"Kakak, aku percaya harapan akan datang jika aku selalu memohon pada Tuhan... kakak aku selalu berdoa dan berusaha untuk mencapai yang namanya kebahagiaan kak.... dari semua penderitaan ini aku selalu berusaha kuat, aku selalu tersenyum aku enggan memperlihatkan kesedihanku di depan mata orang lain. Aku melakukan itu kak.... dan aku bahagia, karena...... aku masih bisa menyayangi mereka meskipun aku harus menerima perlakuan tidak adil mereka padaku. kakak apakah aku boleh menyusul kakak, jika aku bisa menentukan dan mendapatkan kebahagiaan itu kak? kakak, apakah kakak merindukanku? Aku merindukanmu kak.... kakak kapankah aku bisa bertemu kakak dan melihat musim semi? Aku ingin tahu kak... aku ingin tahu... kapankah waktu itu akan tiba. Karena aku selalu menantikannya...."
-Jeon Jungkook-
..................
(Author**** POV)
Terlihat seorang namja tampan dengan wajah manisnya duduk sendiri di atas rerumputan hijau. Namja tampan itu menutup matanya, merasakan hembusan angin yang menerpa rambut hitamnya. Namja dengan kemeja kotaknya itu kini menikmati pagi harinya, dalam kesendiriannya. Meski tubuhnya masih lemah, wajahnya pucat setelah dia keluar dari rumah sakit, namun Jungkook... masih ingin melakukan aktivitasnya.
Jungkook membuka kelopak matanya yang terpejam, tak lama tangan kanannya bergerak menulis sebuah tulisan di atas lembaran kertas putih. Seulas senyum tipis ia tunjukan saat tangannya dengan lihai membuat tulisan. Terlihat kertas yang tadinya putih bersih kini penuh dengan tulisan tangan indahnya.
Tes...
Tes...
Air mata itu jatuh kembali dari kelopaknya saat Jungkook menuliskan beberapa kata di atas kertas tersebut. Air mata itu jatuh tanpa seizin tuannya... entah itu air mata kesedihan atau kebahagiaan, hanya Jungkook yang tahu. setelah tangan kanannya selesai menulis sebuah kalimat di kertas pada bait terakhir. Jungkook mengulas senyumnya, menyeka air matanya dengan punggung tangannya. Dan melipatnya setelah itu ia memasukan pada sebuah amplop berwarna biru laut warna kesukaannya.
Jungkook kini memandang amplop biru itu, apa yang ia tulis hanya ia yang tahu. dan kepada siapa surat itu tujukan hanya Jungkook yang tahu. tak lama tangan kanannya mengambil sebuah daun, daun semanggi yang mempunyai jumlah daun berjumlah empat. Jungkook tersenyum ia ingat dengan apa yang dikatakan kakaknya satu tahun yang lalu, mengenai daun semanggi yang mempunyai jumlah daun empat buah. Daun semanggi yang dipercaya dapat mengabulkan harapan.
Jungkook memejamkan matanya sambil memegangi daun ditangannya, mengucapkan dalam hatinya. Tentang apa yang ia inginkan dan harapkan... ya, Jungkook tidak mempercayai tahayul tentang daun yang dapat mengabulkan permohonan. Tapi... setidaknya dia mencoba, mencoba membuat permintaan dari daun yang ia pegang dan ia cari susah payah. Dan saat ia menutup kelopaknya, membuat harapan yang tulus dalam hatinya... Seketika itu juga air matanya jatuh. Tak ada yang tahu apa yang diharapkan namja tampan dengan wajah manisnya itu, hanya Jungkook dan Tuhan yang tahu....
......
(Flashback***ON)
Januari 2016
"Aduh dimana sih, kok gak ketemu ya..."
Seorang namja tampan dengan mata sipitnya, juga rambut berwarna coklatnya kini tengah berpetualang di atas rumput hijau di debuah taman dekat dengan sungai kecil. Dengan teliti tangan kananya yang putih memeriksa sekumpulan tumbuhan semanggi, lebih tepatnya menghitung jumlah daun yang ada pada tumbuhan tersebut. Entah apa yang dilakukan namja tampan bernama 'Yoongi' itu, ia hanya ingin mendapatkan daun itu... daun yang menjadi tujuannya datang ke taman ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Don't Hate Me (sad story Jeon Jungkook) [END]√
Fanfiction"Tolong jangan benci aku. Berikan aku kasih sayang walau secuil dari-mu kakak. Aku menyayangimu... juga menyayangi ibu. Beri aku kesempatan kasih sayang dari kakak, kak Taehyung, maukah kau menghilangkan rasa bencimu padaku? Beri kesempatan pada adi...