VI - ADA APA?

346 50 54
                                    

Minal Aidzin Walfaidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin.🙏

------------------------------------------------------

Ting ting

"Lu sama Marko ke kantin duluan yak. Gue mau ke kelasnya Cakra dulu." Gue masukin buku ke dalam tas lalu jalan ke kelasnya Cakra.

"Oke, semoga berhasil." kata Mario sambil masukin bukunya ke dalam tasnya.

Di dalam kelasnya Cakra sepi bener. Cuman dia yang ada disana, duduk di bangku paling belakang. Gue liat, dia kayaknya lagi baca buku sambil dengar musik, karena di telinganya terpasang earphone.

"Adek." panggil gue.

Dia gak noleh. Gak kedengeran kali ya?

"CAKRA!"  Dia masih gak noleh juga. Kebiasaan itu anak kalo lagi pake earphone pasti volumenya tinggi.

Gue lalu duduk di samping kirinya. Tapi kayaknya dia tidak menyadari keberadaan gue. "Cakra." kata gue memastikan. Dia tetap baca buku tanpa menoleh ke arah lain. Gue ngambil earphone yang ada di telinga kanannya. Dia tersentak kaget. Dia noleh ke gue. "Kamu itu ya, suka banget bikin orang kaget." katanya sebal. "Hehe." Gue nyengir. Gue lalu memasukkan earphone tadi di telinga.

One maniac at a time we will take it back
You know time crawls on when you're waiting for the song to start
So dance alone to the beat of your heart

Hey young blood
Doesn't it feel like our time is running out?
I'm gonna change you like a remix
Then I'll raise you like a phoenix
Wearing our vintage misery
No, I think it looked a little better on me
I'm gonna change you like a remix
Then I'll raise you like a phoenix

Lagu apaan ini yang di denger Cakra? Ribut banget trus cara nyanyi nya juga cepet. Gue ngelepas earphone di telinga gue. "Dek, kamu gak salah denger lagu kan?" tanya gue.

Dia noleh trus tersenyum. "Haha, enggak kok. Aku suka banget sama lagu ini." Dia mengernyitkan dahinya. "Kenapa Kak?" Dia menutup buku—buku yang kemarin dia baca waktu itu. Yang judulnya Bird of Paradise. Dilihat dari covernya sama judulnya, kayaknya buku tentang burung-burung. Bukan burung yang enggak bisa terbang itu ya, bro. Bukan burung coklat yang isinya susu kental manis.—yang dia baca tadi.

"Enggak kok, cuman mau nanya aja. Karena kalo dilihat dari penampilanmu. Orang-orang gak bakalan percaya kalo kamu denger lagu yang kayak gitu."

"Emang gak cocok ya? Trus aku harus jadi nakal dulu baru bisa denger lagu yang kayak gini?" katanya cemberut. Dia memanyunkan bibirnya. Oh Gosh, tahan Ka! Tahan!

"Ho'oh. Muka imut kayak gitu masa dengernya lagu yang genrenya rock rock gitu. Gak cocok. Seharusnya Adek denger lagu semacam hmm... Call Me Maybe. Hahaha." canda gue.

Dia semakin manyunin mulutnya lalu menonjok lengan gue pelan. Gue suka sama ekspresi dia yang kayak gitu. Dia kayak anak kecil sumpeh. "Iya-iya aku bercanda."—"Gak ke kantin?" tanya gue.

"Mager." Dia melepas earphone ditelinganya lalu menyimpannya di dalam tas.

"Nata mana? Gak ke kantin bareng?"

"Dia ada tugas. Makanya aku lebih baik di kelas aja. Sambil baca buku."

"Eh, itu buku tentang apaan yak? Tentang burung-burungan? Maksudku tentang spesies burung gitu?" Gue mau mengambil buku yang Cakra baca tadi. Tapi dia menepis tangan gue secepat kilat. Lebih cepat dari kekuatannya Ceking ronaldo wati, dia masukin itu buku ke dalam tasnya.

Charming NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang