#Negeri Ambarawa II

197 11 0
                                    

" lo seriusan mil?" Tanya Kirun setelah mendwngar cerita dari mila. Sungguh hal ini konyol, sulit untuk di mengerti. Bahkan bukan dirinya saja yang tidak percaya, lihat saja saat ini Ali dan Ricu tengah mangap untuk mencerna cerita mila.

"Jangan mangap, mau tuh mulut di masukin lalat" prilly memukul mulut ali dan kirun oleh selembar kertas yang ia gulung. Tuhkan apa yang ia tebak memang benar, apa yang diceritakan pasti akan sulit di percaya jika ia tidak mengeluarkan alat alat yang menjadi bukti.

Tanpa disadari tangan prilly mulai mengambil senter dalam sakunya.ia kemudia menyoroti senter tersebut pada Ricu dan seketika Ricu berubah menjadi kecil, sekecil anak Kecoa. Tentusaja membuat ia dan mila tertawa.

"Eh Cu, bisa juga badan lo kaya kerdil gini" Ali menunduk dilantai karena ingin menyeimbangi Ricu. Sungguh tidah disangka bahwa cerita yang ia dengar memanglah nyata.

"Eh balikin gue dong, gue tahu kalau cita cita gue pengen kecilin nih badan tapi gak gini juga caranya.. hu..hu.." ucap Ricu sambil menangis. Jika badannya terus terusan sebesar ini apa yang akan terjadi nantinya? Bisa saja ia di makan kucing, tikus, kecoa bahkan cicak sekalipun bakalan langsung melahapnya. Oh tidak, ia tidak ingin hidupnya berakhir seperti itu.

" iya sorry cu, lagian kagak ada yang percaya sih yaudah gue korbanin elo aja" prilly kembali merogoh sakunya kemudia mengambil sebuah senter lalu menyorotkannya pada Ricu dan kembalilah ricu kebentuk semula

***
" gue emang gak tau pasti arti dari semua ini. Tapi entak kenapa gue yakin banget kalau ini semacam pertanda bahwa kita harus nyelamatin mereka yang kita temui" jelas prilly saat mereka berada di ruang santai basecamp mereka. Semalam prilly memang membicarakan hal ini sepulang ia bersama mila di negeri ambarawa. Dan inilah mereka saat ini, tengah membicarakan kembali semalam yang memang belum jelas.

"Terus bagaimana kalau ada yang gak selamat?" Tanya Kirun, ia tidak akan pernah rela jika salah satu dari mereka sudah tiada, jika bisa Kirun bahkan akan menukarkan nyawanya demi mereka.

"Gue yakin didalem nih saku ada Mesin waktunya, jika ada yang gugur di medan perang kita akan balik lagi pake mesin waktu, tapi kita tetep nolongin mereka di peperangan namun kita lebih hati hati karena kita pasti tau apa yang akan terjadi pada kita, Krena kita datang dari masa depan"

"Iyalah, ngerti gak ngerti yang jelas gue ngertinya Film Doraemonnya langsung dari pada jelasin panjang panjang kaya gitu kagak ada yang nempel di nih otak" ali menyenderkan pungungnya di dinding, memang sulit di mengerti. Tapi apa boleh buat jika ini memang benar adanya.

"Jadi apa kalian siap untung berpetualang" tanya Mila dengan semangat yang membaranya.

"Siap" teriak mereka bersamaan.

"Apa kalian siap melewati hal hal yang sulit bersama?"

"Siap"

"Apa kalian siap menjaga satu sama lain "

"Siap"

"Dan apa kalian siap tentang takdir yang akan kita jalani mulai saat ini"

"Siap"

"Oke sekarang kita bersiap siap"

Mereka mulai bersiap siap menuju tempat yang ingin mereka kunjungi.

Prilly siap dengan jaket kulitnya, sepatu boatnya dan juga celana lorengnya.

Mila siap dengan bledzer coklatnya, celana lapangannya dan juga sepatu gunung yang melengkapinya.

Sementara kirun, ali dan Ricu mereka siap dengan Kaos hitam mereka, sepatu boat hitam mereka celana lapangan berwarna biru gelap, serta pengikat berwarna merah putih di pasang di kepala mereka dan tak lupa juga cairan hitam yang mereka oleskan di kedua pipi mereka.

Mirip DORAEMONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang