"bunda selalu memberikan semangat ketika hatiku gundah, bunda menghapus air mataku. Bunda merangkap menjadi seorang ayah bagiku"
_________________________________________
Bunda menurutku adalah orang yang hebat, beliau tak pernah mengeluh. Tak jarang aku melihatnya rapuh. Sekarang aku harus cerita semuanya pada bunda agar ia memberikan solisi terbaik. Qila yang sebelumnya memikirkan masalah itu di kamar, sekarang ia menuju ke bawah untuk menemui bundanya.
"bunda", panggil qila
"iya sayang, ada apa?"
"qila mau jujur pada bunda tentang keadaan qila di sekolah bun. Qila di sekolah ngga pernah punya teman, hanya caca yang berteman dengan qila. Sahabat yang dulu sering kesini sekarang ia berhianat pada qila. Ia lebih memilih teman-teman yang lebih kaya. Qila di sana selalu di hina, di caci maki, di cemooh, di anggap kotor. Itu semua karena qila seorang anak broken home", ucap Qila sambil meneteskan air matanya, bunda mana yang rapuh jika anaknya di perlakukan orang lain seperti itu. Bunda yang mendengar itu tak kuasa menahan tangisnya, ia merasa bersalah karena semua itu sebabnya. Ia sadar keputusan yang ambil dulu itu salah, seharusnya ia mempertahan keluarnya demi qila.
Kini rina, bunda qila merengkuh tubuh qila dan memeluknya erat. Mengingat kesalahan yang dulu ia buat, mungkin sampai saat ini qila belum tau sebab ayah dan bundanya berpisah. Dan mungkin inilah saatnya rina memberitau semuanya.
"maafin bunda ya sayang, ini semua salah bunda. Andaikan dulu bunda tidak minta pisah dengan ayah qila pasti qila tidak menderita seperti ini, harusnya sekarang qila bahagia bukan seperti ini. Maafin bunda karena dulu, bunda mengambil keputusan itu karena bunda tau kalau ayah selingkuh di belakang bunda, ayah selingkuh dengan rekan kerjanya, dan mungkin saat ini anaknya seusia kamu sayang", ucap bunda yang masih memeluk erat qila.
"benarkah ayah seperti itu bun?"
"iya sayang, bunda pernah melihat sendiri ayah sedang menggendong anak kecil seusiamu dulu bersama wanita cantik di sebelahnya" ucap bunda qila yang meneteskan air matanya lagi.
"qila harus gimana bunda?"
"Sekarang hapus air mata qila, qila kuat, qila itu tegar, qila mampu untuk bangkit. Qilanya bunda ngga rapuh seperti ini. Asalkan qila tau, Tuhan tidak akan menguji hambanya melebihi kemampuannya sayang. Tuhan memilih qila untuk menghadapi masalah ini karena tuhan tau kalo qila itu kuat, qila mampu menyelesaikan masalah ini", setelah mendengar kata-kata yang di ucapkan bunda, qila menghapus air matanya. Tak lupa ia juga menghapus air mata bundanya. Bunda yang biasanya kuat, kini terlihat rapuh ikut merasakan penderitaan qila.
"iya bunda, qila janji bakal buat bunda bahagia. Tunggu sampai qila sukses ya bun" ucap qila di sertai senyuman hangat dari bibir tipisnya.
Mendengar itu, seorang bunda mana yang tak terharu mendengar kata-kata manis terucap dari putrinya."iya sayang, bunda bakal nunggu qila sampe qila sukses nanti. Tapi qila juga harus janji, jangan pernah buat bunda kecewa ya sayang"
"pasti bunda, qila ngga akan pernah kecewain bunda" ucap qila sambil memeluk bundanya.
"bun, soal tawaran itu gimana solusi bunda?"
"saran bunda sih terima aja sayang, bukankah itu impian qila dari dulu? Qila coba aja dulu, qila ngga boleh pesimis. Bunda yakin qila bisa kok. Siapa tau nanti qila berhasil, iya kan?" saran bunda meyakinkan qila
"iya bunda besok akan qila terima tawaran itu" ucap qila sambil tersenyum hangat bersama bundanya.
"sekarang qila ke kamar, qila tidur besok sekolah"
"iya bunda, qila ke kamar dulu ya. Selamat malam bunda", ucap qila mencium pipi bundanya yang akhirnya membuat bundanya lagi lagi tersenyum hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Broken Home
Ficción General[ perfect cover by @sptnass ] "celai itu apah? Kenapa ayah pelgi?" Itu ucapan masa kecil gue, ya gue. Gue seorang anak broken home, nama gue Aqila Seta Gibran. Gue punya sahabat entah kenapa gue ngerasa ada yang aneh, nama dia bermarga nama bokap gu...