Si Kacamata 5

33 2 1
                                    


BRrrrmmm...


CIIITTTT


Seorang cewek turun dari motor yang ditumpanginya dengan perlahan. Pria yang di depannya membukakan helm cewek tersebut.


AAAA COCWIITTTT >.< (*Abaikan)


"Nanti  pulang aku jemput," Kata pria tersebut.


Cewek tersebut hanya mengangguk dan sedikit mengulaskan senyum pada pria tersebut. Ya, siapa lagi kalau bukan Nathan dan Naya, kedua muda-mudi yang mengatasnamakan Sahabat sebagai status dalam setiap kemesraan yang mereka sering tunjukkan. (*Jujur Oza iri >.<)

Nathan melajukan motornya pergi meninggalkan Naya.

Pagi itu, belum begitu banyak orang yang tiba di sekolahan.


"NAYAAAA!" Teriakan Bella menghentikan langkah Naya. Naya menoleh ke belakang.


"Ihhh Bella, bisa ngga sih lo ngga teriak-teriak? Ini masih pagi tau!" Omel Naya


"Hissh. Kamu tau ngga sih kemarin tuh aku khawatir banget sama kamu. Semua orang mencarimu termasuk Nathan."


"Maaf." Naya menunduk. Ia tak ingin  mengingat kejadian kemarin.


"Trus, gimana? udah mendingan? btw siapa yang nolongin lo?"


Naya tersadar ia lupa mengucapkan terimakasih pada sosok yang telah menyelamatkannya. Naya tampak berpikir keras. Tapi bukannya yang nolong kemarin itu Nathan ya? Eh..Bukan. Katanya kemarin "maaf terlambat" berarti bukan dia yang menyelamatkan gue. Trus siapa dong?.


"Yahh..nih anak emang ngga tau berterimakasih ya, sama orang yang udah nolongin aja dilupain ckckck." Bella menggeleng.


"Bukannya gitu. Kemarin tuh gue pingsan dan ngga tau apa-apa. Seinget gue waktu gue bangun ada seorang Ibu yang lagi jagain gue, trus dikasih minum. Trus si Nathan dateng, guenya nangis, eh malah ketiduran. Malemnya udah ada di kamar."


"Trus.. trus?"


"Trusss.. Nabrak." Naya melenggang pergi menjauhi Bella. Bella memanggil nama Naya berulang kali namun diacuhkan. Akhirnya Bella mengejar Naya


"Awas aja kalau ketangkap ya." Naya yang menyadari kelakuan sahabatnya tersebut, langsung berlari menghindar dari terkaman singa lapar.


-ii-


Waktunya istirahat.

Naya dan Bella pergi ke kantin.

Sambil bercanda tawa mereka menikmati perjalanan dengan perut yang sejak tadi sibuk berdemo ria. Di pertengahan jalan Bella mampir ke toilet, Naya mendahuluinya ke kantin.


Hampir sampai,


Akkhh, Seseorang menabrak Naya hingga terjatuh.


Naya mendongak melihat sosok yang menabraknya. Niel lagi.


"Hisshh lo lagi? Kenapa sih dunia ini sempit sampe harus ketemu orang senyebelin lo?!" Naya mencak-mencak.


Niel hanya menatap malas gadis cerewet tersebut. Tanpa sengaja rupanya jam yang dipakai Niel menggoreskan luka di lengan Naya. Ada darah.


Niel yang menyadari hal tersebut, langsung menarik asal tangan Naya, menyuruhnya untuk nurut mengikuti kemana Niel membawanya.


"Hishh lepasin. Lo mau nyulik gue apa?!" Naya memberontak.


Cowok itu masih membisu. Kaki mereka akhirnya memperlihatkan tujuan mereka. UKS. Naya terdiam. Kenapa gue dibawa kemari?

Niel membawanya duduk di ranjang UKS, sedangkan ia sibuk mencari sesuatu di lemari obat. Ketemu.


"Bawa sini tangan lo," kata Niel dengan tangan kanannya meminta.


"Buat apa?" Niel memutar malas kedua bola matanya, ia langsung menarik asal tangan Naya. "Ehh.." Niel membasuh luka yang di lengan Naya dengan perlahan. Terdengar sesekali Naya meringis kesakitan. Sesekali Niel meniup luka tersebut. Naya memandang wajah sosok tersebut yang mungkin tak pernah sedekat ini. Orang yang nyebelin ini rupanya bisa baik juga ya. Naya mengulaskan senyum.


"Ehem." Niel mendeham, "Ngapain senyam-senyum ga jelas?"


"Ha? Siapa juga yang senyum ke elo. Dasar mata empat." Naya tertangkap basah. Ia tertunduk malu.


Beberapa detik suasana hening.


"Gimana?"

"Gimana apanya?"

"Udah mendingan? Lagian ngapain sih lo cewek pulang sendirian."

Naya tak langsung menjawabnya. Ia sempat berfikir apa yang Niel maksud.

"Kok lo bisa tau?!"

"Lo beneran bodoh atau gimana sih?" Niel menjitak pelan kepala Naya.

"Auw. Apaan sih," Kata Naya sembari mengelus bekas jitakan Niel.

"Udah selesai."

Niel menyelesaikan pelayanannya, luka Naya sudah tertutup rapi oleh plester.

"Makasih"

Niel berjalan ke ambang pintu. Berhenti sejenak. "Besok lagi jangan pulang sendirian," Katanya tanpa menoleh sebelum beranjak keluar.


Hisshh emangnya lo itu mak gue apa?

Demi apa ngga usah sok perhatian deh, mata empat.

Bikin tambah nyebelin aja.




Haii.. Si Kacamata update lagi. Gimana?

Maaf ya kalau kalian sering bertanya-tanya kok pendek sih ceritanya, jujur aja aku emang bisanya cerita pendek (min 400-600 kata doang per bagian). Jadi tolong maklumi dan silakan nikmati Si Kacamata sebagaimana adanya yaa.. hehe ^^

Stay Tune terus yaaa.. Votenya jangan kendor dong hehe :)

Terimakasih :)


Theoza

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Si KacamataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang