I'm Pregnant?

4.4K 218 8
                                    

Pair : kuroken


"Kenmaa! Kenmaaa!"
Panggil Kuro baru saja pulang.
Tapi yang dipanggil tidak muncul.

Kuro pun berjalan masuk kamarnya dan mendengar suara muntahan Kenma.

"Kenma!! Kenma buka pintunya!"
Panggil kuro mengedor pintu kamar mandinya.

"A..aku hoekk! Hoek.. Baik-baik saja. Aku baik-baik saja."
Balas kenma yang mendengar kepanikan Kuro.

"Kau yakin?"
"Iya. Kau sudah pulang?"
"Iya baru saja. Apa perlu periksakan lagi ke dokter?"
"Tidak perlu. Kau sudah dengarkan ? Ini hanya gejala awal kehamilan."

"Memang benar, tapi kalau muntah-muntah terus dan tidak makan itu berbahaya."
"Dokter sudah memberikan nutrisi, tenang saja."
"Baiklah. Apa kau sudah selesai? Cepat keluar."
Pinta Kuro, tidak lama itu Kenma membuka pintunya.

Terlihat wajah pucat Kenma.
Kuro langsung menopang tubuh kecil Kenma dan menggendongnya ke kasur.

"Kau baik-baik saja?"
Ucapnya mengusap wajah pucat Kenma.
"Hmm.. Aku baik-baik saja. Apa kau sudah makan? Mau ku buatkan makan malam?"
"Tidak perlu. Aku sudah makan. Bagaimana denganmu? Apa ada yang mau kau makan?"
"Apel. Aku ingin apel."
"Baiklah. Tunggu sebentar."
Ucap Kuro berjalan pergi ke dapur. Dia segera mengupas beberapa apel dan membawanya ke kamar. Terlihat kenma yang terlelap.

"Kenma, makan dulu."
Ucapnya membangunkan Kenma.
"Hmm sudah selesai?"
"Iya."
Balasnya menyuapi Kenma apel. Kenma memakannya dengan lahap.
"Manis?"
"Hmm.."
Gumamnya masih mengantuk.
"Habiskan dan tidur."
"Hmm.."
Balasnya lagi.

Kuro hanya tertawa kecil melihat teman kecilnya yang terkantuk-kantuk saat makan.

"Sudah Kuro, aku sudah kenyang."
"Baru 2 potong sudah kenyang?! Yang makan bukan Kenma saja, bayinya juga butuh nutrisi."
"Tapi aku sudah tidak ingin makan."
"Baiklah. Baiklah. Kalau mau makan apapun beritahu aku."
"Hmm.. Aku mau tidur.."
Ucapnya kembali tidur. Kuro mengusap wajah Kenma dan menciumnya.

"Selamat tidur."
Ucapnya, lalu menyentuh perut Kenma dengan lembut.
"Aku sudah tidak sabar untuk melihatmu."
Gumamnya senang.

"Kenma! Aku pulang."
"Selamat kembali."
"Kenma aku sudah mendesain kamar anak kita."
"Tidak tidur bersama?"
"Tidak, dia akan kubuatkan kamar baru. Kita punya satu kamar yang jadi gudang. Besok kita akan membersihkannya dan mendekornya sebagus mungkin."
"Tapi kita belum tahu anak kita laki-laki atau perempuan."
"Kita tinggal desain yang bisa dipakai keduanya. Serahkan padaku."
"Baiklah. Besok tidak kerja?"
"Tidak. Besok libur."
"Ohh baiklah."
"Bagaimana hari ini? Apa masih mual-mual?"
"Sepertinya hari ini aku tidak merasa mual."
"Syukurlah. Apa kau sudah makan?"
"Aku menunggumu. Aku bosan makan sendiri."
"Maaf. Lain kali aku pulang lebih awal."
Ucapnya memeluk Kenma.
"Kalau begitu ayo kita makan."
"Hmm.."
Balas kenma.

Kuro dan Kenma mulai berkemas-kemas kamar yang dulunya jadi gudang.

"Kenma!!"
Pekik Kuro saat Kenma mencoba mengangkat kardus.
Kenma yang terkejut melihatnya.

"Jangan angkat yang berat-berat!"
"Tidak. Ini tidak berat."
"Pokoknya jangan mengangkat! Serahkan saja padaku."
"Baiklah. Tapi selesaikan ini dulu."
"Tidak perlu."
Ucapnya merebut kardus yang di angkat Kenma.

"Dilarang angkat yang berat! Kenma sapu saja, tapi nanti banyak debu. Tunggu sebentar."
Ucap Kuro pergi, lalu kembali membawa kain bersih.
"Pakai ini."
Ucapnya mengikatkan kain penutup hidung pada Kenma.
"Kuro terlalu berlebihan."
"Ini demi kesehatanmu."
Ucapnya mengusap kepala Kenma dengan lembut.
Kenma pun melakukan apa yang diinginkan Kuro.

Setelah lelah membersihkan kamarnya, mereka pun duduk santai di sofa.
"Lelahnya.."
Desah kuro.
"Hmm.."
Balas Kenma yang asyik main game.
Kuro memeluknya.

"Apa kau tidak lelah?"
"Tidak. Aku cuma membersihkan debu. Tidak ada kerja berat."
Balas Kenma asyik dengan gamenya.
"Kenma.."
"Hmm.."
"Aku... Aku mau bilang sesuatu padamu."
"Iya? Mau bilang apa?"
"Kenma.. Kemarin.. Ada seorang mantanku. Yang datang ke kantor."
"Iya, lalu?"
"Dia akan menikah."
"Hmm.."
"Dan dia mengundangku."
"Lalu kenapa? Pergi saja kan?"
"Tapi masalahnya dia menikah bukan di sini tapi di Eropa."
"Ohhh... Jauh yah.. Kau boleh pergi kalau kau mau."

"Tapi kenma, aku tidak bisa tinggalkanmu."
"Kalau begitu tidak usah pergi."
Balasnya.
"...."
Kuro terdiam.
"Lakukan sesukamu."
Ucapnya berjalan pergi. Kuro hanya menghela napas.

Dia akan meminta maaf pada mantannya nanti karena tidak bisa datang, padahal dia sudah jauh-jauh dari eropa terbang ke jepang.

Kuro menelepon mantannya mengatakan bahwa dia tidak bisa pergi.
Mantannya agak kecewa, tapi setelah mengatakan bahwa istrinya sedang hamil dia mengerti keadaan Kuro yang ingin selalu di sisinya, menjaganya dan menemaninya.

Kuro masuk ke dalam kamarnya dan melihat Kenma masih dengan gamenya.
"Kenma.."
"Hmm.."
"Aku sudah membatalkan semuanya. Aku tidak bisa meninggalkanmu."
"Baiklah."
Balasnya.
"Kuro."
"Iya?"
"Aku ingin makan nasi gorengmu."
"Akan ku buatkan."
Balasnya cepat dan menuju ke dapur.
Kenma hanya tersenyum senang. Dan kembali asyik dengan gamenya.

Kuro paginya pergi kerja tanpa membangunkan kenma yang masih terlelap.

Sejam setelah dia sampai kantor sebuah telepon mengagetkannya.
Sebuah kebakaran besar di apartemen yang mereka tinggali. Dia pun bergegas pulang.

"Kenma!!"
Teriak Kuro yang mencoba menerobos kobaran api.
Dan berhasil di hentikan petugas.

"Anda dilarang masuk! Api masih berkobar!"
"Tidak! Istriku! Kenma!! Mereka masih di dalam! Aku harus menyelamatkan mereka!"
"Sudah terlambat! Semua sudah terbakar habis!"
Ucap petugas kebakaran.

Kaki kuro serasa tidak bertenaga.
Dia berlutut di lantai menatap nanar apartemenya yang sudah terbakar habis.

"Tidak! Aku tidak mau! Ini cuma mimpi! Ini cuma mimpi! Kenma!!!"

"Kuro?"
Panggil Kenma. Kuro berpaling melihat Kenma yang melihatnya khawatir.

"Kenma!"
Pekiknya senang. Dia memeluk Kenma langsung.
"Kenma! Kenma! Kenma!"
Panggilnya terus. Kenma hanya menepuk punggungnya.

"Jangan khawatir. Semua akan baik-baik saja?"


Fin💕

(Apakah ini mimpi atau kenyataan?)




I'm Pregnant?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang