02. dukes (pt. 2)

580 113 49
                                    

Ketika aku bangun, langit di luar sudah nyaris gelap, hanya menyisakan sepercik warna jingga, dan angin semakin dingin. Aku bangun tanpa menanti kesadaranku terkumpul sepenuhnya, menyambar smartphone untuk memeriksa jam. Sial, ternyata aku tidur cukup lama.

Tadinya aku hendak langsung menyambar pouch peralatan mandi, tetapi notifikasi dari aplikasi chat menunjukkan adanya pesan masuk.

...

Sakuma

Sakuma
Bagaimana keadaan di sana?

Me
Kasurnya empuk

Sakuma
Maksudku orang-orang di sana-_-
Mereka tidak berbuat buruk padamu kan?

Me
Masakan Fukumoto-san enak
Tazaki-san sangat baik
Odagiri-san tidak seperti yang kaukatakan cuma bicara via ponsel

Sakuma
Itu baru bagian baiknya
Coba saja kau bertemu sisanya nanti

Me
Sakuma-san, kau ada dendam kesumat dengan mereka atau kenapa [unable to send message]
Memangnya boleh ya, kau memantauku via chat begini?

Sakuma
Anggap saja Muto-san tidak tahu aku melakukan ini

...

"Apa-apaan, dikira aku anak sekolahan yang sedang study tour?" gerutuku sambil me-lock ponsel, beralih mengambil pouch peralatan mandi dan handuk, lalu keluar kamar. Menurut instruksi Odagiri, kamar mandinya ada di pintu paling ujung lantai iniーsangat jauh dari kamarku.

Baru aku hendak membuka pintu kamar mandi, kenopnya bergerak dan pintu terbuka ke arahku. Seorang pemuda keluar dengan rambut layu melekati pelipis dan poni menutup keningーnyaris menyerempet mata, handuk dikalungkan di sekeliling leher.

Danーapa-apaan maksudnya iniーdia topless.

"Oh." Sepasang biner kelabu berkilat ditimpa sinar lampu di langit-langit, aku ragu dia benar-benar terkejut. "Kau orang baru itu ya?" tanyanya antusias.

"Iya. Mohon ... mohon bantuannya mulai hari ini."ーDAN BISAKAH KAU PAKAI BAJU? Jeritku dalam hati. Aku berusaha menghindari menatap ke bawahーpada gugusan otot perutーdan lengan kukuh, padat otot yang dirunuti lelehan air.

"Ou, salam kenal." Dia nyengir lebar, mengulurkan tangan. "Kaminaga."



Kaminagaーpleiboi bercangkang gentleman, biang ribut, ribut sekali, biang bully, selalu membawa kamera (ーkatanya sih, untuk mengambil foto-foto candid anggota lain dan dijual lewat akun media sosial.), benci tawon dan brokoli, suka menggodai wanita-apalagi yang pakai cincin.



Lama-kelamaan aku meragukan penghuni tempat ini yang katanya anggota sebuah divisi bayangan. Bukannya mereka hanya anggota boygroup dan tempat ini hanya sebuah agensi publik figur?

"Mau pakai kamar mandi ya? Silakan."

"Iya, permisi," jawabku cepat.

Aku langsung menutup pintu, mengunci rapat-rapat, dan membasuh wajah sampai rambutku basah.

Wajahku panas sekali.

...

Selepas sesi mandi, aku dengan pakaian seadanya melangkah menuju dapur di lantai bawah. Aroma lezat merangkak hingga keluar dapur, lagi-lagi membangkitkan nafsu makan (apalagi bagiku yang baru saja tidurーketiduran). Rupanya, di dalam sana sudah ramai oleh anggota lain.

The Only Juliet | Joker GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang