Aku mengerjap kedua mataku dan segera meraih gelas kaca yang berada di atas nakas. Cuaca di Seoul hari ini sangat dingin hingga membuat tubuhku menggigil. Bahkan selimutku dan selimut Jimin pun masih belum menghangatkan tubuh kami berdua. Padahal seharusnya di Seoul pada bulan Juni sekarang adalah musim panas.
Ah, mungkin ini masih pagi sekali jadi dingin, batinku.
Aku menatap tubuh mungil Jimin yang sedang meringkuk di ujung ranjang. Tanganku mengusap bahu telanjangnya dengan lembut.
"Oi, kau sudah menyiapkan barang-barangmu?" ujar Seokjin Hyung sembari menghampiriku dengan spatula dan apron merah mudanya.
"Hmm sudah. Kau yakin hanya kita berdua? Kau tidak mau mengajak Jimin atau Jungkook?" Aku menggaruk tengkukku yang tidak gatal. Mataku mengerjap-ngerjap ketika melihat ekspresi Seokjin Hyung yang berubah menjadi kesal. "Kenapa dengan wajahmu itu?"
Seokjin Hyung mendengus. "Mereka akan pergi ke Jeju untuk liburan musim panas bersama Taehyung. Suga dan Hobie tetap di sini karena masih ada beberapa urusan. Kau tidak mau liburan berdua denganku?"
***
"Dah, Hyung! Selamat bersenang-senang!"
Aku mengangguk dan melambaikan tanganku pada tiga bocah yang baru saja mengantar kami ke bandara.
Mataku tak berhenti untuk menelusuri setiap sudut ruang tunggu untuk mencari kursi kosong. Setelah mendapat kursi kosong, tubuhku tiba-tiba merinding.
"Kau ini kenapa?" tanya Seokjin Hyung padaku.
"Panggilan alam, Hyung." Segera aku beranjak dari kursi tunggu dan berlari kecil.
Aku membasahi bibirku sambil menengok kanan dan kiri untuk mencari kamar mandi. Ketika aku mendapatkannya, aku segera masuk dan membuka resleting celanaku.
Aku mendesah lega. Sebelum keluar, tak lupa juga aku mencuci tanganku dan sedikit merapikan anak rambutku yang mulai berjatuhan menutupi mataku.
"Aih, seharusnya aku pakai beanie jika harus begini." Aku menyisir-nyisir rambutku dengan bersiul untuk mencairkan suasana kamar mandi yang sangat sepi. Yah, karena memang hanya ada aku di dalamnya.
Samar-samar aku mendengar suara tangisan dari bilik kamar mandi. Seperti tangisan bayi karena suaranya begitu nyaring di telingaku.
Aku membuka satu persatu bilik yang ada di kamar mandi dengan hati-hati. Akan tetapi, tidak ada satu pun orang di dalam bilik itu. Kemudian aku beralih ke bilik terakhir.
Tanganku mendorong pelan pintu bilik tersebut. Tak lama kemudian, mataku terbelalak saking kagetnya.
Ada bayi sedang menangis dengan pakaiannya yang basah kuyup.
Dengan cekatan aku menggendong bayi tesebut dan mencoba menenangkannya.
"Kenapa menangis di sini? Apakah tidak ada tempat lain yang lebih bersih selain kamar mandi ini, hm?"
Aku mendengus dan segera meletakkan bayi itu di atas closet. Aku melepas jaketku untuk kupakaikan ke bayi itu. Setidaknya aku sudah latihan untuk menjadi seorang ayah kelak.
Tanganku tak berhenti mengusap punggung mungil milik bayi itu. Aku juga bisa merasakan bahwa beberapa pasang mata menatapku kagum dan ada juga yang mengolokku karena membiarkan bayi menangis di pelukanku.
Mungkin aku akan memanggilnya Rapmon. Karena jika aku memanggilnya bayi, ia akan sakit hati, batinku sembari tersenyum lebar.
"Hyung, aku menemukan Rapmon di kamar mandi. Aku merasa kasihan jadinya aku membawanya kemari."
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS SUMMER TIME
AlteleIni adalah projek kedua kami yang bertema Summer Time untuk memperingati ulang tahun debut BTS yang ke-empat sekaligus merayakan ulang tahun Bangtan Squad yang pertama. Projek ini berisi karya-karya tulis dari beberapa anggota Bangtan Squad dengan b...