4.QOD*SIAPA DIA?*

31 0 0
                                    

Enjoy...


.
.
Q
U
E
E
N
.
.
O
F
.
.
D
A
R
K
N
E
S
S
.
.


Keesokkan harinya Vu sudah berada di perpustakaan di temani Coco dan Okapa. Vu membaca dengan cermat setiap isi buku sebenarnya tanpq did baca cermat pun Vu sudah mengerti hanya saja Vu masih belum yakin dengan pemikiranya. Dibuku itu di jelaskan bahwa Ratu C.Treyvo tidal memiliki kakak, adik, orang tua, suami, atau pun anak. lantas siapa yang di maksud Ratu C.Treyvo itu? ini lebih susah dari yangku kira, bahkan susahnya sama dengan rumus-rumus Fisika.

Otak Vu seakan pecah memikirkan tentang Ratu C.Treyvo. Vu mendesah lelah kemudian beranjak untuk menuju kamarnya yang selalu di ikuti Coco sebagai pelayan pribadi Ratu. Setelah sampai di kamar Vu membaringkan tubuhnya tapi tidak dengan otaknya yang terus bekerja tanpa lelah.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu menyadarkan Vu, Vu bangkit kemudian berkata.

"Siapa?"

"Ini hamba Yang Mulia. Saya Coco mendapat jadwal anda untuk hari ini adalah rapat mengenai pembangunan kota serta dilanjutkan dengan tradisi Gegronta di timur kota yang berbatasan dengan hutan Frofres. Anda bisa istirahat 1 jam lagi." Coco menyampaikan itu dengan satu tarikan nafas lantas aku berkata 'ya' lalu berbaring lagi.

'Hidup menjadi ratu melelahkan tapi juga mengasikan dapat tahu mana yang busuk dan mana yang segar. Lagi pula yang mengagguku saat ini adalah permintaan Ratu C.Treyvo. Aaargh!! Dari pada itu lebih baik aku fokus kepada Tugas, lagi pula seluruh kerajaan ini harus di rombak lagi. Kotor dan menjijikan iw, membuatku muak' itulah yang di pikirkan Vu selama Berbaring hingga dia beranjak dan bersiap-siap untuk menghadiri rapat para petinggi.

"Semua sudah hadir?" tanya Vu saat di perjalannya menuju ruang Rapat.

"Ya Yang Mulia." balas Coco.

Akhirnya rapat di mulai, yang pertama menyampaikan adalah Mentri yang di ketahui bernama Moxel.

"Saya Moxel selaku perdana Metri di kerajaan ini ingin mejelaskan tentang pembangunan kota. Kita memiliki 9 kota yang masing-masing kota mempunyai pemimpim untuk mengelola rakyat." jelasnya

'Oh, seperti pemerintahan manusia rupanya..'batin Vu.

"Pembangunan kota pasti membutuhkan dana yang besar tapi tenang saja kerajaan kita memiliki pendapatan yang lumayan lebih dalam Harta. Saya disini ingin mengajukan tentang proyek pembangunan sekolah tatakrama.

Karena kita sebagai bangsa Iblis selalu di perlakukan tidak adil dan barbar. Dulu sekali kita bangsa iblia memiliki perjanjian dengan kaum manusia untuk tidak saling mengganggu kecuali manusia iti sendiri yang memyerahkan diri. Dan iblis hanya dapat mengambil manusia jika manusia itu sudah termakan oleh kegelapan—"

"Helion." ucap Vu yang di balas anggukan semuanya.

"Ya Helion. Manusia sering salah mengartikanya dengan kaitan kutukan. Untuk itu sayang ingin bangsa Iblis juga memiliki martabat di mata yang lain."ucapnya.

'Jadi iblis itu barbar,tolol,kejam dll. Tapi tatakrama tidak buruk juga'

"Berapa pendapatan kita?"tanyaku.

"Saya perkirakan sekitar 76%"jawab penanggung jawab harta.

"Oh baiklah, aku memberikan kesan positif kepada rencanamu. Kita berinama saja Academy Hades. Letaknya di bagian barat kota, agar para pelajar merasa bebas tanpa kebisingan. Lalu soal pembangunan kota aku ingin rapat antara pemimpin kota besok. Ah,,,, satu lagi kerajaan ini, aku mau harus menjadi kinclong dalam 1 hari 1 malam. Hingga ke sudut-sudutnya." perintah Vu di akhiri dengan seringaian.

Sedang kan para pemimpin di sana meneguk ludahnya kasar.

'Sial kerja bakti Kerajaan'

Mungkin begitulah umpatan dalam batin mereka.

Rapat berakhir kini Vu tengah bersiap untuk tradisi Gegronta dimana Ratu baru akan di akar keliling kota lalu mengikat sumpah di hadapan semua orang. Merepotkan tapi mau bagaimana lagi.

Saat ini Vu sedang dalam tandu. Diangkat dan di pamerkan layaknya barang jual murah itu kesan yang di rasakan Vu namun tidak hanya itu, pemandangan di setiap desa sunguh menyedihkan. Terlihat begitu kotor dan penuh lumpur hingga saat mengarahkan pandanganya ke depan Vu melihat seorang Remaja yang mungkin seumuran dengannya jatuh tepat di jalan Ratu lewat. Panglima opou mengeraskan wajahnya selagi menghampiri pemuda itu, tidak lewat juga bentakan kasar yang di layangkanya. Warga di sekitar hanya menunduk, tidak ada yang mencoba menghentikanya. Sampai panglima opou mengacungkan pedangnya hendak menebas kepala remaja itu, Ratu menghentikanya.

Vu menurunkan kakinya lalu tiba-tiba sebuah sinar biru terang mengelilingi kedua kaki Vu membuat sebuah sepatu hak yang indah seperti berlian. Semua mata terbelatak, kecuali Vu yang dengan angun dan cueknya berjalan menghampiri remaja tersebut. Diulurkan tanganya yang di sambut ragu oleh remaja tersebut.

"Te..terimakasih."gugup remaja tersebut.

"Hm.. Pergilah." perintah Vu. Tanpa ba bi bu lagi Remja itu pergi menerobos warga hingga menghilang di hutan.

Vu tidak kunjung kembali ketandu, pikirannya melayang kepada remaja tadi. Sekilas Vu melihat tanda lingkaran dengan di dalamnya terdapat gambar bunga mawar hitam.

'Black Rosse! Jangan bilang dia adalah penjaga makam.. Eh maksudku penjaga sang Malaikat kelabu!! Jika benar maka tidak salah lagi, kotak itu! Pasti Malaikat kelabu itu tau dimana letak kotak itu.'pikir Vu tersenyum cerah.

'Akhirnya, aku punya sedikit petunjuk jalan untuk pulang.'

Next!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Queen of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang