Butterfly (Kim Yongguk)

Bagian Empat

Satu setengah jam kemudian Pak Kim mengumumkan bahwa waktu pengerjaan ujian sudah habis.

Tadi malam aku tak sengaja tertidur dan baru belajar jam lima pagi, akibatnya ada beberapa bagian yang belum kupelajari. Untungnya, Sihyun lumayan juga. Ia hafal semua cara kerja dan bisa menjawab semua pertanyaan dari hasil analisis kami. Overall, bisa dibilang dalam ujian kali ini, kami pasti dapat A.

"Jangan lupa untuk mengumpulkan laporan praktek Farmakologi kemarin. Tinggalkan saja di meja masing-masing, setelah itu kalian boleh keluar dari ruangan."

Setelah Eunji membereskan meja praktek miliknya, aku keluar bersama dengannya dan Sihyun. Selanjutnya, aku dan Sihyun memutuskan untuk ke kantin bersama. Sayang Eunji tidak bisa ikut bersama kami, ia mengalami kram di perutnya sejak tadi pagi. Yah, kalian tahulah, masalah wanita.

"Ia bilang bahwa kau tampan? Serius?" Aku kembali tertawa. "Apa tidak ada kata-kata lain selain 'Kau terlihat tampan.'!?"

"Serius! Bukan main canggungnya kami berdua setelah itu," jawab Sihyun seraya menyeruput teh kotaknya. "Setelah kami berdua menjadi sangat akrab, aku bertanya padanya mengapa ia mengatakan aku tampan ketika kami berkenalan."

"Dan?"

"Ia bilang: 'Tidak tahu. Aku menyesal setelah aku bilang begitu padamu.'"

Kami berdua terkikik geli.

Entah mengapa rasanya segala sesuatu tentang Yongguk itu menarik untuk dibicarakan.

"Tapi, satu hal yang kau harus tahu," katanya. Kini raut wajah Sihyun berubah serius.

Aku menaikkan satu alisku. "Apa?"

"Yongguk itu sangat berbakat, Jihae. Ia punya passion yang kuat terhadap musik, terutama menyanyi. Mungkin ia memang bukan mahasiswa yang selalu diunggul-unggulkan di jurusannya atau di klub musik..." jeda Sihyun.

Ia kemudian tersenyum, seolah senang melihatku penasaran.

"Tapi, ia selalu berhasil memberikan yang terbaik. Yongguk yang biasa kau lihat amat jauh berbeda dengan Yongguk ketika berada di panggung. Ia sering tampil saat festival universitas."

Benarkah? Orang seperti dia?

"Yongguk juga sangat mahir dalam dance. Kau tahu, seperti grup-grup K-POP yang sedang tenar itu, loh. Aku sering melihatnya berlatih bersama beberapa temannya dalam klub musik."

Tidak disangka. Kukira ia adalah tipe mahasiswa yang pasif, atau setidaknya hanya tampil sebagai pemain instrumen di orkestra.

"Jadi ingin melihatnya ketika di atas panggung..." kataku sambil meletakkan dagu di atas satu tangan.

"Oh, kau tidak melihatnya tahun lalu? Yongguk dan tiga mahasiswa lainnya dari Jurusan Musik tampil sebagai vocal group, membawakan lagu If It Is You milik Jung Seung Hwan."

"Tidak. Tahun lalu aku bagian dari panitia lomba akademik dan tugasku di dalam kelas-kelas. Aku tidak punya kesempatan untuk melihat acara seni di lapangan."

"Bagaimana dengan tahun ini?"

Aku menggeleng. "Eunji dan aku sama-sama telat mendaftar sebagai panitia."

Sihyun menjentikkan jarinya tepat di depan wajahku. "Kalau begitu ini kesempatanmu. Sabtu depan festival, 'kan? Datanglah ke lapangan untuk melihat Yongguk."

Kurasa, Yongguk benar-benar beruntung punya teman seperti Sihyun yang sangat mendukung bakatnya. Di mata Sihyun, aku dapat melihat keyakinan dan rasa bangganya.

"Lagu apa yang akan ia bawakan?"

Senyum Sihyun lebih lebar dari sebelumnya, bahkan aku dapat melihat giginya. "Penasaran, Moon Jihae? Tapi sayangnya, jawabanku adalah ra-ha-si-a." Ia mengeja kata rahasia, membuatku mendesis kesal.

Sihyun tertawa. "Clue-nya adalah sesuatu yang berhubungan dengan latihan dance yang kusebutkan tadi. Yongguk juga akan menyanyi, kok."

"Oh, seperti meng-cover?"

"Kau akan menemukan jawabannya Sabtu depan. Pokoknya aku yakin ia tidak akan mengecewakan," balasnya sambil mengambil dompet dari sakunya dan berdiri. "Nah, sekarang saatnya memesan makanan."

Setelah kami berdua makan, aku dan Sihyun berpisah karena ia ada janji bermain Overwatch bersama Yongguk. Sementara aku harus memastikan kalau Eunji baik-baik saja di kamarnya.

***

Sesungguhnya aku ingin mengutuk diriku sendiri yang tiba-tiba berbisik kepada Eunji di tengah pelajaran Biomolekuler dua hari yang lalu.

Menanyakan apakah ia melihat penampilan Yongguk tahun lalu jelas bukanlah ide yang bagus, karena setelah itu Eunji tersenyum menyeringai. Menuduhku berbagai macam hal yang jelas-jelas aku bantah.

"Wah, aku lihat kau mulai tertarik dengan Si Rubah itu."

"Tidak."

"Kau... jatuh cinta, ya?"

"Tidak. Hanya penasaran saja."

"Moon Jihae ternyata tipenya yang seperti itu..."

"Apa, sih!?"

Sumpah. Aku tidak mau membahas Yongguk lagi dengannya setelah itu.

Namun, betapa pun aku menyangkal, aku tak bisa lari dari kenyataan bahwa aku menunggu hari Sabtu datang. Entah apa yang membuatku menunggu. Mungkin rasa penasaranku tentang Yongguk terlalu besar. Melihat sosoknya yang jarang tersenyum, selalu berwajah "-_-" ketika kau temui di mana pun, bukankah aneh bila ia tiba-tiba menari ala-ala boyband?

Lamunanku kemudian terhenti saat aku melintasi papan pengumuman di dekat Gedung Rektorat. Di papan tersebut, terpampang dua kertas berwarna hijau. Tertulis di sana, "Daftar Pengisi Acara Festival".

Mataku langsung menganalisis satu per satu nama, kucari nama orang itu di daftar tersebut.

"Kim Yongguk... Tidak ada?" Aku bergumam pelan.

Satu kali lagi aku mencari, kali ini lebih hati-hati. Namun, hasilnya tetap nihil.

"Katanya Sihyun ia akan tampil. Tapi mengapa namanya tidak ada di sini?" gerutuku.

Aku sudah bersiap meninggalkan papan pengumuman itu. Tapi, satu suara yang kukenal menahan niatku, membuatku terpaku.

"Itu karena nama yang tercantum di daftar itu bukan Kim Yongguk."

Segera aku membalikkan tubuhku, berhadapan dengan seseorang berpakaian serba hitam dengan raut wajah datarnya.

Orang itu.

Maksudnya, Yongguk.

Sial. Jangan bilang kalau ia tahu kalau aku mencari namanya.

"Kau mengagetkanku. Sejak kapan kau di sini?"

Alih-alih menjawabku. Ia malah mengangkat jari telunjuknya, menunjuk satu nama di salah satu kertas hijau.

Aku membacanya.

'32. JIN LONGGUO'

Dahiku berkerut. "Siapa?"

Ia menatapku. Tersenyum.

"... Aku."