Si Kacamata
Di dunia ini begitu banyak yang berkacamata.
Ketika dedaunan mulai layu dan berguguran.
Kau masih tetap singgah di tempatmu.
Akankah kau bertahan?
Theoza
Sebelum terlelap, itulah percakapan yang sempat terdengar di telinga Naya. Naya tidak tahu siapa orang itu.
Nathan? itu lo?
-Naya POV End-
BRUKKK
Naya kehilangan keseimbangan
-ii-
Bulan tampak menyembunyikan cahayanya. Langit mulai tampak gelap Aku memandang jauh ke atas Di padang rumput yang luas aku berbaring. Tiba tiba... SREEETTTTT Sekelebat cahaya menyilaukan pandanganku Cahaya itu tampak terang sekali Sepertinya aku mengenalinya Bukankah itu matahari?
Naya terbangun.
"Sudah bangun, nak?" Seorang wanita paruh baya kini ada di hadapan Naya
"Aku dimana?"
Naya mencoba menyadarkan dirinya. Ia beberapa kali mengedipkan mata.
Ibu itu mengacuhkan pertanyaan Naya, "Ini diminum dulu." katanya sambil menyodorkan segelas air putih. Naya menerimanya dan langsung meminumnya. Rasanya tenggorokan Naya sudah sangat kering entah apa yang membuatnya kini sangat sakit saat menelan setetes air. Naya menyudahinya.
Tokkk..tokk..tokk
"NAYAAA.. NAYAA!!"
Seseorang meneriaki nama Naya. Naya mengenali suara itu sontak ia langsung menegakkan tubuhnya. Namun seketika ia masih merasakan pusing akibat dari bius tadi.
Mengetahui hal tersebut seorang pria pemilik rumah tersebut hendak menghampiri Naya yang kini sudah tampak kesakitan memegang kepalanya, kalah sigapnya dengan seseorang pria yang baru saja tiba langsung memegangi Naya "Nay, kamu ngga papa?"
Naya memandang sebentar kedua mata sahabatnya itu. Mata Naya mulai berlinang, "Maaf aku terlambat," Lanjut Nathan yang kini sudah memeluk erat tubuh Naya yang tengah terisak mengingat kejadian tadi. Naya merindukan sosok tersebut sejak tadi.
Naya masih terisak dalam pelukan Nathan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Shhhh..sshh.. shhh tenang aku sudah disini"
Nathan yang tak tega melihat sahabatnya tersebut, kembali mempererat pelukannya sembari mengelus kepala Naya mencoba menenangkannya.
Beberapa menit telah berlalu.
Nathan sudah tidak mendengar suara isak Naya lagi. Rupanya Naya sudah tertidur di pelukan Nathan.
"Dia sepertinya sangat ketakutan," Suara seorang pria mengangetkan Nathan. Ia baru sadar rupanya ia sedang di rumah orang lain, Niel dan ibunya sejak tadi memperhatikan Nathan dan Naya.
"Oh maaf, saya lupa ada orang disini. Iya.. dulu dia juga punya trauma yang sama. Maaf jadi merepotkanmu sepertinya Naya lebih baik aku bawa pulang sekarang."
"Apa ngga seharusnya biar di sini dulu? dia kan lagi tidur."
"Ngga papa, dia memang seperti ini aku akan membawanya pulang. Terima kasih ya dan maaf jadi merepotkanmu."
Nathan dengan hati-hati membopongnya keluar. "Saya permisi dulu, bu."
"Iya hati-hati di jalan ya nak."
Nathan dengan perlahan memasukkan Naya dalam mobilnya. Tak butuh waktu lama, Nathan langsung tancap gas meninggalkan rumah Niel.
-ii-
Gimana ceritanya?
Ada yang kebingungan dengan jalur ceritanya? sama xixixi
Maaf untuk kali ini ceritanya pendek lagi :(
Aku ingin melihat respon kalian dg Si Kacamata, jadi tinggalkan jejak kalian di kolom komentar yaa^^
Jadi tetap stay tune di "SI KACAMATA" okee.. Like or votenya jangan kendor yaa.. Kritik dan saran dari kalian saya butuhkan untuk kelanjutan ceritanya. Oke paii paii 🙌