"Abi, lo udah sampai mana?" Teriak Naya sambil menunjukkan selembaran kertas yang ada ditangannya kini ke arah Abi, si ketua kelas.
"Haa?"
"Ini lho. Lo dah sampai nomor berapa? kasih tahu yang nomor 17, dong," Melas Naya menghampiri Abi.
"Oh ini........"
-ii-
teeengggg.. teeeengggg..Bel pulang sudah berbunyi, namun karena hari ini adalah hari Selasa, Naya ada jadwal tambahan untuk pelajaran Fisika. Beberapa kelas dijadikan satu untuk mempermudah proses pembelajaran. Dan merekapun sudah berkumpul dalam satu ruangan.
tokk.. tokk.. tokk.. Seseorang mengetuk pintu
"Permisi pak maaf terlambat," Kata seorang pria berkacamata sembari masuk kelas memberi salam.
"Namamu siapa?"
"Saya Niel, pak."
"Ya sudah, sana duduk."
Pandangan para murid tak lepas dari paras Niel yang begitu manis dan cool tanpa terkecuali Naya yang terlihat begitu terkesima olehnya.
Niel duduk di kursi belakang tepat di samping Naya. Naya mengulaskan sedikit senyuman yang juga dibalas oleh Niel.
Pelajaran dimulai
Guru yang mengajar saat itu adalah bu Wiwik. Busyett dah itu guru kalo ngajar kayak kereta api. Cepet amat.
Naya yang tidak paham dengan semua yang diajarkan, masih terus melanjutkan catatannya yang mungkin kini sudah menghabiskan beberapa lembar saking komplitnya. Sebenarnya ia ingin bertanya pada sosok di sampingnya, Niel. Namun ia mengurungkan niatnya karena sejak tadi ia sibuk mengorat-oret bukunya.
Dia suka menggambar ya?
Bagus juga, batin Naya-ii-
Suasana tampak ramai, tapi tak terdengar sedikitpun suara ricuh.Tentu saja, Naya kini sedang berada di perpustakaan dimana orang berkeliaran seperti mayat hidup tanpa suara.
Naya berjalan selangkah demi selangkah sembari mencari sebuah komik yang ia sukai, Naruto Shippuden. Satu persatu judul yang tertera ia perhatikan dengan saksama."Aduh. Eh maaf."
Tanpa sadar Naya menabrak seseorang, saking seriusnya.-ii-
Hai Oza kembali dengan "Si Kacamata" yang sudah diperbaharui, mungkin ceritanya agak sama. Tapi jangan bosen-bosen ya.. Pantengin terus Si Kacamata. Mohon untuk dukungannya ya, bantu saya menemukan semangat saya lagi wkwk
Terimakasih^^Theoza
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Kacamata
Short StorySi Kacamata Di dunia ini begitu banyak yang berkacamata. Ketika dedaunan mulai layu dan berguguran. Kau masih tetap singgah di tempatmu. Akankah kau bertahan? Theoza