Ini Kali Pertamaku Patah Hati

1.3K 69 1
                                    

Pagi itu suara adzan bergema, berkumandang mengalun dan memuji asma-Nya. Para santri berlomba lomba agar lebih dulu sampai ke masjid. Menempati shaff paling awal untuk melakukan shalat subuh berjamaah. Hal itu sudah menjadi pemandangan yang biasa bagi kami penduduk pesantren Darul Hasan. Kami melakukan rutinitas itu tanpa paksaan dan tentu hanya karena ketulusan untuk mencari rido dari sang Maha pemberi ampunan.
         Setelah selesai melaksanakan shalat subuh berjamaah, kami melakukan rutinitas masing masing. Biasanya para santri tingkat tsanawiyah dan aliyah wajib tadarus Quran di masjid sedangkan santri yang sudah lulus sekolah sepertiku tidak di wajibkan untuk bertadarus di masjid tapi wajib bertadarus minimal 1 hari 1 juz. Biasanya aku memilih untuk bertadarus di masjid. Namun, kali ini aku memilih untuk membaca Al-Quran di kamar saja karena setelah mengaji aku harus cepat cepat mempersiapkan diri untuk berangkat kuliah.
                          ***
Jam dinding kamarku menunjukkan pukul 6.30 dan itu artinya 1 jam lagi akan dimulai perkuliahan. Aku pun memutuskan memesan ojek online agar cepat sampai ke kampus.
Sesampainya di kampus telfonku berdering, ku lihat ada panggilan masuk dari Umi.
"Assalamualaikum" salamku
"Waalaikumsalam" jawab umi sambil menangis.
"Umi..Umi kenapa? Ada apa?" tanyaku khawatir.
"Abi.."
"Iya, Abi kenapa mi?"
"Abi jatuh di kamar mandi, kepalanya terbentur dan sekarang koma"
Sontak kabar dari Umi membuat air mataku jatuh. Abi, pria satu satunya yang saat ini aku cintai sedang bertaruh antara hidup dan matinya. Tanpa kata aku langsung menutup telfon dan bergegas menuju rumah sakit.
        Sesampainya si rumah sakit aku memeluk Umi dengan tangis, Umi dengan tegar menenangkan "Abi sembuh ko. Abi pasti sembuh" ucapnya.
Aku tidak bisa berkata kata melihat Abi terbaring lemas dengan banyak selang yang ada di tubuhnya. Abi memang memiliki riwayat penyakit jantung dan menurut dokter, Abi terjatuh karena serangan jantung.
        Aku dan umi duduk di sebelah Abi sambil membacakan Al-Quran. Kami sangat berharap mata Abi terbuka dan tersenyum melihat kami berada di sampingnya. Namun, kenyataannya 2 hari berlalu tanpa kemajuan apapun. Abi tetap koma. Abi tetap terbaring dengan selang selang rumah sakit yang berada di tubuhnya.
"Kamu harus balik ke pesantren dan kuliah" ucap umi kepadaku
"Mi.. Zahra sudah minta izin kepada pengurus pesantren dan ketua kelas di kampus. Jadi Umi tenang aja"
Aku adalah anak tunggal dari Umi dan Abi, jadi Umi dan Abi sangat mengandalkanku dalam hal apapun. Sedari kecil mereka memberiku kasih sayang yang belum pernah ku jumpai pada siapapun.
Pukul 17.00 Aku pergi membeli makanan untuk Umi ke kantin rumah sakit. Kira kira setengah jam kemudian aku kembali ke ruang tempat Abi di rawat. Dari jarak 5 meter aku melihat Umi memeluk seorang dokter cantik sambil menangis. Aku menghampiri mereka dan bertanya "Kenapa dok? Kenapa ibu saya menangis?"
Dokter dan umi memandangku tanpa kata. "Dok" kataku lagi sambil memegang lengannya berharap mendapat jawaban.
"Ayah kamu sudah tiada" ucap sang dokter
Badanku lemas, aku jatuh tersungkur di kaki Umi. Duniaku berhenti, langitku berubah menjadi hitam pekat. Ini kali pertamaku patah hati. Lebih patah dari pada kisah kisah di dalam novel yang ku jumpai. Laki laki yang ku cinta itu sudah tiada, sudah pergi untuk selamanya. Laki laki yang dengannya aku mengenal ketulusan dan kehidupan menyenangkan.
Sesaat setelah sadar dari anggapan bahwa ini hanyalah mimpi aku berdiri dan menghampiri jasad Abiku. Ku cium keningnya dan berkata "Bi, jika nikah nanti Zahra mau suami seperti Abi"
Umi memelukku dengan erat, air mata tak dapat kami bendung. Orang terkasih telah meninggalkan kami,  menghentikan semua mimpi dan harapan yang ingin kami raih bersama sebelumnya.
Ini adalah hari pertama ku patah hati, semoga tidak akan terulang lagi. Harapku hanyalah membuat doa doa agar sampai ke langit dan menjadikan Abi di surga sampai kita bertemu lagi.

Berpacu Cinta Dalam DoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang