"Ra.." arga menepuk nepuk bahu rata yang membelakangi tubuhnya itu.
"Maaf.." dengan rasa bersalah namun tetap dingin.Tidak ada sepatah kata pun keluar dari mulut rara, melainkan hanya isakan tangis memecahkan keheningan mereka.
"Sungguh ra aku tidak bermaksud membuatmu sedih maafkan aku" Arga sangat merasa bersalah karena tidak dapat menjaga wasiat dari mertuanya yang telah menyerahkan putri semata wayangnya.
Flashback on
"Huaaaa hikss pah jangan tinggalkan Rara pah, rara masih sayang papa masih butuh papa di samping rara setelah kematian ibu rara tertekan pa sudah ga ada lagi yang sayang sama rara pa" Rara menguncang- guncangkan tubuh papanya yang sedang kritis
"Maaf nak papa sudah tidak kuat lagi, tapi kamu jangan bersedih karena ada orang yang akan menyayangimu setelah kepergian papa"
"Siapa pa? Tidak ada lagi mamah telah tiada kalau papa pergi..." Ucapan rara terpotong karena ada yang mengetuk pintu
"Assalamualaikum ada apa bapak panggil saya kesini?"
"Waalaikum salam kemari nak!''
"Iya pak""Rara inilah yang papa maksud, kenalkan dia Arga manager di perusahaan papa yang sebentar lagi akan menjadi Direktur menggantikan papa dialah yang akan menyayangimu lebih dari papa "
"Maksud bapak apa ya? Maaf saya kurang mengerti"
Dengan mengabungkan tangan kanan rara dan tangan kiri arga
"Papa ingin kamu dan arga hidup bersama menjadi keluarga sakinah, mawadah, warahmah karena waktu papa sudah tak banyak lagi"
Papa Rara berbisik pelan kepada arga
"Dan ingat arga! semua perusahaan papa, kamu yang kendalikan dan papa titip Rara kepada kamu jangan sesekali kamu menyakitinya kalau sampai itu terjadi papa akan menarik perusahaan yang papa berikan dan memastikan kamu masuk penjara! Saya sudah menyiapkan seorang yang akan menjebloskanmu ke penjara, jika kamu lakukan hal itu"
"Ta...tapi kenapa ini mendadak pa?"
"Jangan menolak atau saya pecat kamu!"
"Ba..baik pak saya tidak akan menyakiti putri bapak,saya akan menjaganya semampu saya"
"Baiklah bagus!"Rara bingung apa yang papa dan calon suami nya bicarakan sepetinya itu sangat penting sampai mereka harus berbisik di depan Rara. Setelah lama berbisik lama papa rara memanggil penghulu.
"Penghulu masuk!!"
Lalu Rara dan arga resmi menikah dan diakhiri isak tangis yang membanjiri pipi baik Rara maupun arga karena papa meninggal DuniaFlashback off
"Ke..kenapa mas lakukan ini padaku padahal aku berharap hari ini jadi hari yang paling istimewa mas..."
"Sama sekali aku tidak bermaksud aku hanya kelelahan dan berkata yang tidak ku fikirkan sekali lagi maaf ra.."
Keheningan masih terus terjadi sampai detik jam dinding terdengar kencang.Arga memutar balikkan tubuh mungil Rara itu agar tidak membelakanginya.
"Ga boleh loh marah sampai membelakangi suami"
seulas senyum arga berikan sambil mengusap air mata rara agar tidak jatuh lagi. Membuat Rara tersipu malu dan tersenyum menunduk.
"Nah gitu dong senyum,kan jadi makin cantik.Aku janji hari ini akan jadi hari istimewa bagi kita, apapun yang kau inginkan akan ku kabulkan"
"Hmmm..aku hanya ingin mas hari ini saja menemaniku hingga aku terlelap"
"Baiklah sayang"Rara berpura- pura tidur terlelap di atas paha Arga.
"Maafkan aku ra sampai sekarang rasa cinta itu belum juga datang, padahal kau begitu sabar dan baik mengahadapi sikapku ini"
Pelan sangat pelan Arga mengucapkan kata kata itu karena Arga yakin bahwa Rara sudah terlelap, Padahal Rara belum tertidur.
Rara menitikan air mata tanpa bisa tertahankan lagi.
"Ra..kamu belum tidur?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fake Marriage
RomanceSHIT! Kenapa aku tidak bisa menghapus masa laluku. KAU! Kenapa kau datang lagi dikehidupanku! "Bangun dear, aku merindukanmu. Kamu harus kuat demi baby kita! Aku janji akan mencintaimu dengan tulus, tapi berikan aku waktu untuk melupakan semuanya...