Dia beneran cool atau sok
cool, sih? Biar dibilang keren.
- Yami, 2k21.
___Yami berlari menuju dapur sambil menenteng tas sekolahnya, merampas kotak bekal di atas meja yang sudah mamanya siapkan dan memasukkan asal ke dalam tas. Gadis itu melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 07.18 yang artinya 12 menit lagi bel sekolah akan berbunyi.
'nggak sempat sarapan!!!'
Kavi yang sedang duduk tenang agaknya terusik dengan kebrutalan pagi-pagi adik perempuannya itu. Kaus kaki masih terpasang sebelah, dasi yang hanya dililitkan begitu saja, kancing ransel yang masih terbuka, dan tali pinggang yang tidak ada di tempatnya.
"Bang! Kok masih santuy?! Cepet dong siap-siap! Aku udah terlambat!" pekik Yami yang sedang memakai kaus kakinya.
Kavi mendengus kemudian berjalan keluar rumah hendak memanasi motor. "Tali pinggang jangan lupa." katanya sebelum menghilang di balik pintu.
Yami menggerutu karena baru mengingat tali pinggangnya yang sudah dia letakkan di atas kasur tapi lupa dipakai. Anak itu sudah selesai memakai sepatu, akan memakan waktu lama jika harus membuka lagi sepatunya. Yami tidak peduli, ini hari rabu pasti tidak ada pengecekan kelengkapan atribut. Sehari menjadi anak nakal, Yami tidak masalah.
"Ma! Yami pergi, assalamualaikum!" pamit Yami pada mama yang sedang menyiram tanaman di halaman rumah.
"Waalaikumsalam, hati-hati ya bang bawa adeknya, jangan ngebut-ngebut!"
"Iya, ma..." Kavi menyahut.
"Bang harus ngebut! Sebentar lagi udah mau masuk!" ucap Yami saat sudah keluar dari pagar rumah.
"Siapa suruh telat bangun?!"
Yami tidak menjawab, ini salahnya. Gadis itu menyesal tadi malam tidur terlalu larut karena keasyikan nonton youtube, akibatnya Yami bangun kesiangan.
Kavi melirik Yami dari kaca spion. Muka adiknya itu sudah cemberut, pasti dia takut terlambat, mengingat kalau Yami adalah anak yang disiplin. Kavi pun agak menambah laju motornya. Kebetulan hari ini mata kuliahnya pukul 10 pagi, jadi dia bisa mengantar adiknya itu terlebih dahulu.
Jam menunjukkan pukul 7.33 ketika motor Kavi sampai di depan gerbang sekolah Yami. Untung saja pintu gerbang belum tertutup. Yami langsung buru-buru turun dari motor kemudian pamit pada Kavi dan langsung berlari menuju kelasnya.
Yami memang agak beruntung gerbang belum tertutup. Tetapi halaman sekolah sudah sepi yang kemungkinan para guru sudah masuk kelas dan mengajar. Saat-saat seperti ini, Yami merutuki posisi kelasnya yang terletak di ujung koridor. Harus melewati 10 kelas hingga sampai di kelasnya.
Karena Yami yang berlari terburu-buru, mengakibatkan gadis itu tidak berhati-hati dan menabrak seonggok manusia yang juga berjalan satu arah dengannya. Yami terjatuh, bokongnya 'mencium' lantai dengan agak keras.
"Aw!" Yami memekik pelan kemudian langsung berdiri untuk mengelus-elus bokongnya. Sebenarnya gadis itu juga agak malu sih terjatuh di depan kelas orang, dan malu pada laki-laki di depannya yang sedang memandang Yami tanpa ekspresi.
"Maaf ya, nggak sengaja. Gue buru-buru," ucap Yami tulus, sesekali dia mendesis karena pantatnya yang terasa nyut-nyutan.
Laki-laki di depannya ini tidak menjawab, membuat Yami memandangnya karena agak kesal dikacangi.
"Jalan pake mata." laki-laki itu berkata sambil mendengus kemudian berbalik badan meninggalkan Yami.
Yami syok, dia kan sudah meminta maaf tapi mengapa laki-laki itu julid sekali. Yami hendak menegur tetapi laki-laki itu sudah terlebih dahulu masuk ke kantor guru, membuat Yami mengurungkan niatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Freaky Buddy
JugendliteraturYami menyesal pagi itu dia terlambat bangun, membuatnya harus terburu-buru ke sekolah dan menyebabkan gadis itu tidak sengaja menabrak Jiyandra, anak baru sok ganteng, sok cool, sok kalem, dan segala sok lainnya. Sialnya, Jiya malah sekelas dengan...