Semburat sinar mentari pagi hari menyeruak masuk melalui celah-celah jendela kamar.
"Pagi yang indah untuk hari yang luar biasa" ucap Ala sambil mengucek-ucek matanya yang terasa gatal. Sebenarnya hari Ala sama saja seperti hari-hari biasa nya namun semenjak ia masuk ke Pesantren Al-Huda setahun yang lalu lantas membuatnya senantiasa selalu bersyukur akan nikmat hidup yang diberikan oleh Tuhan yang maha esa kepada nya.
itu yang dia pelajari selama masuk pesantren, pesantren Al-Huda.Dia, gadis itu bernama Alainn Adeeva Mecca. Lahir di Mekkah bukan lantas membuat nya 'alim' atau bahkan 'sok alim'. Ala pernah merasakan yang nama nya nakal, bahkan nakal yang luar biasa akibat bebasnya pergaulan dunia luar. hal itu lah yang membuat papa nya memasukan nya ke pesantren.
Tidak butuh waktu lama bagi Ala untuk menyesuai kan diri hidup di asrama. Mengaji, sholat 5 waktu, sholat dhuha maupun sholat malam tahajud dan puasa senin kamis pun dijalani nya dengan ikhlas.
TOK.. TOK.. TOK..
"Assalamualaikum"Ala tidak menghiraukan sayu suara salam dari luar 'salam untuk kamar yang lain mungkin' batin nya.
Ala melanjutkan membersih kan tempat tidur, melipat selimut, menyusun guling dan bantal teratur."Nah sudah rapi"
TOK.. TOK..
ketukan pintu terdengar sangat jelas kali ini. Ala dan ke-3 teman sekamar nya saling bertukar pandang mendengar ketukan yg sangat jelas terarah ke kamar mereka.
"Assalamualaikum" ucapan salam yang diulang dari orang yang pagi-pagi buta hendak bertamu ke kamar mereka.
"Ukhti ayo buka pintu nya" suruh Shesa kepada gadis berkerudung pink yg bernama Zila itu
"Tidak mau, anti saja yang membukakan nya" balas Zila
Ala hanya diam mengamati Zila dan Shesa yang sedang berlempar kata. Sedangkan teman sekamar nya yang satu lagi masih tertidur pulas, dengan iler nya yang masih menempel di sudut bibirnya.
ew.
"Yasudah aku saja yang buka" Ala berjalan menuju pintu sambil membenahi letak kerudung nya, di buka kan nya pintu dengan rasa takut yang menyergap diri.
mana ada tamu dateng pagi pagi gini, Yaallah Ala belum siap untuk bertemu dengan mahkluk gaib.
Batin AlaDengan satu tarikan nafas Ala membukakan pintu kamar nya.
cklek..
"Wa..a..a..a..laikumussalam, ohh Alhamdulillah ternyata ustadzah Fatimah, saya kira siapa hehe" Ustadzah Fatimah hanya tersenyum simpul membalas cengiran Ala
"Saya ingin memberitahu bahwa papa kamu menelpon pihak madrasah, ayo saya antar kamu ke ruang guru"
ustadzah Fatimah menarik tangan Ala sebagai isyarat Ala harus mengikutinya, dengan mulut yang masih terbuka Ala berjalan dan berlari akibat tarikan ustadzah Fatimah.Ala melapas sandal nya setelah sampai di depan ruang guru untuk menjaga kebersihan, kasihan pengurus kebersihan apabila harus menyapu ulang ruangan itu.
Astaghfirullah..
Ala melirik ustadzah Fatimah sedang menahan cekikikan nya, dan juga melihat beberapa guru menertawai tingkah konyol nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Soprano
Teen FictionDenis mencintai Alainn, juga alunan melodi yang setiap kali gadis itu mainkan melalui saxophone kesayangan nya. Namun, dimana Denis saat Ala mulai mencinta bahkan menyayangi nya? "Tunggu gua ya la, tunggu sampe gua siap dateng kerumah dan izin ke bo...