Aku memarkirkan Range Rover Neji-nii tepat di depan Hyuga corp. Aku masuk dengan memeluk beberapa dokumen yang tadi tertinggal.
"Selamat siang."
"Selamat siang. Ada yang bisa saya bantu?" aku menghampiri seorang Resepsionis menampilkan senyum profesionalnya.
"Aku ingin bertemu dengan Hyuga Neji."
"Apakah anda sudah membuat janji?" Aku mengernyitkan alisku saat melihat resepsionis di depanku tersenyum merona dengan mata berbinar.
"Seorang adik tidak akan perlu untuk membuat janji terlebih dahulu saat ingin menemui kakaknya." Ucap seseorang di belakangku.
"Adik?" Tanya resepsionis tersebut.
Orang tersebut kini berdiri tepat di sampingku. Rambut merahnya begitu mencolok sangat kontras dengan kulitnya yang putih. Ah, jadi orang inilah alasannya. "Nona ini." Ucapnya sambil menatapku dengan tersenyum. "Adalah adik dari Hyuga Neji."
"Adik? Maaf? Maafkan saya, Hyuga-sama?" Resepsionis tersebut membungkuk hormat ke arahku. "Saya benar-benar tidak tahu."
Aku tersenyum. "Tidak perlu minta maaf, Miko-san." Ucapku sambil melihat nama dadanya. "Apakah sekarang aku bisa menemui kakakku?"
"Ten.. Tentu Hyuga-sama. Apakah perlu saya antarkan?"
"Tidak perlu. Biarkan dia ke atas bersamaku. Kebetulan aku ingin menemui Neji." Ah, aku hampir melupakan cowok berambut merah ini. "Ayo, Hinata."
Aku berjalan mengikuti Sasori setelah aku mengucapkan terimakasih kepada resepsionis tadi. Saat kami telah berada di dalam lift, aku melihat Sasori menekan angka 9, lantai tertinggi gedung ini. "Apakah kau tidak kuliah hari ini?"
Sasori terkekeh melihatku yang terlonjak kaget. "Oh, aku tidak ada jadwal kuliah. Apakah kau sering ke sini, Sasori-nii?"
"Ini ketiga kalinya." Aku tertegun sekejab saat melihat wajah baby face miliknya tengah tersenyum. Bagaimana bisa ada seorang pria dewasa memiliki wajah seperti ini? Hei, bahkan umur kami terpaut lima tahun. "Aku dan Neji sedang membahas kontrak kerjasama kami." Dia menunjuk ke arah map yang sedang aku bawa.
Aku mengangguk-angguk paham, aku kembali menengok ke arahnya yang kembali terkekeh. "Kenapa?" Aku menatapnya dengan bingung.
Dia menggelengkan kepalanya. "Kau sangat lucu." Aku mengerutkan keningku bingung. Aku? Lucu? Apakah tidak sebaliknya? Ah, mungkin lucu bukanlah kata yang tepat untuk mewakili Sasori. Hm, bagaimana kalau menggemaskan? Aku tersenyum sendiri dengan pikiranku.
"Hinata?" Aku mendongak menatap Neji-nii yang sedang berjalan ke arahku. "Kalian datang bersama?" Neji mengerutkan dahinya menatapku dan Sasori.
Aku menggeleng. "Kami bertemu di lobi. Ini berkas yang Nii-san butuhkan." Aku menyerahkan beberapa map yang tadi aku bawa.
"Terimakasih, Hime. Kau sungguh membantuku."
"Seharusnya kau memintaku saja untuk mengambilnya, Neji. Aku bisa mengambilnya terlebih dahulu sebelum datang kemari."
"Itu akan merepotkanmu, Sasori."
"Tentu saja itu tidak akan merepotkanku sama sekali." Sasori tersenyum ke arahku dengan maksud yang tidak aku mengerti, aku mengernyit bingung melihat Neji-nii yang hanya menggelengkan kepalanya.
Baiklah. Aku mulai tidak paham dengan situasi ini, jadi sebaiknya aku segera kabur saja. "Nii-san, aku pulang dulu."
Neji-nii mengangguk ke arahku kemudian mengacak rambutku pelan. "Jangan mampir-mampir lagi! Hati-hati."
KAMU SEDANG MEMBACA
Play Girl yang Kehilangan Kemampuan?
FanfictionHighest rank #4 in fanfiction Hyuga Hinata yang hidupnya selalu terbayang-bayang oleh masa lalu, kini telah menjelma menjadi "Sang Angsa". Akibat dari sifatnya yang terlalu peka, Hinata justru harus terjebak hubungan dengan tiga cowok sekaligus. Pen...