wa

72 21 22
                                    

Tok..tok..

"Assalamualaikum ustadzah Diana" ketukan pintu kelas dan salam yang diucapkan oleh guru paruh baya itu berhasil memberhentikan penjelasan ustadzah Diana yang sedang menjelaskan materi pembelajaran tentang sistem saraf pusat pada manusia

"Waalaikumussalam ustadzah, ada keperluan apa ya?" tanya guru Biologi itu dengan lembut

"Gini, saya minta izin untuk manggil Alainn ustadzah, karna ada keluarga nya datang"

loh aku?

Seperti pasukan militer Shesa, Zila dan Reni serempak menoleh kearah Ala yang masih bengong di bangku nya

Zila memasang tatapan 'siapa?' kearah Ala. Ala hanya mengangkat kedua bahu nya keatas seakan menjawab 'gatau'

"Alainn, kamu boleh keluar menemui keluarga mu sekarang" tutur ustadzah Diana sambil tersenyum kepada Ala, Ala membalas senyuman guru nya.

Ala seperti anak bebek yang terus mengekori kemana arah induknya berjalan. ia berjalan dibelakang guru yang sudah memanggilnya tadi.
Ternyata guru itu membawa Ala ke halaman pesantren, Ala melihat papa nya disana sambil memasukan koper dan tas ransel serta perlengkapan pribadinya kedalam mobil.

"Udah say goodbye ke guru sama teman-teman kamu?" ucap papa sambil berkacak pinggang

Ala masih menatap papa nya tak percaya.

"Ayo cepat salim gurunya" lanjut papa lagi

Ala menoleh kebelakang, disana ia mendapati ustadzah Fatimah sedang tersenyum ke arah nya. Ala hanya membalas senyum kecut miliknya

Berat rasanya bagi Ala untuk meninggalkan keluarga besarnya di pesantren ini, banyak pengalaman dan ilmu yang ia peroleh selama setahun belakangan semenjak ia mendaftar menjadi santri di pesantren Al-Huda.

"Alaaaa.."

Ala kenal suara itu, suara teman seperjuangan nya selama dia menuntut ilmu di pesantren.

Zila, Reni dan Shesa berlari kearah Ala dan langsung menghamburkan tubuh mereka ke dalam pelukan.

"Makasih udah ngajarin gua banyak hal selama disini" Ala tak dapat menahan air mata nya.

"Itu guna nya kita disini buat kamu la" Shesa meregangkan pelukan nya "jangan lupain kita-kita ya la" sambung nya sambil mengusap-usap bahu Ala.

"Gue gabakal lupain kalian, sahabat surga hehehe"

"Asiqqq pake q" ucap Zila mengubah suasana haru menjadi gelak tawa lepas dari teman teman nya.

☘☘☘

"Aku mau nanya sama papa" ucap Ala sedingin es

"Apa?"

"Kenapa papa keluarin aku dari pesantren? papa belum jelasin itu ke aku" papa Ala menoleh sekilas kearah putri bungsu nya itu.

"Papa ga mau aja kamu tinggal di asrama lagi"

"Tapi bukan nya papa yang dulu maksa-maksa aku untuk tinggal di asrama?!"

"Ga ada orang tua yang mau pisah sama anak nya, kecuali kalo anak nya sudah berkeluarga" papa nya masih fokus ke jalan, dan mulai membelah kerumunan pengendara jalanan di Jekardah yang lumayan macet.

SopranoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang