1

52 0 0
                                    

Definisi takdir?
Entahlah, aku tak tau banyak definisi dari setiap hal.
Yang kutau, takdir itu....

Kita

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

“RAINA...!!!!”

Sebuah teriakan dari suara cempreng itu berasal dari seorang gadis dengan rambut blonde yang berada tak jauh di belakang Raina.

“eebusettt itu bocah teriak pake toa kali ya” gerutunya yang sudah berbalik ke belakang dengan menurunkan headset yang sedari tadi menempel pada telinganya itu sembari menunggu gadis yang sedang berlari ke arahnya.

gadis itu sudah berada di sampingnya dengan ngos-ngosan karna berlari.

“gilaa gue neriakin lo dari depan gerbang Ra ” ucap Zera sembari mengatur nafasnya yang terengah engah mengejar Raina sambil teriak memanggilnya.

Raina menepuk nepuk pundak Zera dengan tampang terharu yang ia buat-buat “yang nyuruh situ ngejar gue siapa”

“makasih kek, masih untung ada yang mau ngejer lo. Bayangkan  kalo bukan gue siapa lagi nesss” kini gantian Zera yang memandang Raina dengan sebelah alisnya yang terangkat.

“lahhh lo sendiri jomblo malah ngatain orang” Raina terbahak menemukan bibir Zera yang sudah mengerucut itu.

“Ehh tunggu-tunggu, itu siku sama lutut kenapa di tambal gitu?” tanya Zera yang mendapati siku serta lutut Raina yang di tutupi plaster luka.

Raina menggaruk tengkuknya kemudian mengeuarkan cengiran lebar “jatoh semalem pas gue ketemu alien berwujud manusia. Udahlah nggak penting, yok kekelas”

Zera hanya mengangguk paham tanpa bertanya lagi. mereka kemudian berjalan berdampingan menuju kekelasnya

Zera adalah sahabat Raina sejak masih dalam kandungan. Kedua orang tuanya adalah sahabat dekat sehingga waktu kecil mereka berdua banyak menghabiskan waktu bersama. Mereka bahkan tak pernah pisah kelas apalagi pisah sekolah mulai dari saat memasuki jenjang Sekolah dasar sampai sekarang. Tak heran jika mereka berdua sudah bak pinang di belah dua. Bahkan tak jarang mereka di kira saudara saking banyaknya kesamaan antara dua gadis cantik itu.

“ehhh ra, lo tau nggak---“

“enggak”

Raina lansung dihadiai tatapan tajam oleh Zera yang terpotong ucapannya.

“iyadehh cerita. Ngeliatin gue gitu udah kayak singa kehilangan anaknya tau nggak” Raina masih menggoda Zera yang wajahnya kini sudah terlempar entah sejauh mana.

“nggak ahh, ngambek gue”

“jiahhh ngambek. Emang bisa?”

Zera mendengus mendapati Raina yang masih sibuk menertawainya

“yaudah cerita deh penasaran juga gua”

“kepo juga kan lo. Untung gue cewek cantik yang baik hati dan tidak sombong”

“semerdeka lu aje”

“ok gue cerita, jadi kemaren di grup lagi rame banget bahas anak baru” Zera menggantungkan kalimatnya menunggu respon dari Raina yang sedang menyimak dengan seksama.

“ada anak baru? Gue nggak buka grup kemaren” tanyanya polos yang memang jarang membuka notif dari grup.

“makanya lo jangan Cuma nge-stalk cogan aja taunya, grup juga di cek” celetuk Zera seolah menasihati.

Hujan Dan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang