20%

70 17 1
                                    

Dabin menaruh bukunya diatas mejanya dengan kesal. Ia menduduki kursi Jinsol yang berada di bagian dalam sambil menyenderkan punggungnya ke tembok.

Ia menghela napas panjang dan memandang kotak susu diatas mejanya sebelum menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya sendiri.

"Tadi gue abis ngapain sih..."

Jinsol yang baru dateng cuman memandangi Dabin.

"Lo keterlaluan banget."

Ucapan Jinsol bener-bener nusuk di hati Dabin. Ia menarik wajahnya dan memandang sahabatnya itu yang masih menyeruput es tehnya.

"Seenggaknya kalo lo gasuka sama perlakuan Seonho, lo harusnya bilang di tempat yang sepi. Jangan kayak tadi. Anak-anak seangkatan jadi pada liat lo."

Dabin terdiam. Pandangannya terfokus pada kotak susu pemberian Seonho pagi ini. Masih ada setengahnya. Belum ia minum habis.

Jinsol mengikuti arah pandang Dabin dan ia kembali melihat gadis di depannya itu.

"Mending lo minta maaf sama dia."

"Gak."

"Batu."

Dabin mengaku dia salah. Tapi, gadis itu enggan untuk meminta maaf. Untuk apa? Ia tau walaupun tadi itu keterlaluan tapi setidaknya Seonho pantas untuk mendapatkannya karena cowok tinggi yang suka makan itu emang udah ngeselin banget menurut Dabin.

"Pasti dia hancur banget ditolak mentah-mentah sama cewek impiannya."

"Diem ya lo, Jinsol."

"Gak mau. Oh ya, tadi Guanlin juga liatin lo."

Dan detik itu juga, Dabin ngerasa perlu pindah planet.

Persen (+ yoo seonho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang