Maaf atas kehiatusan cerita ini hingga berbulan-bulan
Tapi saya janji, saya akan update fic ini rutin dengan syarat vote yang diterima memadai ^^
Enjoy reading
oOo
Aku menahan dada Sasori dengan kedua tanganku. Sasori berhenti bergerak semakin maju namun dia tidak merubah posisinya. “Kenapa?” Aku dengar nada suaranya yang terdengar semakin berat.
Aku menelan salivaku gugup. Kedekatanku dengan Sasori membuatku sulit berpikir. “Aku.. Emm.”
“Katakan, Hime!” Sasori mendekatkan wajahnya hingga membuat kedua hidung kamu hampir bersentuhan.
Keberadaan Sasori yang begitu dekat membuatku kesulitan bernafas. “Kita.. kita..” Aku menggigit bibirku dengan gugup, hal yang tidak seharusnya aku lakukan karena justru membuat perhatian Sasori semakin terpusat ke arah sana.
Sasori mengalihkan pandangannya dari bibirku, dia meneguk salivanya lagi lalu beralih menatap mataku lama, dia seolah mencari jawaban melalui manik mataku. Tidak berapa lama kemudian Sasori tersenyum lembut ke arahku. “Apakah lau ragu denganku?”
Aku menggigit bibir bawahku lagi, aku tidak yakin dengan jawaban yang akan aku keluarkan.
Sasori menatapku lagi, kali ini dia tidak dapat menyembunyikan sorot matanya yang terlihat seperti begitu menginginkanku. “Aku akan memutuskan hubunganku dengan mereka semua. Hanya kau. Aku berjanji hanya ada kau di hidupku, asalkan kau juga memutuskan hubunganmu dengan kekasihmu.”
Deg.
Wajahku terasa sangat panas saat mendengar ucapan Sasori. Apakah Sasori baru saja menunjukkan keseriusannya kepadaku?
“Aku akan menunggumu menjawabnya, Hime.” Di mataku saat ini wajah Sasori terlihat begitu mempesona. “Aku menginginkanmu menjadi milikku.”
Deg.
Sasori masih menatapku, tapi kali ini sorot matanya terlihat berbeda. Manik coklatnya berubah semakin pekat hingga membuatku tidak dapat mengalihkan pandanganku darinya.
Nafas Sasori yang terasa semakin dekat membuatku tahu bahwa perjalanan Sasori tidak akan membutuhkan waktu yang lebih lama lagi. Hingga akhirnya saat itu benar-benar terjadi. Tubuh kami kini tidak lagi terpaut dengan jarak, bibir Sasori menyentuhku secara nyata. Namun aku salah.. Bukan bibirku yang menjadi tujuan Sasori, melainkan keningku. Hangat.. Ada perasaan aman, nyaman dan menyenangkan dari kecupan Sasori kali ini.
Aku memejamkan kedua mataku. Aku menikmati perasaan menyejukkan yang menerpa sudut hatiku. Aku sadar, ada perasaan menginginkan yang begitu besar yang Sasori sampaikan melalui kecupan kening yang berlangsung dalam waktu yang tidak singkat ini. Seolah ingin menjabarkan semua perasaannya, kecupan Sasori masih dalam dan sarat akan berbagai gejolak yang tadi sempat aku tangkap melalui tatapan matanya.
Saat aku merasakan bibir Sasori yang menjauh, aku kembali membuka mata. Sasori menatapku dengan begitu intens, menenggelamkanku dalam lautan kecoklatan yang kini semakin berubah menjadi lebih pekat.
Kami berdua sama-sama hanyut dalam sensasi tatapan mata yang begitu menyita atensi kami.
Hingga akhirnya Sasori kembali memupuskan jarak di antara kami, tidak seperti sebelumnya, kini aku menutup mataku kembali ketika aku tahu bahwa Sasori akan memberikanku kecupan lagi. Kini bukan hanya kening yang menjadi tujuannya, kedua pipi, ujung hidung serta daguku telah mendapat perlakuan yang sama dari Sasori.
Tak dapat kupungkiri bahwa saat ini aku merasakan sebuah gejolak menyenangkan yang menghantam kuat ke dalam relung hatiku. Secara tiba-tiba asaku melambung. Sebuah pengharapan akan jalinan hubungan yang selalu aku idamkan menari-nari di benakku. Mungkinkah? Dapatkah aku menggapainya bersama Sasori? Benarkah Sasori adalah orang yang aku cari?
KAMU SEDANG MEMBACA
Play Girl yang Kehilangan Kemampuan?
FanfictionHighest rank #4 in fanfiction Hyuga Hinata yang hidupnya selalu terbayang-bayang oleh masa lalu, kini telah menjelma menjadi "Sang Angsa". Akibat dari sifatnya yang terlalu peka, Hinata justru harus terjebak hubungan dengan tiga cowok sekaligus. Pen...