Kriing.. Kriing.. Kriing..
Dengan mata setengah terpejam aku mematikan alarm yang terletak di meja tepat di sebelah tempat tidurku. Setelah melakukan sedikit perenggangan otot, aku melirik sebentar ke arah jam bekerku, masih jam lima pagi. Waktu yang masih terlalu pagi mengingat hari ini aku tidak memiliki jadwal kuliah apa pun.
Aku berjalan membuka jendela dan pintu kamar penghubung balkon. Udara pagi hari memang segar. Bahkan di bawah sana aku melihat sudah ada beberapa orang yang sedang joging.
Ck ck ck.
Apakah mereka tidak merasa bahwa udara masih begitu dingin? Bahkan masih ada sedikit kabut tipis. Orang rajin memang suka sekali mencari kegiatan.
Aku bersedekap berusaha menyembunyikan kedua tanganku dari udara yang menusuk. Pandanganku lurus ke depan, tepatnya ke arah para orang rajin di bawah sana.
Aku mulai menghitung. Oh, ternyata hanya ada lima orang yang sedang joging. Satu cewek dan empat cowok.
Aku mengucek kedua lavenderku dengan kasar.
Apakah aku sedang berkhayal? Atau aku masih berada di alam mimpi?
Merasa tidak yakin akhirnya aku mencubit dengan keras pergelangan tangan kiriku. aku meringingis saat merasakan rasa sakit dan perih di waktu yang bersamaan. Jadi aku sedang tidak bermimpi atau berkhayal?
Apaaaaaaaa?
Aku mengerjabkan lavenderku lagi untuk yang kesekian kalinya. Orang itu! Yah, sepertinya aku mengenal salah seorang dari mereka. Bukan mengenal tapi pernah melihat lebih tepatnya.
Ada seorang cowok yang sedang berlari-lari kecil menuju taman komplek.
Deg..
Dia itu adalah cowok mesum yang tidak sengaja kemarin aku lihat.
Kenapa dia bisa ada disini? Apa dia tinggal disini juga? Tapi sepertinya aku tidak pernah melihat dia sebelumnya.
Sudahlah! Untuk apa aku memikirkannya sekarang? Lebih baik aku segera mandi sebelum nii-san datang dan memberikan kuliah pagi padaku. Merepotkan sekali harus tinggal dengan kakak yang selalu terobsesi pada kebersihan.
Aku memandang lagi ke arah depan, cowok itu sudah tidak terlihat. Hah, biarkan sajalah! Masalah cowok itu, nanti aku bisa mencari tahu tentang dia lagi.
Tapi tunggu, tunggu! Untuk apa aku harus mencari tahu tentang dia? Bukankah aku tidak mengenal dia? Tapi bukankah aku mencari tahu dia karena aku memang tidak mengenalnya? Tapi untuk apa aku harus mengenalnya?
Ish. Ish. Ish.
Sepertinya aku harus segera mandi air dingin untuk menyegarkan pikiranku.
* * *
Pagi ini aku hanya menggerai rambut indigoku tanpa ingin aku beri hiasan apa pun. Aku menatap lagi pentulan diriku ke arah cermin. Hari ini aku memakai sebuah kemeja berwarna lavender yang aku masukkan ke dalam sebuah rok berwarna ungu tua bermotif bunga yang membalut kakiku lima centi di atas lutut.Ketika telah sampai di lantai bawah, aku berbelok ke arah kiri tempat ruang makan berada.
Aku duduk di sebelah kiri tou-san, tepat di depan Neji-nii.
"Selamat pagi semua." Ucapku sambil mengambil dua lembar roti tawar dan selai cokelat favoritku.
Tou-san hanya mengangguk sambil tersenyum kecil kemudian mengalihkan lagi perhatiannya pada koran yang ada di genggamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Play Girl yang Kehilangan Kemampuan?
FanfictionHighest rank #4 in fanfiction Hyuga Hinata yang hidupnya selalu terbayang-bayang oleh masa lalu, kini telah menjelma menjadi "Sang Angsa". Akibat dari sifatnya yang terlalu peka, Hinata justru harus terjebak hubungan dengan tiga cowok sekaligus. Pen...