Prolog

88 18 17
                                    

"Bila kuseru-seru namamu dalam setiap rinduku adalah rinduku yang mengharap kehadiranmu"

Dera menelusuri taman yang sepi dan mengikuti alunan denting piano yang sangat ia kenal. Lurus kedepan mengikuti alunan itu Dera dapat menemukan sosok tampan yang sangat ia rindukan. Sekilas pemain piano itu melirik ke belakang dan tersenyum manis ke arah Dera.

"Ayah?"

Panggil Dera dan semakin mempercepat langkahnya menghampiri ayahnya. Tapi ayahnya tidak bergeming dan hanya memainkan pianonya. Ketika Dera hendak memeluk ayahnya, saat itu juga ayahnya lenyap. Dan Dera terbangun dari tidurnya dalam keadaan air bening yang sudah menetes di wajah cantiknya.

Ya Dera merindukan ayahnya setelah sejak lama ayahnya meninggal dunia. Entah mengapa beberapa hari ini Dera selalu bermimpi ia bertemu dengan sang ayah. Apakah Dera akan mendapatkan ayah baru?

"Berarti bunda mau nikah lagi dong! Nggak! Pokoknya ayah Dera cuma satu, walaupun ayah sudah meninggal tetap saja ayah Dera cuma itu Dera nggak mau ada ayah lain selain ayah Dera." Dera berbicara sendiri dengan emosi yang ketara dan nada bicara yang cukup keras hingga terdengar oleh bunda yang sedang berdiri di depan kamar Dera.

Ceklekkk...

Pintu kamar Dera terbuka dan muncul bunda yang sudah semakin hari semakin terlihat tua tapi tetap cantik dan manis.
Bunda bengong saat melihat Dera masih berbaring di kasur dan tidak segera bersiap untuk sekolah padahal udah pukul enam pagi. Bunda mendekat dan mencium kening Dera membuat Dera tersenyum manis.

"Kamu kenapa Der kok nangis?" Tatapan bunda sendu ketika melihat Dera terbangun dengan keadaan menangis. "Kamu mimpi ayah lagi?"

"Iya bun, Dera rindu sama ayah." Dera terduduk dan memeluk tubuh bunda yang sangat ia sayangi.

"Kalau Dera rindu ayah, Dera buat ayah disana tersenyum karena Dera ya? Perbanyak doa untuk ayah Der, yang rajin nanti ayah seneng liat kamu kalo rajin, kan udah gede masak setiap pagi kalo bangun Dera males terus? Nggak malu apa sama Alvin yang masih kelas 6 aja jam segini udah siap berangkat sekolah." Bunda sedikit menyindir Dera yang pemalas kalo bangun tidur dan membandingkan Alvin tetangga depan rumah yang jam segini udah siap berangkat karena takut telat katanya. Hehe wajar sih anak SD masih ingusan.

"Lah tadi kan Dera udah bangun sebelum bunda masuk, tapi Dera masih malas meninggalkan kekasih setia Dera." Kekasih yang dimaksud adalah kasur kesayangnya dan Dera malah nyengir lebar semakin menunjukkan rasa tidak punya dosa.

"Tuhkan pemalas, udah sana mandi keburu ntar telat sekolahnya." Ucap bunda sambil menarik selimut dari tubuh Dera. Anak semata wayangnya kalo soal meninggalkan tempat tidur pasti pemalas. Eits jangan salah dulu, Dera emang malas dalam hal meninggalkan tempat tidur tapi selain itu dia rajin kok.

Walaupun Dera masih pengen tidur tapi ia juga sadar sekolah juga hal penting, dengan jalan gontai Dera mandi dan mempersiapkan diri sekolah.

Note :
Maaf kalo rada gaje :'v soalnya baru pertama kali nulis kek gini. Makasih sudah baca dan jangan lupa koment & vote  ya😊

THEAMARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang