Punishment

131 13 0
                                    


     Emosi Xena kontan naik saat Ali muncul dari pintu, terlihat dari tatapan tajam nya mengawasi setiap gerak gerik Ali, Irsyad yang duduk disampingnya hanya diam dan bertugas menjadi saksi saja.

Brakkkkk!!!

"Ini sudah ketiga kalinya!!" kepala sekolah berteriak disertai gebrakan meja yang keras.

"Dan kali ini sudah ada korban jiwa!  Apa kalian tidak malu?!! Kalian ini sudah kelas 3 semester akhir!!, bisa tidak sih tidak bikin ulah?!! Toh juga menghitung bulan kalian akan minggat dari sini!!" lanjutnya dengan wejangan yang tegas. Terlihat kilatan sangat marah dimata kepala sekolah itu. Masalahnya Ali dan Zian sama2 bukan nya berubah tapi malah tambah bertingkah.

"Saya pengen ngabisin curut so berkuasa ini pak!" Ali menatap Zian dengan tatapan jijik.

"Yang ada gue yang abisin lo duluan njing!" Zian menimpali dengan nada sarkatis.

Sang kepala sekolah berdiri dari singgasana nya berdiri marad mengitari Zian dan Ali dengan perlahan.

Brakk!

Brakk!

"Siapa yang ngajarin kalian jadi pembunuh disini?!!, kalian itu punya otak ga sih?!, ini itu sekolah bukan tempat belagu2an gajelas! Orangtua kalian tuh bayar disini buat nyekolah bukan ngelakuin kekonyolan kayagini.... Geng kalian gaakan nolongin disaat kalian UN atau kelulusan! Gaakan!! Yang ngeluarin ijazah, dan segala macem itu kamii!! Geng kalian gaakan bisa nyiptain itu! Ngerti?! " suara kepala sekolah kini sjdah tidak bisa dibilang hanya tegas saja tapi kini sudah terhitung kalap.

Ali dan Zian menunduk, sedikit dari otak mereka bekerja, mungkin benar juga kata si Kepsek ini. Tiba2 Echa datang tergesa2 bahkan ia tak mengetuk pintu atau pun permisi membuat seisi ruangan yang tegang itu terpusat padanya.l

"Pak kepsek!! Prilly pendarahan, idungnya Patah, bukan kapasitas kami lagi pak!" Ujar Echa dengan nafas terengah2

"Lohh...?? Bukan nya kamu ini PMR Cha?! Apa gunanya PMR disekolah kalo menangani cedera aja gabisa?!" akhirnya juga si echa ikut mena imbasnya. Dimarahin Kepsek.

"Pak PMR bukan dokter! Apa daya UKS yang pralatan nya dibawah standar!" sindir Echa, karena memang UKS mereka butuh barang baru

"Kali ini, saya kasih kalian hukuman, kedua geng kalian harus bersihin semua ruangan satu sekolah, kalian harus pel lantai, nyapu, rapiin bangku, ngurutin abjad buku di perpus, mencuci karpet mushola, sapuin daun2 kering di lapangan, bereskan ruang olahraga, dan tata gudang! lakukan itu selama seminggu penuh! Bahkan pada hari minggu!" tukas sang kepsek penuh penekanan.

Ali dan Zian saling pandang... Itu sama saja mereka menyambi jadi penjaga sekolah!

Ali:
Damn!, That is shit Very2 Shit!

Zian:
Fuck you headmaster really hate you!

Mereka saling mencibir didalam hati masing masing, kecuali Xena terlihat senyum puas di bibir nya lirikan matanya sungguh mencerminkan kepuasan pada hukuman Ali dan Zian.

"Dan pada Xena, saya berterima kasih sebesar2 nya karena kamu tanpa ragu menyeret salah2 satu dari mereka tanpa takut" senyum pria paruh baya itu pada Xena.

"Sama sama pak!"

Echa menatap Ali dengan senyum meledek, membuat Ali memutar bola mata malas.

"Echa?! Kenapa kamu senyum2? Kamu fikir kamu gaakan ikut dapet hukuman?! Kamu juga ikut dapat hukuman!" sang kepala sekolah lagi lagi menciptakan ketegangan. Kontan mata Echa terbelalak

"Apa?! Saya kan ga ikut ikutan pak!, lagian saya berattitude baik karena saya nolongin Prilly!" Sanggah nya.

"Pertama, kamu itu anggota geng nya Ali dan parah nya kamu wakil ketuanya! Kedua, nolongin Prilly itu kewajiban kamh sebagai PMR! Jadi jangan jadiin itu sebagai alasan!"

Echa masuk dan ikut duduk didepan kepala sekolah, dirinya tidak terima atas hukuman yang divoniskan padanya, hanya karena Si Ali dan Si Zian lagi2 bikin onar!. Bahkan tangan nya tidak kotor sekalipun.

"Pak pertama, saya ga ikut ikutan berantem dan gatau masalah nya apa!. kedua, bapak jangan lupa saya juga ketua PMR sekolah!" tatapan Echa menusuk tajam. Kepala sekolah seolah tak ada ketakutan sama sekali atas pembantahan nya.

"Saya tidak ingin mendengar Alasan apapun! Bukan nya motto geng kalian itu Solid sesama teman kan?, sekarang rasakan saja hukuman nya, rasakan seperti kalian tanpa ragu bebas melanggar peraturan sekolah!"

Echa menahan emosi yang menggebu2 dari dirinya, Echa memang terkenal orang paling santai di geng, Ia tak pernah ikut dalam perkelahian mana pun, ia selalu dijuluki si medis di geng nya dan juga dedikasinya sebagai PMR juga besar berkali kali ia mengharumkan nama sekolah lewat juara kompetisi PMR nasional. Walaupun orang mencapnya ikut nakal karena Anak geng.

Karena itulah resikonya...

Echa keluar dari ruangan tanpa permisi, Ali faham Echa sedang emosi ia hanya butuh waktu untuk sendiri dan menenangkan fikiran nya.

Zian hanya diam ia cukup tenang tau teman2 nya taakan pernah membantah perintahnya.

To Be Continued

~Stay~

****
Holaaa Readers! Part ini kaga ada neng Prilly nya, next part lebih banyak neng Prillynya oke! Keep vomment! Tenang cerita inu belom nge gas,masih belum nemu yang rame? Surpraise nya ada ditengah2 cerita ini. Oke!!

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang