Setelah pemilihan ketos kemarin, inilah yang di tunggu-tunggu. Saat dimana hasil itu akan di umumkan.
Semua siswa sudah berkumpul di aula sekolah untuk mendengarkan hasil siapa yang menjadi ketos."pagi anak-anak", suara pak doni sukses membuat semua siswa menjerit "pagi juga pak doni"
"baik, di sini saya selaku waka kesiswaan serta pembina osis SMA tunas bangsa. Saya disini akan mengumumkan hasil pemilihan ketua osis yang di adakan kemarin. Dan pemenangnya adalahh........."
"pak guru lemot"
"siapa sih"
"cepet dong pak"
"huuu lama"
"basi ah lama banget"
"adalah... Nomor urut 1 atas nama aqila seta gibran dan nicholas adrian Giorgin"
"aqila... Aaaaaa"
"lo hebat qil"
"udah pintar cantik jadi ketos, idaman banget"
"loveyou qila"
"qil mau ngga jadi pacar gue?"
"bangsat siapa yang nembak qila??"
"eh nggak var nggak kok"
"nggak usah macem-macem lo"
"i-iye"
"udah-udah sekarang semuanya kembali ke kelas masing-masing, kecuali aqila, nicho, varo, dan gissel" ucap pak doni membubarkan semua murid.
"ada yang perlu kami bantu pak?" ucap qila mewakili ketiga temannya itu karena sekarang ia merasa yang di utamakan karena sekarang, detik ini ia terpilih sebagai ketua osis.
"sebenarnya bapak akan mengubah sedikit anggota osis SMA Tunas Bangsa, dari pemilihan kemarin yang terpelih nomor urut 1 atas nama qila dan wakilnya nicho. Namun bapak rasa nicho lebih pantas untuk di jadikan sekertaris osis, karena semua tahu bukan nicho punya kelebihan di bidang tersebut. Dan rencananya yang yang menjadi wakilnya varo, gimana kalian setuju" ucap pak doni, yang kemudian melirik qila untuk mendapatkan tanggapan
"Kalau saya setuju pak, gimana nicho" ucap qila
"kalau saya juga setuju pak, saya sebenarnya keberatan juga kalau menjadi wakil ketua osis, dan saya belum siap. Kalau menjadi sekertaris saya siap" ucap nicho
"Bagaimana dengan kamu varo" tanya pak doni meminta tanggapan varo
" saya mah setuju setuju aja pak, asal sama ayang qila" ucap varo cengengesan yang jelas mendapat jitakan dari qila yang berada di sampingnya.
"dan posisi gissel menjadi bendahara osis, gimana kalian setuju"
"setuju pak" ucap mereka berempat serempak.
"sekarang kalian kembali ke kelas masing-masing", ucap pak doni.
"baik pak", ucap mereka berempat serempak lagi. Lalu pergi menuju kelas masing yang sebelumnya telah berpamitan dengan berjabat tangan dengan bapak ibu guru yang ada di situ.
"qil", panggil varo, merasa namanya di sebut qila pun menoleh.
"apa?"
"pulang nanti gue antar ya"
"ngga usah makasih, gue sama caca"
"please", ucap varo memohon
"gue sama caca Alvaro Castelio Gerald", ucap qila geram.
" tapi gue pengen nganter elu Aqila Seta Gibran, dan gue gasuka di tolak", ucap varo kemuadian dengan isengnya mencium pipi qila dan langsung berlari meninggalkan qila.
"VAROOOOOOOOOO"
******
*varopov*
Gue gak tau perasaan gue sekarang, yang ada di rasa gue. Gue merasa deg-degan di deket qila, gue akan perjuangin lo qil. Gue gak akan buat lo sedih, maafin gue dulu yang selalu bully lo. Sumpah gue nyesel.
" Kenapa gue jadi kepikiran qila terus, bahkan hari-hari ini gue selalu kepikiran terus. Apa ini cinta pertama gue?", batin varo
"halu lo var", batin varo lagi.
Authorpov**
inilah saat yang di tunggu-tunggu varo, saat bel sekolah berbunyi bagaikan surga dunia baginya. Dan dia nggak sabar buat nganter si pujaan hatinya tersebut. Varo berjalan menuju kelas qila untuk sekedar mengingatkan lah, tak lama ia pun sampai di kelas bidadari cantiknya itu. Bidadari cantiknya? Ah belum pasti dia belum miliknya. Hah belum? Ya nanti mau di jadiin :V.
"selamat siang cintanya varo", ucap varo menghampiri qila yang sedang berkemas buku yang di sebelahnya masih ada caca yang setia menunggunya.
"apaan sih var", ucap qila dingin
" ekhemm", ucap caca
"apaan sih ca", ucap qila dan varo barengan.
"cie jodoh ciee, eh gue pergi dulu ya qil var, takut ganggu hehe", ucap caca langsung pergi meninggalkan mereka berdua.
"gaje lu ca", teriak mereka berdua barengan lagi.
"TUH KAN JODOH", teriak caca lebih kencang lagi.
"lo sih ngikutin gue mulu", ucap qila sinis
"maafin abang ya neng, yaudah pulang yuk", ucap varo sambil mencubit hidung qila.
" huffff alay banget sih"
"bodo, yaudah yuk cepet", ucap varo menarik tangan qila.
Mereka berdua berjalan layaknya pasangan romantis, yang bergandengan tangan tiap jalan (mau nyebrang). Melewati koridor kelas 11 yang di sambut dengan ocehan fans si varo. Merasa lagi di perbincangankan, varo pun mempercepat langkahnya agar qila tidak hanyut dalang ocehan sampah itu. Setelah melewati koridor bak neraka serta iblis-iblisnya itu, mereka di sambut lagi dengan ocehan lebih panas melewati lapangan tempatnya siswa lagi ekskul.
"kenapa sih lo pengen banget nganter gue pulang?", tanya qila ke varo
"gue suka sama lo", ucap varo jujur
Qila tidak bisa berkata-kata dia membisu di tempat, pipinya bersemu merah menandakan dia malu.
"gak kok gue becanda, gausah masukin hati", ucap varo lagi
"YAHH PENONTON KECEWA", teriak caca yang dari tadi mengintip mereka berdua.
"dugong amit amit ya allah", ucap varo menggelengkan kepalanya.
"baperan lo qil, haha", ucap caca setengah berlari
"awas lo ca gue santet baru tau rasa lo", batin qila kesal
Qila meremas-remas roknya tanda ia lagi bertanduk merah, sungguh hari ini caca sangat menyebalkan di tambah lagi varo.
"yaudah yuk pulang udah sore", ajak varo menggandeng tangan qila
"pulang sih pulang tangannya di kondisikan dong", sindir qila
"yaudah", ucap varo dingin
.
.
.
.
.
.
.To be continue
Selamat malam
17/08/17
KAMU SEDANG MEMBACA
My Broken Home
General Fiction[ perfect cover by @sptnass ] "celai itu apah? Kenapa ayah pelgi?" Itu ucapan masa kecil gue, ya gue. Gue seorang anak broken home, nama gue Aqila Seta Gibran. Gue punya sahabat entah kenapa gue ngerasa ada yang aneh, nama dia bermarga nama bokap gu...