• PARK JIHOON •

1.5K 125 23
                                    

You as Hyuri.

"Hyuri!" kata suara yang langganan neriakkin kuping gue. Yep. Itu suara Kak Jihoon. Sayang ya suara bagus bagus, neriakkin nama gue mulu :3

Ohiya, fyi gue wakil ketua osis taun ajaran ini. Padahal baru aja masuk sekolah. Iya, gue kelas tujuh. Toh jadi wakil ketos juga bukan gue yang mau. Ini cuma gara gara hukuman mos dari kakak itu.

Throwback.

"Dedek dedek! Semuanya silahkan ke lapangan basket ya! Yang telat kena hukuman!"

Ya pastilah, dengan cepet cepet gue langsung pergi ke lapangan. Takut telat terus malah dapet hukuman. Kan galucu. Tapi, pas gue nyampe masih gaada orang. Kakak osisnya cuma cekikikan liat gue yang ngos ngosan. Apalagi kakak osis yang satu itu. Cengengesan galejas ngeliatin gue.

Pas semuanya udah kumpul disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pas semuanya udah kumpul disana. Baru kakak osisnya mulai ngomong. Lah. Yang ngomong malahan kakak yang tadi cengengesan itu. "Jadi, karena banyak yang telat. Jadi kita kasi hukumannya ke dedek yang paling cepet datengnya aja gimana?" kata dia ngeliatin gue kek apaan tau.

Semua murid ngangguk serentak terus Kak Jihoon malah ngeliatin nametag yang dipake gue. "Hyuri, maju kedepan sini." kata dia senyun senyum. Eh, dia malah ngerangkul gue. "Dedeknya cantik ya. Kasi hukumannya yang gampang aja." kata dia ngewink kearah gue.

Cewe cewe yang ngefans sama Kak Jihoon cuma natep gue sinis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cewe cewe yang ngefans sama Kak Jihoon cuma natep gue sinis. Gue emang cantik woey. "Yaudah, kamu balik aja gih. Entar hukumannya dikasi tau pas istirahat." kata dia ngelepas rangkulannya terus gue baliklah ke habitat gue.

Setelah cewe angkatan gue dikerjain abis abisan sama Kak Jihoon and Kak Seungwoo. Kita dibolehin istirahat, yeyers. "Eits. Sini dulu dedek." kata suara itu lagi. Siapa lagi kalo bukan si Park Jihoon itu. "Kuy lah. Makan bareng gue. Ntar gue kasitau hukumannya." kata dia.

"Ga ada penolakan." kata dia lagi terus genggam tangan gue. Gue cuma bisa nunduk aja, orang diliatin satu kantin kok. "Ehiya dek, mau pesen apa?" tanya dia gitu. "Ciaelah, gayanya kek mau traktir gue aja kak." kata gue nyindir dia. Dianya cuma nyengir terus bisikkin, "Ntar hukumannya tambah berat wkwkk."

Produce 101 & UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang