnya bertanya. Kenapa kau yang ada disini?"
"Aku menemani ayahku. Apa kau diundang juga?"
"Bukan diundang lagi. Tapi yang buat pestanya ayahku."
"Nice! Berarti kita berjodoh bisa bertemu kembali"
"What the hell is going on with this?" geramku frustrasi. Aku benar-benar menyesal datang kesini.
Kenapa harus dia? Aku malas bertemunya bahkan melihat wajahnyapun aku malas setengah mati.
"Maaf permisi aku harus kembali" ucapku dan langsung pergi meninggalkannya.
Untunglah setelah aku kembali aku langung menemukan kedua orang tuaku.
"Mom, Dad, I'm back" seruku bersemangat.
"Ehmm, kenalkan Lesa, ini rekan kerja sekaligus sahabat ayah dari kecil. John Peter Xavier" ucap ayahku. Dan detik itu juga aku terdiam mendegarkan ucapan ayahku.
Aku menjabat tangannya dengan senyuman yang kubuat-buat.
"Nice to meet you sir."
"Nice to meet you too" ucapnya dengan sangat ramah, berbanding terbalik dengan anaknya.
Ya, sebenarnya aku tahu kalau John Peter Xavier ini adalah ayah dari Velmort Kent Xavier. Dari nama belakangnya aja sama.
"Ah ya, kenalkan Allesa ini anakku Kent" ucapnya seraya memperkenalkan anaknya.
"Dad, aku sudah kenal dia begitupun sebaliknya. We're in one school."
"Baguslah kalau begitu, enjoy your time"
Merekapun meninggalkan kami berdua. Jangan harap aku mau menghabiskan waktu dengan lelaki yang disampingku. Meskipun diam-diam aku mulai merasakan sesuatu di hatiku terhadapnya. Tapi aku tetap bersikeras untuk menghapus rasa itu, aku tak mau tersakiti lagi. Never.
¤¤¤
Untunglah aku bisa cari alasan untuk cepat pulang. And here i am. In my beautiful house.
"Gosh! Akhirnya aku bisa pulang."ucapku sambil membaringkan diriku di ranjang kesayangaan ku.
Tiba-tiba aku teringat sesuatu. Gelang itu. Gelang yang diberikan Kent. Akupun langsung beranjak dari ranjangku menuju meja belajarku.
Aku langsung mengambil kotak yang berisi gelang itu dan berjalan ke balkon kamarku. Aku menatap gelang yang sedang ada di genggamanku ini. Jujur saja selera Kent tidak buruk. Gelang ini unik dan menarik. Suka? Tentu saja. Tapi ini tidak memungkinkan aku untuk memakai gelang ini. Bisa-bisa dia kira aku suka akan pemberiannya, meskipun iya. Aku tidak mau dia menganggap aku suka kepadanya. Jadi, aku hanya akan menyimpan gelang ini.
Fine, untuk sekarang aku lagi malas untuk kejadian yang telah terjadi beberapa hari ini, jadi aku memutuskan untuk kembali ke ranjang tercintaku dan kembali tidur.
Tak berapa lama, aku telah masuk ke alam mimpiku.This is the worst day i ever had during my lifetime. Hari ini juga hari yang sangat nembuatku lelah.
Lelah untuk berpikir dan juga lelah untuk terus menepis gejolak persaan yang mulai tumbuh dihatiku. Hanya satu pertanyaan yang terpikir untukku, Mungkin kah perasaan itu kembali? Mungkin ya dan mungkin tidak.
-------------------------------------------------------------
Makasi untuk readers-readers setiaku. Meskipun banyak dari kalian yang gak vote tapi gpp. Kalian baca aja udah buat aku seneng. Kalo bisa di vote ya.. hehehe 😆😅.Chaxuz.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing You
Teen FictionValarie Allesa Cartwright. Dingin,Cuek,Berbakat. Itulah yang menggambarkan sifat Allesa. Sebenarnya sifatnya ini hanya sebagai tamengnya dan ia telah bertekat untuk tidak mau terjerumus dalam dunia percintaan. Kent Velmort Xavier. Tampan, Humoris,Ro...