Chapter 2

971 76 14
                                    

Entah kemana perginya pria bawel itu karea dikantin aku tidak melihatnya setelah aku memesan makanan dan akan ku bawa duduk disebuah meja untuk ku nikmati. Aku melihat semua tempat sudah terisi, hanya terdapat satu bangku di bagian ujung barisan pertama. Aku langsung saja menuju kesana karena aku tidak sabar untuk mengenyangkan perutku. Aku juga melihat Ohm sedang berkumpul bersama teman-temannya. Si cantik Pimp dan Ploy juga ada seorang pemuda yang cukup manis pula bernama Bas.

Namun ketika aku melewati bangkunya, sepertinya dengan sengaja Ohm mengeluar kakinya dan menjegal langkah kakiku hingga membuatku terjatuh dan makan siangku berserakan di lantai. Arrrggghhh  ... itu sangat membuatku marah. Tapi aku masih bisa manahan kamarahanku hingga datanglah seorang kakak kelas yang begitu rupawan membantuku untuk berdiri.

"Lihatlah. P'God membantunya!!"

"Apa kau percaya melihatnya?"

"Itu benar-benar terjadi didepanku!!"

Itulah yang ku dengar dari gumaman-gumaman para murid. Yang melihatku dibantu oleh kakak kelas ini. Dan ku dengar dengan lantangnya ia pun berkata

"Siapa yang mengganggunya?"

Tak lama aku melihat Kimmon datang juga menghampiriku dan menanyakanku apa yang sudah terjadi padaku.

"Toey, ada apa ini?" Pria bawel ini tak banyak berkata seperti biasanya menanyaiku.

"Tidak apa-apa, Kim." Jawabku yang kemarahanku mulai meredah.

"Ayo, ayo. Kita pergi." Ujarnya Kimmon yang tergesah-gesah menarik Toey tanpa berterima kasih karena kakak kelas yang rupawan itu sudah menolong temannya.

Dijelaskannya semua yang Kimmon tahu padaku diperpustakaan. Iya, memberitahuku semuanya namum tak lupa juga ia mengoceh panjang lebar hingga membuatku tidak nyaman bila bersamanya.

"Apa yang baru saja kau alami?" Ia bertanya padaku tentang kejadian tadi.

"Entahlah, sepertinya Ohm ingin memancing emosiku." Jawabku yang sedikit acuh.

"Ouch, dia benar-benar memancing emosiku juga. Tapi kau jangan melakulan perlawanan apapun. Karena aku tidak ingin kau memiliki masalah dengannya."

"Apa kau gila? Sampai kapan aku harus menahan emosiku? Sampai aku benar-benar babak belur dan semacamnya? Apa seperti itu?"

"Bukan begitu. Yang aku maksud adalah, kau harus makluminya. Dia seperti itu karena dia memiliki masalah dengan ayahnya."

"Apa urusanku? Mengapa dia melampiaskannya padaku? Kau tahu, dia sudah membuatku muak." Ucapku yang lantas hendak beranjak pergi namun pemuda bawel ini menarik tanganku dan mendudukanku lagi.

"Tunggu." Dia menariku untuk duduk. "Kau tidak boleh menemuinya lagi. Kau tahu semua murid disini tidak ingin mendapatkan masalah padanya." Ujarnya yang mulai membicarakan keringan hatinya kakak kelasnya yang telah membantuku tadi. "Untung saja P'God membantumu tadi, jika tidak. Kau akan menjadi bahan tawaan yang lainya. Kau seharusnya bersyukur karena nyamu telah diselamatkan olehnya. Dan kau seharus berfikir bahwa kau harus menahan emosimu. Dan ku harap juga untukmu ...."

"Hussssttt ..." Sahutku yang mengacungkan telunjukku kehidungnya. "Siapa dia?" Tanyaku yang sedang mempertanyakan P'God.

"Siapa?" Pemuda bawel ini justru balik menanyaiku.

"P'God. Siapa itu?"

"Oh. Dia yang baru saja menolongmu waktu kau diganggu oleh Ohm. Dia adalah ketua OSIS disini. Dia punya banyak wewenang disini. Dia pemuda yang tampan, aku saja masih sedikit pendek darinya. Apalagi dirimu. Dan kau juga jangan mencari masalah dengannya, karena dia bisa lebih kejam darimu. Dia adalah bintang kelas disini, semua gadis-gadis mengaguminya. Bahkan ada yang berani mengatakan cinta padanya tapi P'God menolak mereka. Jika aku jadi dia, ada banyak gadis yang menyatakan cinta padaku. Akan ku terima mereka semua."

I'm Crush On You!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang