"Jim, kau yakin?"
Aku terkekeh, lalu menoleh ke arah lelaki yang sudah menjadi sahabatku selama tiga tahun ini.
"Jadi, selama ini kau belum mengenal siapa aku, Tae?"
Kim Taehyung, lelaki yang sama gilanya denganku.
Menghabiskan waktu selama tiga tahun selalu bersama dengan Taehyung merupakan waktu yang paling berharga.
Apa menurut kalian aku ini seorang lelaki yang menyukai sesama jenis? Kalau kalian menjawab ya, maka jawaban kalian salah.
Waktu paling berharga di sini adalah, bagaimana kalian merasa bahagia ketika sedang bersama dengan seseorang yang selama ini selalu ada di sisi kalian. Nah, Taehyung termasuk salah satu orang yang bisa membuatku bahagia.
Dia, Kim Taehyung, selalu mempunyai cara untuk menghiburku di saat aku sedang mempunyai masalah. Seperti waktu kedua orang tuaku bercerai. Ibu meninggalkanku dan Ayah memilih untuk menikah dengan selingkuhannya. Di saat itu hanya Taehyung yang berada di sisiku, menemaniku yang tidak bisa berhenti minum sampai mabuk.
Aku juga begitu. Kalau Taehyung mempunyai masalah, dia akan segera cerita dan tugasku adalah menghiburnya, lalu memberikan solusi terbaik untuk Taehyung.
"Benar. Aku lupa bahwa kau adalah playboy di sekolah ini." Taehyung tertawa dengan kencang. Lalu menghisap rokoknya kuat-kuat.
Aku kembali terkekeh. Lalu ikut menghisap puntung rokok yang terselip di antara jari telunjuk dan jari tengah.
Jika kalian menganggap bahwa kami berdua seorang lelaki biasa yang tidak pernah berbuat masalah dan melanggar peraturan sekolah atau melawan guru, kalian salah besar.
Aku dan Taehyung dikenal sebagai murid yang sering telat datang ke sekolah. Tak hanya itu, kami berdua pun dicap sebagai berandalan sekolah. Bocah nakal yang sering bolos kelas dan memilih untuk tidur atau merokok di atap sekolah, bocah nakal yang sering menggoda guru-guru magang yang cantik dan sexy, bocah nakal yang sering sekali dihukum, mungkin hampir setiap hari. Begitulah mereka semua—para guru—menyebut kami bocah nakal. Oh, dan jangan lupakan tentang aku dan Taehyung adalah playboy di sekolah ini.
Aku yang pertama dan Taehyung yang kedua.
"Kau lupa? Kau juga playboy, Bocah Tengik!" Kemudian kami berdua kembali tertawa.
-
"Tae, bagaimana penampilanku pagi ini?"
Taehyung menaikkan salah satu alisnya. Kemudian menatap penampilanku dari bawah sampai atas, berulang kali.
Aku rasa, dia sedikit shock. Bagaimana tidak? Aku yang biasanya tidak pernah memasukkan seragam ke celana, tetapi hari ini aku memasukkannya. Aku yang biasanya tidak pernah memakai dasi, tetapi hari ini aku memakainya bahkan dengan sangat rapi.
"Kau kena—Ah, benar. Kemarin kepalamu terbentur, 'kan?"
"Jadi, kau mengira aku amnesia?"
"Lalu kenapa kau berpakaian seperti ini? Menjijikkan."
Aku terbahak, mendengar Taehyung yang mengira bahwa aku amnesia hanya karena terbentur dengan pintu loker milik seorang gadis yang baru-baru ini berhasil merebut hatiku.
"Bukannya kemarin aku sudah bilang padamu, bahwa aku akan melakukan ini untuk Hyora?"
Taehyung terdiam. Mulutnya sedikit terbuka, mencoba untuk mengeja nama yang aku yakin adalah Hyora.
Sebenarnya aku sedikit curiga dengan Taehyung. Sejak gadis yang bernama lengkap Lee Hyora, yang merupakan murid baru di kelas aku dan Taehyung datang, dia sedikit berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS SUMMER TIME
RandomIni adalah projek kedua kami yang bertema Summer Time untuk memperingati ulang tahun debut BTS yang ke-empat sekaligus merayakan ulang tahun Bangtan Squad yang pertama. Projek ini berisi karya-karya tulis dari beberapa anggota Bangtan Squad dengan b...