4. What? (LT)

11.3K 114 8
                                    

Aku menutup pintu mobilku dan membuka pintu rumah dengan perlahan. Lalu, aku masuk dan kembali menutup pintu rumah dengan sangat perlahan agar tidak menimbulkan suara.

Aku baru saja pulang dari pub. Salah satu temanku merayakan ulang tahunnya dengan berpesta di pub. Kami bisa minum sepuasnya karena dia yang mentraktir. Well, aku ikut minum tetapi tidak banyak karena aku tidak boleh mabuk. Karena, jika aku mabuk, temanku akan membawaku ke rumahnya dan aku pasti akan bermalam disana karena keadaanku tidak memungkinkan untuk menyetir. Lou pasti akan kebingungan di pagi hari saat tidak menemukanku di rumah.

Atau pulang dalam keadaan mabuk? Kurasa Lou pasti akan menghukumku untuk hal yang satu itu. Ya, aku memang pergi tanpa sepengetahuannya. Sebenarnya percuma saja meminta izinnya karena aku tau Lou pasti tidak memperbolehkanku pergi. Mom dan dad meminta Lou untuk menjagaku selama mereka bekerja di luar negeri. Kuakui bahwa Lou memang kakak yang menyebalkan.

Aku melepas high heels ku dan melihat keadaan sekitar, seluruh lampu sudah dimatikan kecuali satu lampu yang menerangi tangga. Lou pasti sedang tidur... Batinku. Ini sudah jam dua malam, tidak mungkin ia tidak tidur bukan?

Aku berjalan dengan berjinjit menuju tangga. Ketika aku ingin menaiki anak tangga yang pertama, suara yang sangat ku kenali itu langsung membuat jantungku berdetak dua kali lipat lebih cepat.

"Uhm, bersenang-senang?..."

Aku memutar tubuhku perlahan, mataku langsung tertuju pada Lou yang sedang duduk di sofa. Pandangannya lurus dan hanya tertuju padaku. Aku terdiam mematung. Bagaimana bisa? Bahkan aku tidak melihatnya ada disana sebelumnya.

Lou berjalan mendekatiku dan menatap mataku, "Dari mana?" Tanyanya.

Aku menelan ludah. Satu pertanyaan dengan dua kata itu, sukses membuatku mati kutu, "Oh, lihatlah pakaian ini." Ucap Lou memandang penampilanku dari atas kebawah. Kulihat gadis batinku sudah menggali kuburannya sendiri lalu masuk ke dalamnya kemudian mengubur dirinya kembali.

Ia kembali berjalan kearahku, sehingga menyisakan jarak empat senti antara wajahku dengan wajahnya. Lou mengangkat ujung dress hitamku, "Hanya sekitar tiga senti panjangnya dari celana dalammu, huh?" Ucap Lou lagi.

"Kau harus kuberi hukuman." Sambungnya menatapku. Aku menggelengkan kepalaku dengan cepat, berharap agar dia mengerti bahwa aku tidak ingin mendapat hukuman.

Lou pasti akan menyuruhku membersihkan rumah, termasuk membersihkan kamar dan kamar mandinya yang akan menghabiskan berjam jam waktuku. Apa dia pikir isi rumah ini hanya kamarnya saja? Padahal ia menyuruhku untuk membersihkan seluruh isi rumah, namun waktuku hanya dihabiskan oleh Lou yang selalu membuat kamarnya kembali berserakan setiap aku sudah membersihkannya. Ia selalu menyalahkanku bahwa ini karena aku yang tidak melakukan pekerjaan dengan baik dan ia kembali menyuruhku untuk membersihkannya. Sebenarnya bibi Sam yang melakukan semuanya, namun seperti yang kukatakan, Lou adalah kakak yang menyebalkan. Bahkan ia tidak memperbolehkan bibi Sam membantuku sedikitpun.

Aku menepis tangan Lou yang masih memegang ujung dressku sehingga tangannya terlepas, "It's okay, kali ini hukumannya berbeda." Lou tersenyum padaku.

"Kau tidak akan menyuruhku membersihkan rumah?" Tanyaku memandangnya.

Lou menggeleng, "Bahkan kamarmu?" Tanyaku lagi.

Lou kembali menggeleng, "Lalu?" Ucapku.

"Take off your dress." Ucap Lou.

BABY GIRL [1D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang