Two

340 58 7
                                    

Luka lebam di lengan gadis itu mulai membaik karena serbuk aslan yang Adeline berikan. Ia mulai membuka matanya perlahan. Pandangannya mulai menerawang ke seluruh sudut ruangan. Kepalanya masih sedikit pusing dan tubuhnya terasa sangat lemas.

"Arghh.." erangnya saat ia menyentuh luka lebam ditanganya.

Pintu ruangan terbuka, menampakaan sosok Matt dan Edward di belakangnya. Matt mendekati gadis itu, membuat gadis itu sedikit takut. 

"Siapa namamu?" tanya Matt saat sudah berada di samping gadis itu, suaranya terdengar sangat tajam dan dingin.

Gadis itu tak bergeming sedikitpun, ia masih saja menatap mata keemasan Matt. "Apa kau bisa bicara?" tanya Matt.

"Hei Edward, bantu aku!" ucap Matt.

"Ck, aku tak tahu bagaimana cara berbicara pada seorang gadis." ujar Edward.

Matt mulai menjauh, diikuti oleh Edward. Hanya lima langkah dari posisi sebelumnya. "Buatlah ia berbicara!" ucap Matt setengah berbisik.

Ia tak akan mau menggunakan ilmu vampire nya. Bukan karena lemah, tapi ia tak mau menjadi lelaki instan yang hanya mengandalkan kekuatan nya. Jika tidak terlalu dibutuhkan, ia tidak akan menggunakannya.

"Ah, aku pun tak tahu bagaimana ber bicara dengannya." ucap Edward.

"Hei, kau sama sepertinya Edward! Kalian sama sama berasal dari dunia manusia bukan? Bedanya kau telah ku ubah menjadi vampire. Tidak, lebih tepatnya vampire bodoh yang menyebalkan!" ucap Matt panjang lebar.

"Ck, kau ini... aku akan mencobanya. Tapi aku tidak janji kalau ia akan berbicara." ucap Edward lalu mendekati gadis itu.

"Hei, bolehkah aku bertanya pada mu?" tanya Edward hati hati dan suara nya menjadi sangat lembut.

"Eh, ahh.. tentu." ucap gadis itu.

"Siapa namamu?" 

"Flo, Floen Maghinton," jawab gadis itu sedikit ragu.

"Ehmm.. nama yang sangat bagus untuk gadis cantik sepertimu." ucap Edward diselingi dengan senyumannya.

Matt melirik Edward dengan tatapan memohon. Alis Edward bertaut, dan Matt menggunakan ilmu vampire nya kali ini. Tapi tolong, jangan cap ia sebagai lelaki instan yang hanya mengandalkan kekuatan! Ia akan berbicara pada Edward menggunakan pikiran, jadi otomatis gadis itu tidak akan mengetahuinya.

'Tanya lebih dalam pada gadis itu!'

'Ck, aku akan menanyakan apa lagi pada gadis itu?'

'Tidak usah, ajaklah ia berkenalan denganku!'

'Ah apa kau gila?'

'Cepatlah, atau dua taringmu itu akan ku patahkan!'

'Ck, aku akan mengajaknya. Dasar vampire payah.'

'Kau berbicara apa?!'

'Tidak. aku akan mengajak gadis itu berkenalan denganmu, vampire payah.'

Matt dan Edward kembali membuka matanya, menyudahi perbincangan mereka. Matt mengalah, membiarkan Edward meledeknya kali ini. Ingat, hanya kali ini saja! Sejak tadi Flo hanya melihat mereka dengan wajah bingung.

"Flo, aku akan mengenalkan pria yang disampingku ini." ucap Edward.

"Emm, aku akan memperkenalkan diriku terlebih dahulu padanya" ucap Flo.

"Aku Flo, Floen Maghinton." ucap Flo sambil mengulurkan tangannya.

"Ehh, ahh.. apa? Oh ya, aku Matt!" ucap Matt sambil menerima uluran tangan gadis itu.

Matt tahu bahwa jika manusia berkenalan akan melakukan hal seperti itu, Matt juga pernah melakukannya dengan para rekan bisnisnya di dunia manusia. Bukan hal yang tabu untuk spesies vampire seperi Matt untuk melakukan hal tersebut.

"Dia tampak begitu lucu." ucap Flo membuat Edward tertawa terbahak bahak. Sedangkan Matt hanya diam, berpura pura tak mendengar ucapan gadis itu barusan.

Edward menarik Matt keluar. "Aku ingin mendapatkan imbalan." ucap Edward ketika sudah berada di depan kamar Flo.

"Baik. kau ingin apa?" tanya Matt.

"Hari libur?!"

***

To be continue...

Waston CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang