Pair : Shiki x Akira
"Shiki!!"
Teriak Akira ketika mendengar kabar kepulangan Shiki dari luar kota.
Masih dengan setelan jas shiki menghampiri Akira.
"Ada apa?"
"Aku hamil!"
Pekiknya membuat shiki tertegun."Ha..hamil?!"
"Iya!"
"Ba..bagaimana keadaanmu?"
"Aku baik-baik saja. Kenapa?"
Shiki memeluknya."Jangan kelelahan. Panggil semua pelayan untuk mengurus semua keperluanmu."
"Aku bisa sendiri."
"Tidak! Jangan kelelaha! Aku akan pulang cepat jika keluar kota!"
"Iya,"
Ucapnya senang. Dia memeluk erat shiki."Kira-kira anak kita cewek atau cowok??!"
"Belum tahu."
Ucapnya malu-malu.
"Tapi yang manapun sama saja."
"Iya."Shiki benar-benar pulang begitu cepat setelah menyelesaikan pekerjaannya.
Dia langsung menemui Akira di ruangannya.
Saat dia masuk kamarnya dia melihat Akira yang terlelap.
Dia menghampirinya dan mengusap wajahnya."Hm.. Kau sudah pulang?"
"Iya. Apa kau lelah? Tidur lah lagi. Aku akan menjagamu."
"Hnn..kenapa tidak kita tidur bersama?"
"Aku masih ada pekerjaan nanti."
"Benarkah.. Jangan terlalu lelah.."
Pesan Akira kembali tidur. Shiki menciumnya dan memegang tangannya dengan lembut.
"Mimpi indah."
Sambungnya.Shiki kemudian kembali ke ruang kerjanya di kamar sebelah.
Dia duduk di kursinya sambil melihat ke dinding."Apa kuhancur saja dinding yang menghalangi mataku ini?"
Ucapnya kemudian mengeluarkan pedangnya. Mengingat Akira yang terlelap dia pun mengurungkan niatnya."Besok saja."
Sambungnya kembali duduk.Disaat-saat seriusnya dia mendengar suara pecahan kaca dari kamar sebelahnya.
"Shiki!"
Teriak Akira di sebelah. Shiki segera berlari keluar, ke ruangan Akira.
Dilihatnya Akira berada ditangan orang-orang yang memakai topeng."Shiki!"
"Akira!"
"Jangan mendekat. Atau ku penggal kepalanya!"
Ancamnya."Siapa kalian! Apa mau kalian?!"
"Aku dikirim musuhmu untuk menghancurkan semua milikmu tanpa tertinggal satu pun, termasuk yang ada di tanganku,"
Ucapnya.
Dia sebenarnya tersenyum bahagia hanya saja ditutupi oleh topeng."Menderitalah dalam kesengsaraan Shiki!"
Pekiknya.
Akira yang mencoba meloloskan diri berhasil keluar dari genggaman pembunuh tersebut.
"Shiki!"
Teriaknya berlari ke arahnya.
"Akira!"
Shiki mencoba menggapainya. Tapi..Jleb!!
Shiki terdiam dengan tangan di atas udara yang mencoba menggapai tangan Akira.
Akira melihatnya, kemudian melihat ke bawah.
Dia memegangi pedang yang menembus perutnya.
Darah mulai keluar dari luka tersebut membasahi lantai."Ba..bayiku.."
Ucapnya menyentuh darah di pedangnya.
"Tidak!!!"
Pekik Shiki frustasi.Penjahat itu kemudian menarik keluar pedangnya dari tubuh Akira.
Akira pun terjatuh ke lantai dengan keras.
Shiki menghampirinya. Akira menangis.
"Bayiku... Bayiku..."
Tangisnya. Shiki memeluknya erat.
"Tidak apa-apa. Bertahanlah. Bertahanlah Akira."
"Uhuk! Uhuk!"
Akira muntah darah saat dia batuk.
"Akira!!"
Panggilnya panik.
"Shi..ki.. Maaf..kan..ku.. Ak..u tidak.. Bi..sa menjaga..nya..maaf..kanku.."
Tangisnya menyentuh wajah Shiki.
"Tidak apa-apa! Bertahanlah! Asal kau hidup! Tidak apa-apa!"
"Ma..af.. Se..lamat..ting..al.."
Ucapnya lunglai dan akhirnya tidak bernyawa. Tangan penuh darah itu Shiki pegang erat. Dia melihat penjahat itu tertawa senang.
Shiki pun murka.
Dia kehilangan dua orang penting dalam semalam.
Dia membunuh mereka tanpa ampun. Memenggal semua kepala mereka tanpa kecuali.
Kamar Akira menjadi tempat pembunuhan massal Shiki dengan darah dimana-mana..
Shiki berteriak histeris."Ahhhkk!!"
Pekiknya menancapkan pedang tepat di tubuh pembunuh Akira.
Dia menghampiri Akira yang sudah tak bernyawa, dia menatapnya nanar.
"AHHHHH!!""Akira!!"
Teriaknya terbangun. Dia langsung berlari ke kamar Akira.
"Akira!"
Pekiknya baru buka pintu.
"Shiki?"
Panggil Akira yang berdiri di depan jendela kamarnya.
Shiki langsung menghampirinya dan memeluknya.
"Shiki?"
"Akira! Aku akan membobol dinding kamarmu!"
"Untuk apa membobol dinding?!"
Tanya Akira bingung.
"Agar aku bisa selalu melihatmu tanpa di halangi dinding!"
Ucapnya jujur. Wajah Akira merona mendengar pernyataan Shiki.
"Ada apa? Kenapa tiba-tiba ingin membobol dinding?""Aku hanya ingin selalu bersamamu. Dan melihatmu. Terutama bayi kita."
"Bayi?"
"Kau mimpi yah?"
"......."
"Mana mungkin aku punya bayi?!"
"Benarkah?"
Dia memegang perut Akira.
"Memang rata."
"Apa maksudmu dengan rata?!"
Akira tersenyum kesal dan memukul Shiki.
"Bangun dari mimpimu!"
"Aku sudah bangun. Aku tidak mau memimpikannya lagi."
Ucapnya takut.
"Ada apa dimimpimu? Apa yang terjadi? Tidak seperti dirimu saja.""....."
Shiki terdiam."Bukan apa-apa. Hanya mimpi buruk."
"Mimpi buruk? Tapi kenapa kau bilang bayi? Apa punya bayi itu buruk? Aku tahu aku tidak akan bisa melahirkan anakmu. Tapi apa seburuk itu punya bayi?"
Tanya Akira sedih. Shiki memeluknya. Dia tidak tahu mimpi buruk Shiki."Memiliki bayi denganmu pasti akan menyenangkan. Buruknya, kau akan kesakitan nanti. Itu maksudku."
Ucapnya mengarang cerita.Dia tidak akan mengatakan mimpi buruknya yang sangat buruk.
Untuk mengingatnya saja membuatnya takut."Memang agak sakit sepertinya. Saat kulihat di tv."
"Apa kau melihatnya di tv bagaimana melahirkan?"
"Iya! Aku melihatnya!"
"Dari mana dia melahirkannya?"
"Tentu saja dari baw..."
Ucapnya terhenti melihat ke bawah.
"Hey dimana kau sentuh?!"
Marah Akira melihat tangan Shiki yang menyentuhnya."Aku tidak akan bisa melahirkan!"
"Karena Akira tidak punya rahim."
"Tentu saja. Aku kan cowok. Tapi hey berhenti memegangnya!"
Marah Akira memukul tangan Shiki yang dari tadi menyentuhnya."Bagaimana kalau aku tidak pakai pengaman dan mengeluarkan benihku di dalammu, akankah kau hamil?!"
"Tentu saja tidak!"
Balas Akira tersenyum kesal."Kau gila atau bodoh!"
Ucapnya menarik pipi Shiki."Jangan tidak pake pengaman!"
"Kenapa?!"
"Bentukmu terlalu besar. Setidaknya dengan pengaman akan lebih licin!"
"..."
Balas Akira membuat Shiki kesal."Tapi kau menyukai ukuran besarkan?!"
"Siapa bilang ku suka!"
Ucapnya mencolok wajah Shiki."Kau yang bilang."
"Jangan ngaco! Aku tidak pernah bilang begitu!"
Balasnya tidak menerima apa yang dikatakan Shiki.
Shiki kemudian menjentikkan jarinya.
Kemudian terdengar suara desahan Akira."Ahh.. Shiki.. Lebih dalam...ahhh..ahhh"
"Apa kau suka bentukku?"
"Sangat suka.. Ahh.. Ahh.. Suka sekali.."Kembali shiki menjentikkan jarinya dan suara itu menghilang.
"Kau dengar tadi. Siapa yang bilang?"
"Ka..kau! Kau merekamnya!"
"Tentu saja. Aku merekamnya dari awal hingga akhir. Aku memasang cctv tersembuyi di sini. Mau dengar semuanya?"
Balasnya sambil tersenyum senang.
Sedangkan Akira tampak kesal."Kau! Segera lepaskan cctvnya! Atau! Atau.."
"Atau apa?"
"Aku tidak akan melayanimu lagi!"
Ucapnya berjalan pergi. Shiki menariknya dalam pelukan."Baik. Baik. Akan kumatikan cctvnya okey. Jangan pergi."
"Yakin?"
"Yakin!"
"Baiklah."
"Kalau begitu bisakah kita melakukannya?"
"Kau gila!! Ini masih pagi!"
"Apa salahnya kalau pagi hari."
"Kau kan kerja!"
"Aku adalah bosnya, tidak masalah pergi setelah urusan kita selesai."
"Tidak habis pikir kau melakukan hal begini. Bagaimana kalau mereka mencap bosnya pemalas."
"Itu tidak mungkin. Pokoknya jangan dibahas lagi. Mari lakukan."
Ucapnya menarik Akira ke dalam kasur."Tidakkkk!!"
"Jangan meronta!"
Ucapnya tertawa senang."Kejam!!"
Shiki hanya tertawa licik melihatnya.
Fin💕
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Pregnant?
FanfictionYah mungkin ada yang sudah baca jika dia pengikut OA shirayuki.. hoho Biasa otak lagi tidak waras, ceritapun tak waras. Inilah pair2 terpilih yang tampil dipanggung nanti~ Nantikan tanggal mainnya~ Jangan salah, nama Admin Shirayuki = Tsuki orang ya...