03. Chaos

30.2K 6K 404
                                    

Warn : mature, harsh word

Rara terbangun dari tidur nyenyaknya karena suara ponsel milik Chanyeol yang terdengar memekakan telinga. Ia mencoba menyingkirkan lengan Chanyeol yang masih melingkupi tubuhnya.

"Yang, angkat teleponnya tuh," tegur Rara yang dijawab gumaman tidak jelas oleh Chanyeol yang memilih untuk kembali tidur. Chanyeol masih terlalu lelah meski hanya untuk membuka matanya.

Rara berdecak pelan sebelum memutuskan mengangkat panggilan di ponsel milik kekasihnya itu karena begitu familiar dengan nama yang berada di layar telepon.

Incoming call from Iim...

"Halo, kemapa Im?" tanya Rara dengan suara yang serak khas orang bangun tidur.

"Di mana lo sekarang?" tanya iim di seberang telepon.

"Tempat Chanyeol, kenapa emang?"

"Lo nggak balik ke bar?! Bukannya ponse lo masih di sana?! Terus Inggit gimana?!"

"Enggak, lo kenal gue sama Chanyeol kan, kalau udah khilaf ya mana bisa berhenti. Lagian ponsel gue juga masih banyak, abang gue punya pabriknya malah. Apa hubungannya sama Inggit sih?" tanya Rara sambil menguap. Chanyeol tidak banyak memberikannya waktu istirahat semalam.

"Gue sama Joana balik duluan ninggalin dia yang teler di bar lo! Gue pikir lo bakal balik lagi ke sana!" ucap Iim dengan sedikit histeris.

"Santai aja paling Taehyung ngamanin dia di ruangan Chanyeol," timpal Rara santai.

"Lo musti tau kalau Lay semalem dateng ke sana! Dan gue ninggalin Inggit sama dia!"

Seketika mata Rara membola mendengar penuturan dari iim. Jika seperti itu tentu saja banyak kemungkinan yang terjadi.

"Kok pada goblok sih ninggalin dia gitu aja sama Lay?!"

"Kita nggak tau kalau lo nggak balik lagi, nyet!" tegur Iim yang membuat Rara membisu.

"Terus gimana sekarang?!"

"Telepon adeknya lah! Tanya kakaknya ada apa enggak! Kalau nggak tanya Changmin!" usul Rara.

"Yang, pagi-pagi jangan teriak-teriak," tegur Chanyeol saat mendengar suara kekasihnya sudah melengking di pagi hari seperti ini.

"Diem kamu! Ini genting!" semprot Rara yang membuat Chanyeol kini terbangun sepenuhnya.

"Jeno nggak tau kelakuan kakaknya yang suka keluar masuk bar, dan ngeliat sifat protektifnya Changmin kalau kita salah ambil langkah bisa-bisa kena double marah ya dari mereka berdua! Lo gak inget temen lo yang satu itu kalau marah udah kayak setan?!"

"Sialan! Tuh manusia kenapa nongol sih!" sungut Rara dengan kesal.

"Kenapa sih Yang?" tanya Chanyeol penasaran.

"Si Inggit teler dan ditinggalin sama Jojo dan iim di bar semalem, dan di sana ada Lay," jawab Rara yang mebuat mata Chanyeol yang sudah besar itu membola.

"Kita cek cctvnya sekarang," usul Chanyeol yang diangguki oleh Rara.

"Im, kumpul di bar ya, kita liat cctvnya," kata Rara sambil beranjak pergi.

"Yang! Pake baju dulu!" tegur Chanyeol yang membuat Iim menghela napas di seberang sambungan telepon.

Satu jam kemudian Rara, Chanyeol, Iim, Joana dan Kris berkumpul di bar milik Chanyeol. Chanyeol sudah menanyakan kepada Taehyung, seorang bartender tetap disana. Namun Taehyun bilang ia tidak melihat sosok Inggit semalam.

Chanyeol pun segera meminta petugas keamanan bar miliknya untuk meminta diputarkan rekaman cctv di bar semalam. "Di mana dia telernya?" tanya Chanyeol.

"Meja VIP, keyak biasa," sahut Joana.

"Gue balik jam setengah dua belas, mungkin setelah itu," jelas Iim.

Sang penjaga keamanan pun memutar video di waktu yang Iim maksudkan, dan di saat video itu dipercepat mereka melihat satu pria datang dan Lay membopong tubuh Inggit keluar dari dalam bar.

"Stop pak!" titah Joana saat melihat rekaman satu pria lainnya datang, "cowok itu siapa?" tanya Joana kemudian.

"Gue rasa itu managernya Lay," kata Iim.

"Baekhyun..." gumam Chanyeol dengan jelas sehingga yang lain dapat mendengarnya.

"Baekhyun?" tanya Rara heran. Dari nada suara yang Chayeol gunakan sepertinya ia mengenal pria itu.

"Dia temen kuliah gue, sama Luhan juga," jelas Chanyeol.

"Luhan sepupu kamu yang sekarang tinggal di LA?" tanya Rara memastikan yang dijawab anggukan oleh Chanyeol.

"Kita harus cari dia sebelum Jeno sama Changmin tau," kata Iim yang diangguki olen yang lainnya.

*****

Inggit's POV


Cahaya matahari yang menelisik dari balik gorden membuat gue membuka sebelah mata gue dan menyipitkan pandangan gue untuk melihat ke sekitar, dan gue tau kalau ini bukanlah di kamar gue ataupun milik sahabat-sahabat gue.

Rasa sakit kepala dan mual yang amat sangat menyiksa membuat gue kembali memejamkan mata gue.

Suara pintu yang terbuka dan langkah kaki yang mendekat membuat gue kembali membuka mata meski dengan rasa sakit kepala yang masih menyerang.

Lay ada di depan gue dengan air jeruk hangat di tangannya hanya menggunakan celana tidur miliknya tanpa atasan yang memamerkan otot tubuhnya. Dulu mungkin gue akan tersipu malu saat kami dalam keadaan seperti ini, tapi tidak dengan sekarang.


"Lo hangover, ini diminum dulu biar enakan," ucap Lay dengan santai sambil menaruh air jeruk hangat itu di meja nakas.

Gue hanya berdecih pelan dan mengalihkan pandangan gue ke obyek lain selain dia yang masih berdiri memperhatikan gue.

Lama kelamaan rasa dingin yang menerpa tubuh gue membuat gue mengecek keadaan gue yang kini tidak memakai apapun di balik selimut.

"Lo apain gue cowok brengsek?!"

Tragically Beautiful [Animal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang