Aku menutup catatanku setelah selesai menyalin seluruh tulisan Mr.Chaz yang ada di papan tulis. Ya, bell pulang sudah berbunyi dan aku benar benar ingin keluar dari neraka ini sekarang juga.
"Okay, don't forget to do your homework. Karena aku akan memberikan hukuman bagi yang tidak mengerjakannya. Selamat siang." Ucap Mr.Chaz mengakhiri kelasnya dan berlalu keluar kelas.
Aku memutar bola mataku, Persetan dengannya yang tidak pernah mengakhiri kelas tanpa memberi PR. Dan lagi, persetan dengannya karena ia selalu menghukum anak yang tidak mengerjakan PR dengan tidak boleh mengikuti kelas sialannya itu. Huh, matematika membuatku tidak bisa merasakan otakku lagi! Batinku kesal dan langsung berjalan keluar dari kelas.
"Daa!!!" Ucap seseorang yang membuatku melompat kaget.
"Kau ingin aku terkena serangan jantung lagi? Karena aku sudah geger otak sekarang." Ucapku pada Niall, kekasihku.
Niall tertawa kecil, "Okay, i'm sorry babe." Ucap Niall yang langsung merangkul pinggangku.
Aku berjalan melewati lorong sekolah ini bersama Niall, "Jadi apa yang akan kau lakukan?" Tanya Niall.
"Kurasa aku akan pulang kerumah dan beristirahat." Ucapku.
"Oh, temani aku terlebih dahulu?" Ucap Niall memberikan senyumnya padaku.
Aku tidak tau mengapa senyumnya itu selalu membuat sudut bibirku ikut melengkung keatas, "Temani kemana?"
Niall terlihat memandang keadaan sekitar, kemudian memegang tangan kananku dan meletakkannya di kejantanannya yang berada di dalam jeans birunya itu.
Aku melepaskan tanganku darinya, "Hey, nanti ada seseorang yang melihat!" Ucapku menahan tawaku karena wajah polosnya itu sebenarnya adalah senjata untuk menutupi pikiran kotornya.
"Oh, ayolah y/n." Ucap Niall memelas padaku.
Aku tertawa melihat tingkahnya dan mengangguk untuk menjawabnya. Tiba tiba Niall menahan pinggangku yang membuatku menghentikan langkahku. Kemudian, ia memutar tubuhnya yang membuatku mengikutinya karena ia masih merangkul pinggangku.
"Kemana?" Tanyaku bingung karena kami kembali berjalan memasuki lorong sekolah.
Niall hanya diam dan tersenyum kemudian berbelok kekiri yang membuatku juga mengikutinya. Ia membuka pintu toilet dan menarikku masuk. Kemudian ia membuka satu bilik di dalam toilet dan kembali menarikku masuk ke dalamnya.
"Here?" Tanyaku terkejut dengan pilihannya. Karena ini sama saja seperti bunuh diri jika seseorang mengetahuinya dan mengadukannya kepada guru.
Niall mengangkat kedua bahunya, "Yah.."
"Are you crazy? How if-" Ucapanku terpotong karena Niall membungkam mulutku dengan bibirnya.
Niall menghilangkan jarak diantara kami, "Tidak akan ada yang tau. Kau kan juga melihat bahwa lorong sekolah ini sudah sepi." Ucap Niall mengecilkan suaranya.
"O..kay.." Ucapku dengan tidak yakin.
Niall menarik celana dalamku turun dari dalam rok pendekku. Kemudian ia membuka kancing dan resleting celana jeansnya lalu menariknya turun bersamaan dengan celana dalamnya. Ia mengeluarkan satu foil kondom di saku samping tasnya. Lelaki ini benar benar gila. Bagaimana jika ada pemeriksaan tas mendadak? Batinku bertanya.
Niall memasangkan kondom itu di penisnya dan menjatuhkan tasnya ke sembarang arah karena lantai toilet ini selalu sudah bersih dan kering setiap jam pulang sekolah. Well, petugas kebersihan selalu membersihkannya tepat waktu. Niall memegang paha kiriku dan mengangkatnya. Ia mendorong masuk ke dalam yang membuatku mendesah.
Niall memompaku dan mencium bibirku. Ia melumat bibirku sambil terus memompaku. Ciuman Niall turun ke leherku membuat tanda kepemilikan di sekitar leherku. Tanganku menjambak kecil rambut Niall karena sesuatu yang ia perbuat pada diriku.
"Ohh..Niall..mhhm.."
"I love it y/n.." Ucap Niall.
Niall mempercepat gerakannya yang membuatku menggila, "Ohh yaa Niall..fasterr.." Desahku.
Suara dari tubuh kami memenuhi ruangan ini. Kurasakan sesuatu yang berkedut di bawah perutku, "I'm coming baby.." Ucap Niall yang masih memompa.
"Hmhh..." Desah Niall di kerongkongannya.
Kurasakan kakiku sudah tidak kuat menahan tubuhku, "One.. two.. three.." Niall menghitung sembari mendorong tiga kali sebelum mencapai klimaksnya, "Ahh.. y/n.." Desah Niall ketika mencapai klimaksnya bersamaan denganku.
Dadaku naik turun mengikuti nafasku yang tidak beraturan. Tanganku masih berada di sekeliling leher Niall. Mata biru lautnya yang menggelap itu menatapku, "You're so damn good." Ucap Niall yang membuat pipiku memanas.
Niall mengeluarkan penisnya dariku, kemudian melepas kondomnya dan kembali memasukkannya ke bungkusan foil tadi, "Itu tidak akan muat." Ucapku karena tingkah bodohnya. Mengingat cairannya berada di dalam kondom itu.
Aku kembali memasang celana dalamku, "Dan ini tidak akan mungkin dibuang ke dalam tong sampah toilet ini." Ucap Niall kemudian mengecup pipiku dan kembali memasukkan bungkusan foil itu kedalam plastik kecil yang ada di dalam tasnya.
Aku memandangnya bingung, "Apa kau mempersiapkannya?" Tanyaku, karena untuk apa ia membawa plastik di dalam tasnya?
"Tentu saja." Ucapnya kemudian mengikat plastik itu dan kembali memasukkannya kedalam tasnya.
Aku terkekeh, karena ternyata lelaki ini mempersiapkan kebutuhan bodohnya, "Ayo!" Ucap Niall yang menggenggam tanganku dan berjalan keluar dari toilet.
***
Bacanya di hayati ya, lol. Next??
![](https://img.wattpad.com/cover/111908489-288-k975848.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY GIRL [1D]
RomanceJust something like smuts or dirty imagine book. This book going private as soon as possible. So, read this book before it going private babe and don't forget to leave ur vote or comments! Warning! Don't be horny if u read this book! Written in baha...