Hari ini adalah hari kelulusan santri kelas 3 tingkat aliyah, semua santriwan dan santriwati berkumpul di lapangan untuk menyaksikan beberapa penampilan terakhir para santri sebelum menjadi alumni, sekaligus penghargaan untuk santri santri berprestasi.
"Congratulation Zahra, kamu menjadi santri terbaik tahun ini" ucap seorang gadis berkedung panjang bewarna maroon. Dia Fahira Hizam, sahabatku sejak tsanawiyah dulu. kami 2 di antara beberapa santri yang melanjutkan pendidikan di pesantren ini.
"Alhamdulillah, selamat juga atas kelulusanmu. nilai mu juga sempurna" Jawabku dengan tersenyum.
Fahira pun tersenyum sambil bertanya "Selanjutnya apa planningmu kedepan?"
"Sepertinya aku akan tetap disini sambil melanjutkan kuliah di universitas dekat sini" jawabku.
aku jadi teringat ketika Abi dan Umiku memberiku 2 pilihan, "lulus SMA kamu kuliah tapi tetap di pesantren atau menikah?" Tanya Abi dengan bijak. Abi bukanlah pemimpin otoriter, beliau hanya ingin anaknya menjadi salah satu manusia terbaik di hadapan Rabb-Nya. baginya untuk anak seusiaku, kelabilan menjadi hal yang paling ditakutkan. terlalu banyak persepsi yang kurang di sukai Umi dan Abi jika aku keluar dari pesantren sehingga mereka memintaku untuk memilih tetap dipesantren atau menikah dengan harapan kelabilanku akan teratasi jika sudah memiliki suami sebagai pemimpin dalam hidup ini. tapi aku sama dengan anak 17 tahun pada umumnya, masih ingin menuntut ilmu dan bermain dengan teman. jadi aku lebih memilih untuk melanjutkan kuliah dan tetap disini, di tempat yang membuatku mencintai islam lebih dari diriku sendiri.
"Wah, semangat Zahra, semoga kamu selalu istiqomah di jalan-Nya" ucap Fahira. "Aamiin Allahumma Aamiin. semoga kamu pun sama" jawabku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berpacu Cinta Dalam Doa
SpiritualKisah tentang seorang wanita yang jatuh cinta untuk pertama kalinya dan tetap memegang teguh syariat agamanya. Mencintai dengan caranya yang orang lain beranggapan ini akan mustahil di lakukan tapi Fatimah Az Zahra tidak. Dia membuktikan bahwa wanit...