Five

319 55 17
                                    

Flo tengah menyisir rambutnya yang masih basah, ia baru saja dari mandi. Ia diberitahu oleh Jess tadi. Bajunya sudah berganti menjadi dress putih dengan luaran berwarna pastel sebagai penghangat. Yap, Flo merasa sedikit kedinginan dikastil ini.

Ternyata di kamar Flo ada lemari yang lengkap dengan pakaiannya dan kamar mandi. Hanya saja Flo baru menyadarinya saat Jess memberitahu nya saat berbincang tadi.

Flo keluar dari kamarnya, rambutnya juga sudah kering sejak tadi. Ia ingin berjalan-jalan, jadi ia berinisiatif untuk memakai syal yang ada di lemarinya.

Ia meminta Jess untuk menemaninya berjalan-jalan di sekitar kastil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia meminta Jess untuk menemaninya berjalan-jalan di sekitar kastil. Flo sudah mengenal Matt selangkah lebih jauh, walaupun itu hanya dari cerita Jess saja. Sedikit demi sedikit ia mengetahui karakter seorang Matt Barnave.

***

Edward dan Matt sedang berada di luar kastil, mereka sedang berkumpul dengan vampire-vampire lainnya.

Keempat vampire itu sedang asik tertawa-tawa dengan lelucon yang mereka buat. Sedangkan seorang nya lagi sedang diam dan membungkam mulutnya rapat-rapat, tanda ia tak ingin berbicara sedikitpun.

Matt hanya duduk dan bersender di bawah pohon, sedangkan keempat vampire lainnya sudah tidur dengan posisi berhadap-hadapan.

Matt melihatnya, Flo sedang berjalan di tengah dinginnya salju sambil melemparkan gumpalan-gumpalan salju yang ia buat ke tubuh Jess. Dua orang itu terlihat sangat akur dan dekat tentunya.

"Aku akan pergi sebentar" ucap Matt sambil berdiri dari duduknya.

"Matt, mau kemana kau? " tanya Edward dan diangguki oleh ketiga vampire lainnya.

"Hanya sebentar, aku akan balik lagi nanti" ucap Matt lalu berlalu.

Matt berjalan ke arah dua gadis itu berada. Ia ingin menghampiri kedua gadis itu.

"Matt? " ucap Flo.

"Apa yang kau lakukan disini ? " tanya Jess yang berada di sebelah kanan Flo.

"Jess sebaiknya kalian berdua segera masuk. Terutama Flo, syal saja belum cukup untuk menstabilkan suhu tubuhmu. Segeralah masuk" ucap Matt yang tatapannya perlahan berubah sendu. Hatinya tiba-tiba menghangat.

Flo yang menyadari hal itupun segera menyuruh Jess untuk masuk duluan, mungkin ia akan berbicara dengan Matt sehabis itu.

"Ada apa? " tanya Flo lembut.

"Tidak, aku hanya menyuruhmu masuk tadi" ucap Matt. Suaranya membuat semua orang mendengarnya akan terhanyut dengan suasana.

"Hei, kita adalah teman. Kau bebas menceritakan masalahmu padaku, dan aku akan mendengarkannya" ucap Flo. Suaranya begitu sangat meyakinkan.

Matt ingin bercerita, tapi ia masih ragu dengan gadis di depannya ini. Haruskah ia mempercayanya?

"Aku tak apa" ucap Matt berbohong.

"Kau berbohong padaku? " tanya Flo lembut.

"Tidak" jawab Matt.

"Mungkin aku masih memiliki banyak waktu untuk mendengarkan semua ceritamu di lain waktu" ucap Flo.

Segelintir keraguan Matt hilang. Tak ada lagi rasa ragu yang ia goreskan ke gadis itu. Tatapannya yang lembut dan suaranya yang sangat meyakinkan mampu meruntuhkan keraguan Matt.

Matt melihat bibir Flo yang berubah menjadi kebiru-biruan dan rambut yang sudah dipenuhi oleh salju segera mengambil tindakan.

Tak apa jika ia terkubur dalam salju sekalipun, suhu tubuhnya akan tetap sama. Tapi Flo adalah manusia, mana mungkin suhu tubuhnya tak berubah di tengah hamparan salju sedingin ini.

"Ikutlah denganku" ucap Matt yang diangguki oleh Flo.

***

Matt membawa Flo ke dalam kastil, lebih tepatnya kamar Flo. Ia rasa lebih mudah jika membawa Flo ke kamar nya.

"Ada apa? " tanya Flo lembut.

"Kau sama seperti adikku" perkataan itu tiba-tiba terlontar dari bibir Matt.

"Viola" lirih Matt dan sebuah bulir bening lolos dari pelupuk matanya.

Tatapannya begitu sendu, menggambarkan kerinduan yang begitu dalam pada adiknya.

Flo mendekati Matt, ia tahu apa yang dirasakan Matt sekarang. Ia juga pernah merasakan hal yang sama. Kehilangan orang yang disayang bukanlah hal yang mudah.

"Anggaplah aku sebagai adikmu, Viola" ucap Flo.

"Benar? " tanya Matt.

"Apa kau tak ingin pulang ke rumahmu? " tanya Matt.

Pertanyaann yang selama ini ia simpan lolos dari mulutnya. Tatapan Flo yang ceria dan meyakinkan hilang tergantikan oleh tatapan yang penuh amarah dan kebencian yang dalam.

Matt mengetahui perubahan Flo. Ia mendekati Flo, duduk di sebelah Flo.

"Kau bisa bercerita padaku, aku adalah kakakmu" ucap Matt.

Bulir bening jatuh di pipi mulus gadis itu. Ia tak kuat jika harus menceritakannya. Perasaannya bagai di hantam beribu-ribu besi. Sakit dan menyesakkan.

"Kau tahu? Saat kau menemukanku di bawah kolong meja? "

"Kau tahu apa yang terjadi pada kedua orang tuaku? Itu semua karena serigala sialan yang mencabik kedua orang tuaku, ketiga serigala itu memakan orang tuaku, mereka mengambilnya dariku. Aku benci itu, rasanya aku ingin mati di telan  bumi saja. Itu bukan hal yang mudah bagiku" ucap Flo diiringi air matanya yang mengalir begitu deras.

"Apa kau melihat mata serigala itu? " tanya Matt.

"Jelas saja aku melihatnya, aku menyaksikan nya di depan mataku" ucap Flo.

Matt merubah posisinya, ia berjongkok di hadapan Flo.

"Warna apa yang kau lihat? " tanya Matt.

"Hijau menyala" ucap Flo yakin.

"Lucas sialan" lirih Matt.

Emosi Matt memuncak, ternyata kaum werewolf telah memasuki dunia manusia. Ini melanggar perjanjian.

Apa perlu Matt menghabisi kaum warewolf sekarang? Apa kurang paham tentang perjanjian masa lalu yang dibuat saat pimpinan kaum peri lemah?

"Edward.. " teriak Matt memenuhi kamar Flo.

"Stt.. kecilkan suaramu Matt" ucap Flo.

"Kau adikku, aku akan melindungimu sampai tetes darah terakhirku" ucap Matt.

"Ada apa Mr? " tanya Edward.

Ya, edward akan memanggil Matt dengan sebutan 'Mr' jika dalam keadaan genting.

"Beritahukan pada semua pimpinan ras kota waston bahwa besok akan diadakan perkumpulan" ucap Matt yakin.

"Siapkan buku perjanjian semua kaum dan tambahkan pengaman pada semua senjata yang kita punya, pergilah sekarang dan jangan lupa meminta ramuan sihir yang kuat pada Ameline" jelas Matt panjang lebar.

"Apa besok kita akan bertempur Mr? " tanya Edward serius, tak biasanya Matt menyuruhnya melakukan hal ini.

"Jika harus maka aku akan menjawab siap" jawab Matt yakin.

***

To be continue...

Waston CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang