I'm Pregnant?

4K 210 2
                                    

Pair : karunagi



"Karma... Karmaa..."
Panggil Nagisa yang kesakitan.
"Nagisa?! Ada apa?!"
Panik Karma melihat wajah pucat Nagisa.

"Perutku sakit!"
"Apa waktunya bersalin??!"
Pekik Karma semakin panik.

"Dokter! Ayo kita ke dokter?"
Panik karma yang segera menggendong  Nagisa.

"Ahh! Sakit!"
Pekik Nagisa kesakitan membuat Karma semakin panik.

"Aku harus bagaimana Nagisa?!"
Tanyanya bingung dan panik.
Karma pun mendudukkan Nagisa di samping kursi kemudi.

Dan dia sendiri di kursi supir.

"Bertahan sebentar Nagisa! Aku akan segera ke rumah sakit!"
"Hmmp!"
Gumam Nagisa menggenggam tangan Karma dengan erat.

Dan satu tangannya memegang perut besarnya yang sakit, dia terlihat sangat menderita dan berkeringat dingin.

"Ahh! Ahh!"
Jerit Nagisa membuat Karma berpaling.  Karma melihat darah diselangkangan Nagisa yang mengalir dengan pelan ke karpet mobilnya.

"Nagisa!! Nagisa!!"
Panggilnya melihat Nagisa kesakitan, wajah pucatnya berubah jadi sedikit kebiruan.

"Ka..r..ahh...kar..maa..ahh.."
Jeritnya menggenggam tangan karma lebih erat menahan sakit yang luar biasa.

"Nagisa bertahanlah! Kita akan segera sampai!"
Ucap Karma melajukan mobilnya dengan cepat. Dia mengklakson sedari jauh agar mobil-mobil di depannya menghindar. Ada juga beberapa mobil yang tidak mau mengalah.

Karma pun menurunkan kaca mobilnya.

"Tolong menyingkir! Istriku akan melahirkan!!"
Pekiknya dan bisa di mengerti orang-orang. Dengan suka rela mereka menepi dan membiarkan Karma lewat.
Karma semakin melajukan mobilnya  saat sepi.

Dan pada akhirnya dia sampai tujuan.

"Nagisa! Kita sampai!"
Pekiknya girang dan merasa senang sampai tujuan.
Saat dia melihat ke arah Nagisa, Nagisa sudah tidak sadar.

"Nagisa! Hey Nagisa!"
Panggilnya menepuk pipi Nagisa dengan pelan, tapi tidak ada jawaban.
Dia melihat darah yang belum berhenti mengalir.
Dia pun segera keluar mobil dan menggendong Nagisa.

"Dokter!!! Dokterr!!"
Pekiknya berlari masuk rumah sakit.
Suster yang melihatnya segera mengambil strecher dan mendorong Nagisa ke ruang ICU. Dokter berdatangan setelah Nagisa masuk ke dalam ruangan.

"Dokter! Selamatkan istriku!"
"Akan kami usahakan!"
Balas dokter yang kemudian menghilang di balik ruang ICU.

Darah memenuhi tangan dan baju Karma. Dia ketakutan melihat darah istri tercintanya.

"Nagisa!"
Dia berteriak histeris!

"Nagisa!!!"

"Tuan! Tuan!"

Panggil seorang penjaga membuat Karma terbangun.
Dengan mata merah karma melihatnya.

"Nagisa!"
Pekiknya berlari pergi.

Dia berlari ke lorong rumah sakit mencari kamar rawat inap Nagisa.

"Nagisa!"
Pekiknya membuka pintu kamarnya. Terlihat Nagisa yang terlelap.

"Nagisa! Nagisa!"
Panggilnya mengusap wajah Nagisa membuatnya tersadar.

"Karma? Ada apa?"
Tanyanya bingung melihat Karma yang histeris.

Karma memeriksa setiap inci tubuh Nagisa. Terutama di selangkangannya membuat wajah Nagisa memerah marah. Dia meraba-rabanya.

"Karma!"
Pekiknya menahan tangan Karma yang akan membuka bajunya.

"Ahh! Karma! Apa yang kau lakukan?!"
Jerit Karma yang sudah masuk ke dalam tubuh Nagisa. Kepala karma muncul dari baju Nagisa yang terbuka.

Karena baju rumah sakitnya yang besar, maka muat 2 orang apalagi Nagisa bertubuh kecil.
Kulit karma dan kulit Nagisa bersentuhan setiap kali Karma bergerak.

"Hmmp!"
Desah Nagisa menahan suaranya.
"Segera keluar dari bajuku! Apa yang terjadi padamu?!"
"Nagisa! Dimana kau melahirkan bayi kita?"

"Melahirkan bayi apa?!"
Tanya Nagisa bingung.
"Bayi kita!!! Bayi!!"
"Kau mimpi yah?! Mana mungkin aku hamil?!"
Pekiknya kesal.

Karma pun keluar dari baju Nagisa, Nagisa segera mengikat bajunya dengan kuat agar Karma tidak lagi tiba-tiba masuk ke dalam bajunya.

"Kau kenapa sih?!"
Tanya Nagisa bingung.

"Apa kau baik-baik saja?"
"Iya. Aku baik-baik saja."
"Syukurlah."
Ucapnya memeluk Nagisa dengan erat.

"Karma? Kau dari mana tadi?"
"Aku ketiduran di ruang tunggu."
"Heh?! Bisa-bisanya kau tidur di sana?"
"Maaf. Aku tiba-tiba mengantuk saja dan tertidur."
"Apa masih ngantuk? Tidur saja di sini."
Ucapnya menunjuk kasur di sampingnya.

"Kasurnya cukup untuk kita berdua."
"Apa kau rindu padaku?"
"Jangan aneh-aneh. Aku tahu kau lelah. Maaf aku di rawat di sini karena kesehatanku kurang baik."
"Tidak apa-apa, asal kau baik-baik saja aku sudah senang."
"Jangan lagi datang ke sini. Aku terus memikirkan bagaimana sakitnya kau saat itu."
Ucapnya yang sudah berbaring di kasur Nagisa. Dia mengusap wajah Nagisa dengan lembut.

Bayang-bayang Nagisa yang kesakitan dan darah Nagisa yang memenuhinya membuatnya ketakutan.

"Ada apa? Apa kau dingin? Kau gemetaran?"
Tanya Nagisa melihat daun wajah Karma yang berubah.
"Aku dingin. Hangatkanku dengan tubuhmu Nagisa."
Godanya menarik Nagisa ke dalam pelukannya.
Karma memeluk Nagisa erat.

"Memelukmu, merasakan hangat tubuhmu. Aku merasa tenang."
Gumam Karma yang mulai tenang.

"Apa kau mimpi buruk saat tidur tadi? Kenapa kau jadi takut?"
"Hmm.. Mimpi yang sangat buruk. Saking buruknya aku tidak bisa memejamkan mataku. Kalau kupejamkan aku seperti akan kehilangamu."
"Apa segitu buruknya? Memangnya mimpi buruk seperti apa?"
Tanya Nagisa yang tidak di jawab.

Saat dia menengadahkan kepalanya ke atas melihat  Karma, dia sudah terlelap sambil memeluk erat Nagisa erat.
"Dasar. Tidurnya cepat sekali."
Ucapnya senyum sendiri.
Dia kembali memeluk erat karma.

"Aku sungguh mencintaimu.."



Fin💕

I'm Pregnant?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang