Gadis Itu, Dia Milik Nathan!

141 29 237
                                    

Karena Ethan tau, Lisa, gadis pujaannya sedang terpanah asmara. Bukan.. bukan dengan dirinya, tapi saudaranya. Nathan.

---

14 Februari 1998.

Lagi-lagi di bawah hujan. Namun kali ini hujan tidak lagi mengejeknya, justru kini hujan mendoakannya. Bagaimana tidak, wanita itu telah berhasil melahirkan buah hatinya berkat doa dari sang Hujan. Tak seperti kebanyakan perempuan, yang bertaruh nyawa dengan di dampingi lelaki pujaannya demi melahirkan buat hati mereka. Wanita itu, harus puas walaupun hanya di dampingi hujan. Hujan yang selama 9 bulan terakhir ini menjadi sahabat bukan sekedar teman. Hujan yang dalam setiap rintikannya selalu ditemani tetesan air matanya.

"Alhamdulillah neng, bayi neng teh selamet. Lalaki neng. Sok atuh ditingali" ujar dukun bayi yang menjadi saksi hidup dan matinya.

Wanita itu tersenyum lega. Kelahiran malaikat kecilnya menghasilkan energi tersendiri bagi dirinya. Rasa lelah karena harus berjuang sendiri, marah karena lelaki brengsek, seketika hilang, seketika musnah. Kini, bagi wanita itu yang tersisa hanyalah 'angan'. Dengan lembut dia mencium pipi buah hatinya, sambil membisikan doa, mengharap segala kenikmatan Sang Maha Kuasa senantiasa dicurahkan untuk malaikat kecilnya.

***

Pagi harinya saat akan berangkat ke sekolah

"Sekarang coba lo pandang diri lo di kaca dari atas sampai bawah?"

"What's wrong?"

"Udah ngaca aja. Bandingin sama gue" perintah Lisa pada Gabi

Gabi memandang dirinya dicermin, lalu sesekali melihat Lisa untuk membandingkan.

"Gimana? Ga salah kan kalo gue bilang bopung?"

"Rese lo!"

"Udah, sekarang tutup mata lo." perintah Lisa yang langsung dituruti Gabi

Lisa lalu menggerai rambut Gabi. Membuat rambut sebahu milik kembarannya terlihat jelas. Ia mengambil hair curler di meja riasnya, lalu ia gunakan untuk mengcurly rambut bagian bawah Gabi. Membuat rambut saudara kembarannya sedikit terlihat style. Kemudian, Lisa mengambil bedak dan liptint di atas meja riasnya. Ia lalu memoles wajah chubby kembarannya dengan taburan bedak. Setelah itu ia lukis bibir Gabi dengan liptint untuk memperjelas garis bibir kembarannya itu.

"Lo apain muka gue Lis? Itu tadi bedak kan bukan tepung? Awas kalo sampai nan...."

"Mingkem bisa ga? Ribut mulu" memotong omongan Gabi

"Awas aja kalo muka gue lo kerjain. Abis lo sama gue Lis" kata Gabi mengancam

"Sekarang buka mata lo. Jreng..jreng... Gimana? Mending gini kan?"

"Not bad lah, cocok juga ternyata kalo rambut gue di curly bagian bawahnya" kata Gabi memuji dirinya sambil tersenyum memegang gaya rambut barunya

"Secara Lisa pakar stylish" jawab Lisa membanggakan diri

"Iya deh iya, walaupun sebenernya mah emang dasar gue nya yang cantik bukan karna lo nya" jawab Gabi ketus

"Bukannya terima kasih. Gue bisa aja tadi ngacak-ngacak rambut sama muka lo"

"Iya deh kakaku tersayang, tercantik, termanis makasihhhhh" ucap Gabi dibuat-buat

"Gitu dong. Yuk otw sekolah!"

Sesampainya di kelas

Ternyata Syifa sudah duduk manis dibangkunya sambil menunggu kedua sahabat barunya. Ya mungkin Tuhan telah mentakdirkan mereka bertiga bersama hingga tak disangka saat pembagian kelas kemarin ketiganya menjadi teman sekelas. Kelas X -IPA-6.

The TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang