Sepeninggal Abi, aku memutuskan untuk berhenti dari pesantren dan tinggal di rumah menemani umi. Tentu saja kami masih berkabung walaupun 1 bulan berlalu penuh dengan pilu tapi kami mencoba untuk tegar dan menerima semua garis yang sudah ditakdirkan.
"Mi, Zahra mau berangkat kuliah" ucapku menghampiri Umi yang sedang memasak di dapur
"Iya sayang" jawabnya
Ku ambil tangan umi lalu ku ciumi, Umi tersenyum.
"Assalamualaikum" salamku
"Waalaikumsalam" jawabnya pelan.
Abi adalah panutan kami, beliau adalah idola kami dan kini kami harus melanjutkan hidup tanpa sang idola, tanpanya yang selalu mengukir tawa dan canda.
***
Setelah perkuliah selesai, aku melihat beberapa stand organisasi yang mempromosikan kegiatannya. Aku mulai tertarik pada stand pertama di penghujung koridor gedung utama. Terpampang tulisan, Pendaftaran Organisasi DKI(Diskusi Kajian Islam) tanpa pikir panjang hatiku tergerak untuk mendaftar.
"Assalamualaikum ukhti, ada yang bisa kami bantu?" ucap seorang perempuan berkerudung panjang dengan ramah.
"Waalaikumsalam. Saya mau mendaftar ka" kataku tersenyum
"Silahkan diisi formulir ini"
Sesaat sedang mengisi formulir, tiba tiba terdengar suara yang tak asing bagiku.
"Assalamualaikum bro"
Suara itu, suara yang aku rasa aku mengenalnya dan pernah mendengar sebelumnya.
"Waalaikumsalam akhi" jawab seorang pria di sebelah wanita berkerudung panjang itu.
Aku tetap mengacuhkan pandangan tanpa menoleh sedikitpun.
"Ini ukhti, sudah selesai" kataku sambil menyerahkan formulir.
"Syukron ukhti, Ana Adira. ma ismuki?"
"Ana Zahra, Fatimah Az Zahra"
"Waaa masyaallah, selamat bergabung ya ukhti. Senin besok sudah bisa ikut diskusi di masjid"
"Naam ukhti, syukron" kataku dengan senyum.
"Ohya ukhti, perkenalkan ini Ziddan dan ini ka Zain" ucap Adira sambil menunjuk rekan organisasinya.
Zain, ya aku ingat. Jadi suara yang tak asing tadi itu adalah suaranya.
"Assalamualaikum ana Zidan" ucap laki laki berkemeja putih.
"Ana Zain"
"Tanpa kamu berkenalanpun aku sudah mengetahui kamu sebelumnya. Mungkin kamu lupa dan tak ingat bahwa aku pernah bertanya perihal organisasi ini" kataku dalam hati.
"Ana Zahra, Fatimah Az zahra"
"Selamat bergabung" ucap zidan kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berpacu Cinta Dalam Doa
SpiritualKisah tentang seorang wanita yang jatuh cinta untuk pertama kalinya dan tetap memegang teguh syariat agamanya. Mencintai dengan caranya yang orang lain beranggapan ini akan mustahil di lakukan tapi Fatimah Az Zahra tidak. Dia membuktikan bahwa wanit...