Setelah mengunci pagar rumah, Chinta melangkah. Sejenak berhenti. Menoleh ke sekeliling. Sebelah alisnya sedikit terangkat sementara mulutnya menggigit bibir bawah, kebiasaan yang cewek itu lakukan saat sedang mengamati sesuatu.Tidak menemukan sosok yang dicari, Chinta kembali melanjutkan tujuan awalnya. Melangkahkan kaki. Menuju ke sekolah.
Pertama kali Chinta menginjakkan kakinya di halaman sekolah, pemandangan pertama yang cewek itu tangkap adalah sosok Darka yang tampak berbicara akrab bersama dengan seorang cewek yang entah siapa.
Lagi-lagi kening Chinta kembali berkerut bingung dengan tatapan yang jelas tertuju kearah pasangan tersebut. Tanpa bisa Chinta cegah sebuah senyuman sinis tersungging di sudut bibir saat dengan jelas Chinta melihat tangan Darka yang terulur, Menyelipkan anak rambut yang melambai di wajah sosok cewek di hadapan cowok itu.
"Apa-apaan ini. Baru aja kemarin gue bilang, supaya bikin gue bisa jatuh cinta. Boro-boro deh ilfil sih iya." Gerutu Chinta seolah bicara pada dirinya sendiri.
Mata Darka sedikit melirik saat mengetahui Chinta yang berjalan melewatinya tanpa menoleh sedikitpun. Entah karena cewek itu tidak melihatnya, atau memang sama sekali tidak perduli. Yang jelas, baik opsi yang pertama ataupun opsi yang kedua. Kemungkinan itu tetap saja memberikan efek yang sama bagi seorang Darka. Sama-sama menyebalkan. Karena berarti cowok itu telah terabaikan.
Dan saat Chinta telah menghilang dari tikungan Darka langsung berpaling. Membuat sosok cewek yang sedari tadi bercerita kepadanya menjadi bingung. Terlebih Darka langsung meninggalkan cewek itu tanpa alasan.
"Ehem." Darka sengaja berdehem sembari berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Chinta.
Bukannya menoleh, Chinta justru tampak mengangguk-anggukan kepala mengikuti irama musik dari headset yang memang terpasang manis di kedua telinganya. Membuat Darka semakin geram. Tanpa bisa dicegah tangan cowok itu terulur, melepaskan salah satu headset itu. Membuat Chinta langsung menoleh heran.
"Darka? Kenapa?" tanya Chinta ekspresi polos.
Bukannya menjawab justru Darka malah memanyunkan mulutnya, membuat Chinta tidak mampu menahan tawa.
"Ha ha ha. Ah, lo imut banget sih kalau cemberut gitu. Mirip cewek." komentar Chinta yang membuat Darka bertambah sebal.
"Nggak lucu." ujar Darka.
"Ada apa?" tanya Chinta lagi setelah tawanya mereda.
"Kok lo tadi main nyelonong aja sih? Sama sekali nggak nyapa gue?" tanya Darka langsung.
"Maksudnya?" kening Chinta berkerut bingung, tapi bukan malah dijelaskan, Darka justru hanya mengangkat bahu.
"Emang lo siapa gue?" tanya Chinta yang terdengar menohok.
"Gue itu orang yang lo harapin buat bikin lo bisa jatuh cinta." Balas Darka santai membuat Chinta langsung menoleh.
"Dan caranya, bermesraan sama cewek lain?" tanya Chinta yang jelas meledek.
"Emang tadi, lo nggak cemburu?" Darka tampak penasaran.
Dan lagi-lagi Chinta hanya membalasnya dengan tertawa.
"Ha ha ha. Lo lagi ngelawak ya? Kenapa gue harus cemburu. Jatuh cinta aja belom." ujar Chinta di sela tawanya.
Mendengar kalimat yang terlontar dari Chinta barusan spontan saja membuat Darka tampak terlihat sedikit salah tingkah. Tangan cowok itu segera di masukan kedalam saku celana. Mendadak mati gaya.
"Kalau lo menggoda cewek di hadapan gue dengan niat bikin supaya gue cemburu, denger ya. Itu sama sekali nggak berhasil. Gue justru malah jadi ilfil. Lagian...."
![](https://img.wattpad.com/cover/109145436-288-k372956.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TBC (Taruhan Berujung Cinta)
أدب المراهقين(DIREVISI SETELAH TAMAT) Antara ; Takut, Benci dan Cinta. Ketika tiga perasaan yang berbeda bersatu di waktu yang bersamaan Langsung baca aja yuk guys!!! ..................................... Happy Reading ^_^ Warning : Banyak Typo