5%

161 38 0
                                    

Dabin kesel ngeliat aplikasi gojeknya yang nggak jalan-jalan. Sebel karena kuota internetnya udah sisa 10% lagi makanya kecepatannya jadi nurun. Tambah bete karena sekarang udah jam setengah 6. Dabin jarang banget pulang lebih dari jam 5. Dia takut pulang malem-malem.

"Ah!"

Dabin udah kesel banget. Dia pengen nangis aja rasanya. Harusnya tadi dia iyain aja ajakan Jinsol buat gak usah basket dan pulang bareng dia. Tapi Dabin tetep kekeuh mau ekskul karena udah lama juga gak ekskul.

"Kak Dabin kok belum pulang?"

Dabin mejamin kedua matanya erat.

Suara itu lagi.

Dabin membuka kedua matanya ketika dirasakan ada orang disebelahnya. Dia noleh dan bener aja dugaannya. Itu Yoo Seonho.

"Kak Dabin, aku tau aku ganteng gak usah kayak gitu dong liatinnya."

Dabin memutar kedua bola matanya malas sebelum dia memilih untuk berjalan mendahului Seonho. Tapi adik kelasnya itu lebih cepat daripada dia. Terbukti dengan Seonho yang menarik pergelangan tangan Dabin. Ngebuat cewek itu makin jengkel.

"Apaan sih, Seonho!"

"Kak, ayo pulang bareng."

Empat kata itu ngebuat Dabin melunak.

"Hah?"

"Aku tau kakak gak suka pulang malem. Jadi, ayo pulang sama aku."

"Gak."

"Yaudah deh. Aku pulang duluan ya, kak."

Seonho cuman ngangkat kedua bahunya sebelum berjalan mendahului Dabin. Dabin mikir sebentar sebelum dia manggil Seonho.

"Seonho!"

Seonho berenti. Dia gak bisa nahan senyumnya sebelum membalikkan tubuhnya.

"A-ayo pulang bareng."

Persen (+ yoo seonho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang